Mobil yang membawa Eizer baru saja memasuki halaman rumahnya hingga berhenti tepat di depan tiga pelayan yang berdiri untuk menyambut kedatangannya. Seorang sopir membukakan pintu mobil dan menutupnya kembali setelah Eizer keluar dan berjalan ke arah Sally yang di belakangnya terdapat dua pelayan lagi.
"Selamat datang di rumah, Tuan," ucap Sally diikuti dua pelayan lainnya.
Eizer hanya mengangguk dan tanpa mengatakan apa pun berjalan menaiki tangga. Sally yang melihatnya hanya menghela napas pelan, dia sudah biasa disuguhi sikap Eizer yang seperti itu.
"Siapkan makanan untuk Tuan!" pinta Sally kepada dua pelayan yang saat ini mengangguk dan segera pergi dari sana.
Sedangkan di lantai paling atas, tepatnya di ruangan pribadi Eizer, saat ini dia berada di kamarnya. Dia membuka jendela kamarnya dan melihat ke arah luar.
"Elena," ucapnya pelan ketika teringat kepada Elena. Apakah gadis itu sudah kembali ke rumahnya atau belum, Eizer hampir melupakannya. "Itu dia," sambungnya lagi ketika melihat Elena berjalan ke arah kebun bunga bersama dengan Rose dan Aran. Dari kejauhan saja Eizer masih bisa melihat Elena membawa gembor.
Secara perlahan matahari sore kala itu mulai meredup, menyisakan langit yang berwarna jingga dengan burung-burung migrasi yang berterbangan, siap kembali kepada tempatnya. Eizer yang masih berdiri di dekat jendela secara perlahan berjalan ke arah meja. Dia meraih telpon rumah untuk menghubungi Sally di bawah sana.
"Aku ingin mengganti bunga di lantai empat. Tolong minta penata bunga untuk menggantinya!" pintanya kepada Sally saat sambungan teleponnya sudah terhubung. Setelah itu Eizer kembali meletakkan telepon. Dia mendudukkan dirinya di atas kasur. Dia akan menunggu kedatangan Elena.
Sedangkan Elena yang mendapat pemberitahuan dari Sally selalu saja merasa awas jika itu hal yang bersangkutan dengan Eizer. Tetapi dia tidak bisa membantah dan saat ini harus pergi ke lantai paling atas untuk mengganti bunga.
"Elena, setelah selesai mengganti bunga bisakah kau mengatakan kepada Tuan jika makanan sudah siap? Saya begitu khawatir karena sedari tadi Tuan belum juga turun," ucap Sally.
"Tentu saja, Nyonya. Saya akan mengatakannya nanti," jawab Elena.
"Terimkasih, Elena. Sekarang segeralah pergi karena Tuan tidak suka menunggu terlalu lama." Sally berucap dengan sedikit tersenyum kecil.
Elena mengiyakan dan segera pergi meninggalkan Sally. Dia sudah membawa dua keranjang bunga dan berjalan menaiki tangga luar yang terhubung langsung ke arah lantai empat.
Tidak membutuhkan waktu lama Elena sudah sampai di sana. Hal pertama yang dilakukannya adalah mengetuk pintu kaca ruangan Eizer, sehingga tak lama pintu itu terbuka dengan memperlihatkan Eizer yang saat ini berdiri menjulang di depannya.
"Masuklah!" perintah Eizer.
Elena masuk dan berjalan ke arah meja untuk meletakan keranjang bunganya, sedangkan Eizer menutup kembali pintunya.
"Tuan, bunga mana yang harus saya ganti?" tanya Elena. Dia melihat sekeliling di mana vas bunga terletak. Namun, dia meyakini bahwa bunga-bunga yang ada di sana masih sangatlah terlihat bagus untuk diganti.
"Di dalam kamar," jawab Eizer. Dia membuka pintu kamarnya dan masuk, membiarkan pintunya terbuka.
Elena mengigit bibirnya sekilas dengan melihat ke arah pintu kamar Eizer yang terbuka. Dia benar-benar harus masuk lagi kedalam kamar itu.
Eizer mendudukkan dirinya di kursi dekat dengan jendela. Dia melihat ke arah Elena yang masuk ke dalam kamarnya dengan membawa dua keranjang bunga dan terlihat meletakkannya di atas meja. Rok dan baju yang dikenakan Elena terlihat bernoda oleh tanah, dahinya juga tak luput dari tanah yang saat ini di anggapnya sialan karena berani bersarang di sana. Rambut cokelat Elena diikat kuda dan anak rambutnya berceceran di sekitar dahinya. Harusnya dirinya merasa tak nyaman melihat Elena yang masuk kedalam kamarnya dengan keadaan seperti itu. Namun, itu sepertinya terlihat cukup lucu di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troubled Man(END)
RomanceEizer Sebastian, seorang pria yang hampir memilki segala kesempurnaan dalam hidupnya secara perlahan menjadi pria yang bermasalah ketika keinginan dalam dirinya meracuni otaknya. Dia menginginkan seorang gadis yang datang kerumahnya untuk menggantik...