Jarak tidak bisa memisahkan Eizer dengan segudang pekerjaannya. Walaupun dia kini tidak berada di kantor perusahaannya, tetapi ketika kantor perusahaannya benar-benar membutuhkan dirinya Eizer harus siap siaga. Berkomunikasi dengan para karyawannya maupun para klien dan koleganya lewat gadget, alat komunikasi. Perangkat elektronik kecil dengan fungsi khusus yang terus berubah mengikuti perkembangan teknologi.
Saat ini Eizer baru saja merebahkan tubuhnya di sofa. Dia memijat dahinya ketika rasa pusing menerpa kepalanya, Sedangkan pekerjaannya masih sangatlah banyak, hanya sebagiannya saja yang baru dia selesaikan.
Bobby masih terlihat berkutat di depan laptopnya dengan Jari-jarinya yang terus menari-nari seiring dengan suara keyboard.
"Istirahatlah, Bobby!" perintah Eizer. Setelahnya dia memejamkan matanya, mencoba menahan rasa pegal di matanya.
"Saya sudah beristirahat, Tuan. Silahkan Tuan beristirahat dengan tenang. Untuk yang ini saya bisa menanganinya," ucap. Bobby. Dia melihat ke arah Eizer dan setelahnya kembali ke layar yang ada di depannya.
Eizer mengangguk dengan masih memejamkan matanya. Rasa lelah benar-benar dirasakannya saat ini. Sudah tiga hari dirinya disibukkan dengan pekerjaan. Selalu berusaha profesional dalam keadaan apa pun, tak membuat urusan pribadinya ikut adil dalam urusan pekerjaannya. Dan pada sore harinya Eizer selalu pergi ke rumah Elena, berniat bertemu dengan Elena, akan tetapi Moana tak pernah mengijinkannya. Bahkan, Elena tak pernah memperlihatkan dirinya lagi kepadanya, membuatnya harus pulang tanpa menghasilkan apa pun.
"Akhirnya..." ucap Bobby terdengar lega. Dia menutup laptopnya dan mendorong kursi ke belakang lalu berjalan ke arah Eizer, menghempaskan tubuhnya di sofa dengan menghembuskan napasnya penuh kelegaan.
"Apakah hari ini Tuan tidak akan pergi lagi?" tanya Bobby. Dia menoleh ke arah Eizer yang masih asik memejamkan matanya.
"Aku akan pergi besok setelah melihat bangunan," jawab Eizer.
"Tuan, Anda menginginkan saran dari saya, tidak?" tanya Bobby, sehingga Eizer mulai membuka matanya dan melihat ke arahnya.
"Saran, memangnya kau punya saran untuk hal seperti ini?" tanya Eizer terdengar tak percaya.
Wajah Bobby seketika mendatar. Tuannya itu selalu meremehkan dirinya jika bersangkutan dengan hal yang berbau asmara.
"Tuan, saya akan mengaku. Sebenarnya saya pernah memiliki seorang kekasih, tetapi dia memutuskan hubungan kami. Dia meninggalkan saya karena saya pada waktu itu sangatlah miskin," ucap Bobby.
Eizer seketika menoleh ke arah Bobby dan tertawa setelahnya. Bagaimana bisa Bobby mengalami kisah asmara seperti itu. Sungguh menyedihkan.
"Jangan tertawa Tuan! Saya akan memberikan Anda saran untuk bisa meluluhkan hati Nona Elena," ucap Bobby lagi. Kali ini dia mendudukkan dirinya dengan benar.
Posisi Eizer masih sama seperti semula, tetapi matanya kini terbuka dan melihat ke arah Bobby.
"Nona Elena saat ini sedang kecewa kepada Tuan_"
"Tetapi itu bukan salahku, Bobby. Elena tidak memberikan ksempatan kepadaku untuk menjelaskan apa yang sebenarnya waktu itu terjadi sehingga aku memukul pria silalah itu!" ucap Eizer menyela ucapan Bobby.
"Untuk itu, Tuan. Akan lebih baik jika Anda membiarkan Nona Elena untuk sendiri dulu. Biarkan dia tenang dulu, dan setelahnya Tuan kembali menemuinya dan menjelaskan semuanya. Saya yakin Nona Elena pada akhirnya mau bertemu dengan Anda.
"Ini sudah tiga hari, tetapi Elena tidak sama sekali mau menemuiku, Bobby. Aku tidak bisa bersabar, aku ingin bertemu dengannya!" balas Eizer dengan kesal. Saran dari Bobby benar-benar membuatnya kesal. Sampai kapan dia akan terus begitu, apakah sampai pria yang ada di rumah Elena itu merebut Elena darinya dengan membisik-bisikan hal-hal yang tidak-tidak dari mulutnya itu kepada Elena. Eizer benar-benar tak bisa membayangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troubled Man(END)
RomanceEizer Sebastian, seorang pria yang hampir memilki segala kesempurnaan dalam hidupnya secara perlahan menjadi pria yang bermasalah ketika keinginan dalam dirinya meracuni otaknya. Dia menginginkan seorang gadis yang datang kerumahnya untuk menggantik...