07

251 19 0
                                    

"Yang Mulia ini?" Jaemin terpana hingga tidak dapat berkata kata.

Kaki mungil Jaemin dengan cepat berlari masuk ke dalam mendahului Kaisar.

Jaemin tidak berpikir jika Kaisar akan marah nanti, yang ada dipikiran nya saat ini adalah keindahan di depan matanya sungguh membuat dirinya terpana.

"Tempat apa ini? Kenapa indah sekali?" gumam Jaemin terkagum kagum.

Kaisar melangkah mendekati Jaemin, ia mengelus rambut Jaemin hingga pemilik surai halus itu menatap ke arah Kaisar dengan tatapan berbinar binar.

"Yang Mulia," ucap Jaemin.

"Suka dengan keindahan ini?" tanya Kaisar dibalas anggukan semangat oleh Jaemin.

Di tempat keduanya berpijak saat ini sangat indah bahkan terlalu indah. Danau yang tenang dengan angsa putih anggun yang berenang dengan tenang dipermukaan air danau. Suara suara burung saling bersahutan. Pohon pohon rindang dengan berbagai macam buah. Dan yang paling Jaemin sukai adalah pohon pohon rindang di tempat ini.

"Yang Mulia apakah tempat ini memang disembunyikan?" tanya Jaemin yang memang tidak pernah mendengar pelayan menceritakan tentang tempat ini.

Kaisar tersenyum, meraih tangan Jaemin untuk ia genggam lalu menuntun Jaemin menuju tempat yang sudah ia siapkan.

"Kemari duduk di sini." Kaisar menepuk tanah yang dilapisi rumput hijau.

Jaemin menurut, "Anda yang menyiapkan semua ini Yang Mulia?" tanya Jaemin saat melihat banyak makanan tertata dengan rapi di atas kain.

Kaisar tidak menjawab dan hanya menatap Jaemin dengan pandangan yang Jaemin tidak mengerti. Tangan Jaemin kembali diraih oleh Kaisar.

"Kau sudah lapar bukan? Mari kita makan, setelah itu kau bisa bertanya sepuasnya." Kaisar mengalihkan.

Jaemin yang ingin membalas perkataan Kaisar langsung terdiam saat melihat Kaisar sudah membuka makanan. Dan Jaemin berinisiatif untuk membantu Kaisar, karena tidak mungkin ia diam menatap Kaisar saja.

Setelah makanan dibagi menjadi dua, Jaemin mengambil sumpit miliknya bersiap untuk makan. Tetapi ia harus menunggu Kaisar menyentuh makanan nya lebih dulu barulah ia bisa makan. Hanya saja Kaisar sama sekali tidak menyentuh makanan nya bahkan sumpit miliknya.

Jaemin ingin berteriak karena ia sudah sangat lapar.

"Ya-yang Mulia..." Jaemin memanggil takut takut.

Kaisar menaikkan sebelah alisnya. "Hmm?"

"Anda tidak makan?" tanya Jaemin dengan suara pelan namun masih dapat di dengar oleh Kaisar.

Kaisar terkekeh, benar juga. Siapa yang berani menyentuh makanan di saat Kaisar belum menyentuh makanan nya.

"Aku tidak, kau makan lah." balas Kaisar membuat Jaemin bersorak senang dan langsung menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Mata Jaemin kembali berbinar saat merasakan enak nya makanan yang ia makan. Sungguh sangat enak dan sangat cocok di lidah Jaemin. Akan sulit merasakan makanan seenak ini jika tidak bersama Kaisar.

Sangat disayangkan karena Haechan tidak ada di sini. Jika pria itu ada mungkin Jaemin sudah membagikan makanan nya.

Ternyata Kaisar tidak seperti yang Jaemin pikirkan, pria itu cukup baik walaupun banyak yang mengatakan Kaisar adalah orang terkejam sepanjang sejarah.

"Yang Mulia tempat ini..."

"Sudah ada sejak dua puluh tahun yang lalu. Dibuat oleh Kaisar sebelumnya untuk Permaisuri tercinta." potong Kaisar.

My Emperor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang