Tanda-tanda musim semi akan segera datang sudah terlihat Ketika sumbu bumi mulai miring ke arah matahari, hari-hari mulai bertambah panjang, dan salju mulai mencair. Suhu udara mulai menghangat, sehingga tumbuhan mulai aktif kembali.
Di dalam kamar Elena membaringkan tubuhnya dengan terlentang. Dia menghela napasnya ketika rasa lelah lebih sering dia alami sejak perutnya semakin membesar. Sejak seminggu kepergian Eizer Elena juga lebih sering keluar pada siang hari. Terkadang dia pergi membantu ibunya untuk mengemas hasil panen di kebun Halburt, dan sisanya dia hanya bermain dengan dombanya.
Ponsel yang diberikan Eizer kepada Elena hampir tak pernah diam. Bunyi pesan masuk dan panggilan sering sekali terdengar, dan terkadang itu membuat Elena gemas sendiri. Eizer selalu menghubunginya hampir di setiap menit. Menanyakan dia pergi ke mana, makan apa, hingga hal-hal lainnya. Namun, di balik itu semua, ada rasa senang di hati Elena saat dia mendaptkan perhatian seperti itu dari Eizer. Elena menyukainya dan kemungkinan dia sangatlah menyukainya.
Seperti saat ini Elena baru saja mengakhiri kirim pesan bersama Eizer setelah Eizer terus menghubunginya dan mengomel dikarenkan dia tidak menerima pesannya dan teleponnya.
"Musim semi akan segera tiba dan dia akan segera kembali ke sini. Kau juga akan segera lahir," ucap Elena mengusap perutnya dengan gerakan pelan, sedangkan bibirnya tersenyum dengan lembut.
Elena mulai memiringkan tubuhnya dan melihat ke arah jendela. Dia menikmati pemandangan di luar di mana matahari menyorot ke arah sungai dan burung-burung berterbangan. Namun, tak lama Moana memanggilnya, mengajaknya untuk segera pergi ke rumah Halburt. Dia segera bersiap dan setelah itu keluar dari kamar, menghampiri Moana yang sudah menunggunya.
**
Pukul dua siang Eizer baru saja menyelesaikan makan siangnya. Dia terbawa suasana hati yang membuncah senang setelah saling berkirim pesan dengan Elena, sehingga makan siangnya tertunda.
Gumpalan asap tembakau Eizer tiup hingga menghilang, menyisakan aromanya yang masih tertunda. Tubuhnya bersandar di kursi kebesarannya, berputar-putar dengan mata yang terus memperhatikan ponselnya, melihat pesan terkahir Elena.
Eizer merasa kesal kepada Elena yang tidak membalas pesannya, bahkan tidak menerima teleponnya. Dan tentu saja itu dikarenakan Elena tengah sibuk mengurus domba-dombanya. Sehingga terkadang Eizer merasa bahwa perkataan Bobby memang ada benarnya, bahwa Elena lebih menyukai domba-dombanya daripada dirinya. Namun, dipesan terakhir yang Elena kirimkan kepadanya, kali ini membuat dirinya begitu senang ketika Elena mengatakan bahwa dia akan menunggu dirinya menghubunginya di malam hari.
Sedangkan Bobby baru saja terlihat masuk ke dalam ruangan Eizer dengan membawa setumpuk dokumen. Dia menaruhnya tepat di meja kerja Eizer dan setelah itu memundurkan sedikit tubuhnya.
"Tuan, apakah Anda akan menerima undangan untuk malam ini?" tanya Bobby.
"Ya, sepertinya kali ini aku harus menerimanya. Dari banyaknya perusahaan yang menjalin kerja sama dengan kita, hanya pemilik perusahaan ini yang tetap bertahan di saat berita tentangku meletus. Dia sangat profesional dalam berbisnis. Aku menyukainya," ucap Eizer.
"Baiklah, Tuan. Saya mengerti," balas Bobby. Setelah itu dia berpamitan dan segera pergi dari ruangan Eizer.
Sedangkan Eizer saat ini hanya bisa menghela napasnya dengan kasar ketika harus memeriksa satu per satu dokumen yang sudah menumpuk di mejanya. Hari ini pekerjaannya benar-benar sangat banyak akibat kerugian yang kembali menyentuh perusahaannya. Penggelapan uang perusahaan yang jumlahnya tak sedikit telah dilakukan manajer keuangan, sehingga membuat kerugian besar untuk perusahaannya. Dia juga harus kehilangan Mitra bisnis, kesulitan untuk menarik pelanggan baru, dan tentu saja tunggakan pembayaran dari pemesanan palsu.
"Huh..., di saat seperti ini aku benar-benar membutuhkan pelukan dari Elena," gumam Eizer dengan menarik salah satu dokumen. Memeriksanya dengan malas.
*
Pukul tujuh malamnya Eizer dan Bobby sudah berada di acara ulang tahun pernikahan koleganya. Mereka tampil dengan memukau, sehingga banyak mata yang selalu terpesona kepada mereka berdua, terlebih kepada Eizer.
"Selamat atas bertambahnya usia pernikahan kalian, Tuan Coloda dan Nyonya Melody," ucap Eizer menyalami pemilik acara yang menyambutnya dengan sangat bak.
"Terimkasih banyak, Tuan Eizer," balas pemilik acara.
Mereka berbincang dengan hangat, dan setelah itu mereka dipersilahkan untuk duduk di kursi tamu yang sudah dipersiapkan. Berbagai hidangan sudah disediakan di atas meja, dan beberapa pelayan juga sudah disediakan di sana, berjaga-jaga jika para tamu menginginkan makanan lain.
"Kau seperti orang yang tidak sanggup membeli sepotong roti," ucap Eizer. Dia mengambil gelas berisi minuman dan meminumnya dengan pelan.
Para wanita yang datang ke sana bersama pasangan mereka mengalihkan matanya kepada Eizer. Bisik-bisik mengangumi terdengar, tetapi ada pula bisikannya yang mengarah ke hal lain. Dan tentu saja itu skandal Eizer yang pernah berselingkuh termasuk mantan istrinya yang ternyata juga menyelingkuhinya. Dan pada dasarnya semua yang telah terjadi tidak akan pernah mereka lupakan begitu saja. Begitulah Jejak digital, begitu kuat. Eizer akan tetap dikenal sebagai pria yang pernah berselingkuh, serta pria sempurna yang menjadi pria bermasalah.
"Ah, anak Tuan Colodan sangat cantik dan menggemaskan," gumam Bobby.
Eizer melihat ke arah di mana Bobby melihat, sehingga dia juga melihat anak koleganya itu yang masih kecil dan benar-benar cantik seperti yang dikatakan Bobby.
"Lebih mirip Tuan Colodan," ucap Eizer. "Apakah jika anakku perempuan akan lebih mirip denganku juga?" sambung Eizer bertanya-tanya.
"Itu berarti akan sangat bagus, Tuan," balas Bobby.
"Tetapi aku ingin anak perempuan yang mirip dengan Elena. Dia akan sangat cantik, terlebih jika mewarisi warna mata Elena," ucap Eizer lagi.
"Bagimana jika seorang anak laki-laki?" tanya Bobby.
"Biarkan dia mewarisi rupa kami berdua," balas Eizer. "Tetapi jika dia mewarisi seluruh wajahku maka dia akan sangat tampan, bukan?" sambung Eizer. Dia melemparkan senyumannya kepada Bobby yang pada saat itu melihatnya horor.
"Anda narsis, Tuan," balas Bobby.
"Bilang saja jika kau iri Bobby! Usiamu lebih tua dariku tetapi kau masih sendiri!" balas Eizer.
"Tuan! Saya bisa mendapatkan seorang kekasih, tetapi saya harus benar-benar melihat dulu apakah dia mau dengan saya dan mencintai saya dengan tulus. Lagi pula, jika saya berdampingan dengan Tuan, maka semua mata hanya tertuju kepada Tuan. Jadi sangat sulit mendapatkan kekasih!" ucap Bobby dengan kesal.
Sedangkan Eizer hanya bisa menahan tawanya saat mendengar ucapan Bobby.
Setelah itu mereka kembali melihat ke arah depan, di mana di sana sepasang suami istri tengah memotong kue, dan mereka terlihat sangat bahagia.
"Elena," gumam Eizer. Kedua sudut bibirnya tertarik, membentuk senyuman.
Bersambung.....
Ramaikan dan jangan lupa votenya, Teman-teman. 😁🥰
Buat yang kepo sama isi chatingan bapak domba dan ibu domba, kalian bisa lihat di akun instagram aku ya...😁
Salam sayang dari Liyah.🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
Troubled Man(END)
RomanceEizer Sebastian, seorang pria yang hampir memilki segala kesempurnaan dalam hidupnya secara perlahan menjadi pria yang bermasalah ketika keinginan dalam dirinya meracuni otaknya. Dia menginginkan seorang gadis yang datang kerumahnya untuk menggantik...