Last Bonbab

3.1K 197 38
                                    

Sedikit mengandung adegan peperangan🔥 Dimohon untuk yang belum cukup umur skip! Silahkan nonton cocomelon saja.🙂

Happy Reading.... 😘😘

*****

Malam kian larut, kumpulan awan hitam menjatuhkan bulir-bulir bening hingga membasahi bumi, menjadikan dia sebagai teman dalam perannya kali ini. Angin berhembus kencang, menerpa dedaunan dan dahan. Suara burung malam yang biasa terdengar kini tak terdengar lagi, menyisakan suara lain yang tertelan oleh suara hujan.

Cahaya temaram dari lampu tidur samar-samar menyorot keadaan di dalam kamar. Sprei terlihat kusut, baju-baju berserakan di lantai, dan vas bunga terjatuh, pecah, menyisakan bunganya yang tergeletak mengenaskan.

"Mmhh... Tu-tunggu sebentar...." lirih Elena, mendorong dada Eizer.

"Mengapa? Ini baru masuk, Sayang!" Eizer menggeram, berusaha menormalkan pikirannya yang sudah dikuasai oleh hasratnya yang ingin segera merasakan kehangatan milik istrinya.

"Pintunya belum dikunci. Kunci dulu! Aku takut anak-anak masuk tanpa mengetuk pintu." Elena berkata dengan mendorong tubuh suaminya.

Dengan malas Eizer mencabut miliknya yang baru saja masuk. Dia bergeser dan kini turun dari ranjang, berjalan ke arah pintu dan segera menguncinya.

"Sudah," ucap Eizer. Dan dia kini kembali mengungkung tubuh istrinya, mencium bibir istrinya dengan tangan yang merayap, menyentuh payudara istrinya yang membusung.

Elena hanya tersenyum di sela-sela ciuman mereka, dia kini melingkarkan kedua tangannya di leher suaminya, dan mulai mengikuti permainan suaminya.

Eizer kembali memasukan miliknya ke dalam milik Elena, mendorong pinggulnya dan bergerak pelan.

Suara napas mereka saling beradu, berbaur menjadi satu. Elena mendesah dengan bebas ketika Eizer melepaskan bibirnya dan kini sibuk meremas dan melumati sumber nutrisi bayi mereka.

"Pelan-pelan," pinta Elena dengan tubuh terguncang hebat.

Eizer tak mendengarkan Elena, terus bergerak cepat dan sesekali menghentak kencang, menahanya di dalam hingga Elena menjerit dengan meremas lengannya.

"Sayang, berbalik," pinta Eizer, meminta Elena untuk membalikkan tubuhnya dan Elena menurut hingga dia kini kembali memasukan miliknya dan menghujam milik Elena dengan terburu-buru.

Kedua tangan Elena meremas sprei, sedangkan wajahnya terbenam di bantal dengan napas yang sudah tak beraturan.

Suara kulit mereka yang beradu terdengar, diiringi desahan Elena dan germaan jantan Eizer.

Punggung Elena menajdi sasaran bibir Eizer, dia menciumnya dan mengigit kecil di sana, meninggalkan jejak kepemilikannya. Setelahnya dia mendudukan dirinya, membalikkan Elena dan mendudukan di pangkuannya dengan kembali menyatukan milik mereka berdua.

"Bergerak, Sayang!" perintah Eizer. Meremas bokong sintal Elena. Bibirnya kini melumat, memainkan puting Elena dengan mendongak, memperhatikan raut wajah Elena yang terlihat begitu menggoda.

Elena bergerak naik-turun dengan tangan menekan bahu Eizer, sedangkan wajahnya mendongak, menikmati sensasi dari apa yang tengah mereka lakukan.

Hujan di luar sana masih terdengar, anginpun masih menerpa, diiringi suara petir sesekali. Di dalam kamar Elena dan Eizer, mereka masih saling memberikan kehangatan. Saling memeluk dan mengatakan cinta ditengah-tengah penyatuan mereka. Sehingga ketika kenikmatan menghampiri, mereka berdua melebur menjadi satu. Elena menjerit dan Eizer menggeram penuh kenikmatan.

Troubled Man(END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang