15

201 21 0
                                    

"Bagaimana jika anda adalah calon Permaisuri Kaisar?"

Jaemin menatap Haechan malas. Serius guru sekaligus pengasuhnya ini bertanya seperti itu?

"Tidak mungkin, aku dan Kaisar sangat berbeda jauh." Jaemin mengibas tangan nya pelan, tertawa mendengar perkataan Haechan.

Haechan menghela nafas, Tuan nya ini memang sangat menyebalkan dan keras kepala.

"Bagaimana jika mungkin, apa yang akan anda lakukan?" Haechan masih mencoba memancing Jaemin agar mengeluarkan pendapatnya.

Jaemin menatap Haechan, memikirkan pertanyaan pria manis itu.

"Aku akan menolaknya." balas Jaemin setelah berpikir lumayan lama.

Haechan menganga tidak percaya dengan balasan yang Jaemin berikan. Sungguh jawaban yang di luar batas kemampuan Haechan untuk berpikir. Jika itu dirinya, maka ia akan langsung menyerahkan diri tanpa banyak berkata.

"Apa? Tapi kenapa?"

"Dia adalah Kaisar, penguasa negeri ini, bagaimana mungkin anda bisa menolaknya. Lagipula, anda berani menolak permintaan Kaisar?"

Haechan masih tidak terima dengan jawaban yang diberikan oleh Jaemin. Jaemin mendelikkan matanya kesal, kenapa Haechan terlihat sama dengan Sion saat ini.

Keduanya sama sama berpihak pada Kaisar, tidak ada yang berpihak dengan dirinya.

Ia sakit hati, huhuhu...

Jaemin mendudukkan dirinya berhadapan dengan Haechan. Menunjukkan wajah serius untuk menjawab pertanyaan Haechan.

"Dengerin ya," Haechan mengangguk, mendudukkan dirinya dengan baik, siap mendengarkan cerita Tuan nya.

"Pertama, aku tidak ingin diduakan, aku hanya ingin menjadi pasangan satu satunya sampai maut memisahkan."

Jaemin menarik nafas pelan, mengumpulkan oksigen.

"Kedua, aku memang tidak berani menentang perintah Kaisar, tapi kan..."

Jaemin melirik Haechan, begitu juga dengan Haechan yang masih setia menatap Jaemin, menunggu sambungan perkataan nya.

"Tapi apa?" Haechan penasaran karena Jaemin tidak melanjutkan perkataan nya.

Jaemin yang ditatap seperti itu seketika merasa bingung. Apa yang harus ia katakan? Ia saja sudah bingung, pertanyaan kedua itu tidak dapat ia pikirkan jawaban nya.

"Aih sudahlah, aku tidak tau. Yang jelas aku hanya ingin menjadi yang pertama dan juga satu satunya, tidak ada yang kedua apalagi sampai ketiga dan seterusnya."

Haechan tersenyum misterius, Jaemin merinding melihat senyuman itu. "Apakah anda memiliki perasaan khusus untuk Yang Mulia?"

Jaemin yang sedang meminum teh, yang ia ambil dari meja sebelah ranjang nya seketika terbatuk.

Uhuk uhuk

Haechan hanya menatap Tuan nya tanpa membantu, Tuan nya tidak akan mati karena tersedak bukan?

"Haechan,"

Haechan mengangkat tangan nya. "Ya Tuan, saya di sini." balas Haechan dengan wajah menyebalkan.

"Kau ini... Huh..."

Jaemin berdiri melenggang pergi dengan dengusan sebal tanda ia kesal. Sedangkan Haechan hanya tersenyum lebar melihatkan gigi manisnya.

"Jika Kaisar mendengar ini, pasti dia akan panas dingin karena berencana menduakan Jaemin, bahkan sebelum pernikahan keduanya terjadi. Eh, bahkan sebelum Jaemin mengetahui ia akan menjadi Permaisuri Kaisar Lee." batin Haechan tertawa senang.

My Emperor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang