22

1.2K 75 0
                                    

"Wanita itu menyukai Raja Na Yuta sejak dia diadopsi oleh kakek mu. Saat pertama kali bertemu, wanita itu jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia selalu berusaha mendekati Raja Na Yuta, tetapi karena perbedaan umur, dan juga karena Raja Na Yuta sudah lebih dulu mencintai Ibumu, Ratu Na Winwin, wanita itu selalu berakhir dengan penolakan pada akhirnya."

"Ayah mu yang saat itu masih bergelar Pangeran selalu menuruti perintah Ayahnya. Disaat itu, Ayahnya memerintahkan Raja Na Yuta untuk melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Ayah ku."

"Sepuluh tahun berlalu, wanita itu akhirnya berumur dua puluh tahun, namun belum juga menikah. Sedangkan Ayah mu, Raja Na Yuta sudah lebih dulu menikah dengan Ratu Na Winwin."

"Alasan wanita itu belum menikah karena..."

Flashback On.

Ruang aula rapat Kerajaan Na terlihat sepi karena para menteri sudah diusir oleh Raja Na. Anaknya, Pangeran Na Yuta datang dengan aura tidak mengenakkan. Maka dari itu ia menyuruh menterinya untuk keluar.

Menteri Kerajaan dengan menteri Kekaisaran berbeda. Menteri Kekaisaran bertugas untuk mengurus masalah negeri, sedangkan menteri Kerajaan bertugas menjaga keamanan dan kesejahteraan rakyat kota masing-masing.

"Ayahanda mengadopsinya hanya untuk menjadikan nya umpan?" Pangeran Na Yuta bertanya tanpa basa basi.

Raja Na berdehem, melangkah menuruni tangga untuk mendekati putranya.

"Benar, aku mengadopsinya untuk menjadi umpan. Wanita itu akan memasuki Istana Kekaisaran, dan menarik perhatian Kaisar Lee." jelasnya dengan jujur.

Pangeran Na Yuta mendecih, melipat kedua tangan nya di depan dada. "Dia, tidak akan semudah itu untuk setuju bukan?"

Pertanyaan yang sangat tepat, tentu saja wanita itu tidak akan setuju jika tidak diberikan penawaran yang membuatnya tergiur.

Tidak ada yang gratis di dunia ini bukan?

"Ayah memberikan nya penawaran, akan menikahi mu dengan dia. Walaupun hanya menjadi Selir, dia tidak mempersalahkan nya."

Pangeran Yuta membolakan matanya terkejut, apa maksud Ayahnya ini?

"Ayahanda, kau gila?" tanya Pangeran Yuta tidak sopan. Tetapi, kali ini Ayahnya sudah terlewat batas.

Ayahnya terlalu terobsesi ingin mendapatkan Tahta Kekaisaran, Ayahnya selalu berkata Tahta itu adalah miliknya seharusnya. Padahal sudah jelas-jelas kakek moyang Na adalah anak angkat Kaisar terdahulu Lee.

Kepala Ayahnya ini sepertinya harus dibenturkan beberapa kali agar sadar. Ia sebagai anak sangat pusing dan malu karena tingkah Ayahnya.

"Kau terlambat jika marah sekarang, karena wanita itu sudah dalam perjalanan menuju Istana Lee." ucap Raja Na tanpa beban.

Pangeran Yuta mengepalkan kedua tangan nya. Sudah tidak ada yang bisa ia lakukan saat ini, karena wanita itu sudah dalam perjalanan menuju Istana Lee.

"Ayahanda, ingatlah umurmu sudah tua. Kau bisa mati kapan saja, dalam keadaan berperang atau pun tidak." ucap Pangeran Yuta lalu pergi tanpa mendengar perkataan Ayahnya.

"Dasar anak sialan, beraninya menyumpahi Ayah mu." ucap Raja Na marah.

Padahal, Pangeran Yuta hanya mengatakan nya. Tidak menyumpahi Ayahnya. Memang dasar Raja Na saja yang sangat sensitif.

Tetapi, pada malam hari setelah perdebatan itu. Raja Na terkena serangan jantung tiba-tiba saat sedang makan malam. Dan Tabib mengatakan jika Raja Na terkena penyakit jantung ringan.

My Emperor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang