09

1.5K 112 1
                                    

"Yang Mulia, apakah tidak masalah jika anda sering membawa saya kesini?"

"Tentu saja tidak apa. Ingat jika aku adalah Kaisar?"

Jaemin tertawa kecil,

Benar juga, pria di hadapan nya saat ini adalah seorang Kaisar penguasa negeri ini.

"Lalu bagaimana dengan calon Selir anda? Mereka pasti akan berpikir yang tidak tidak nanti." tanya Jaemin lagi.

Jeno menatap langit yang hampir menggelap, "Mereka hanya seorang Selir." balas Jeno yang tidak dapat dimengerti oleh Jaemin.

Jaemin ikut menatap langit sembari menidurkan tubuhnya di atas rumput hijau. Begitu juga dengan Jeno yang sudah lebih dulu berbaring di atas rumput.

"Anda sudah menentukan siapa yang akan menjadi Permaisuri anda?"

"Sudah,"

Jaemin menatap Jeno dengan pandangan bingung. Kaisar sudah menentukan siapa Permaisuri nya? Tetapi ia tidak pernah mendengar para pelayan membicarakan Permaisuri Kaisar.

"Sungguh? Lalu di mana Permaisuri anda?" tanya Jaemin penasaran.

Jeno menoleh menatap Jaemin yang masih setia menatapnya. Jeno tersenyum tipis, wajah Jaemin yang sedang penasaran saat ini sangat menggemaskan.

"Dia selalu berada di dalam Istana ku, tidak pernah keluar dari Istana kecuali satu kali saat pergi bersamaku menyapa para rakyat." jawab Jeno menjelaskan.

Kening Jaemin mengernyit bingung. Selalu berada di dalam Istana? Bukan kah jika begitu mereka bisa bertemu? Jaemin selalu berada di Istana ini, tetapi tidak pernah bertemu dengan Permaisuri.

"Tetapi, saya tidak pernah melihat Permaisuri." ucap Jaemin dengan tatapan polos dan bingung.

Jeno yang mendengar perkataan Jaemin seketika tertawa kencang, sungguh sangat polos atau bodoh?

"Kau akan mengetahuinya nanti, saat pemilihan Selir sudah selesai." jelas Jeno mengusak rambut Jaemin gemas.

Jaemin mengerucutkan bibirnya, "Terlalu lama..."

"Kau harus bersabar karena mungkin disaat itu kau akan sangat terkejut, atau mungkin tidak siap." lanjut Jeno dalam hati.

Mendengar jawaban yang diberikan oleh Kaisar Lee, Jaemin tidak bisa membantah lagi.

"Baiklah, tapi janji akan mengenalkan nya pada saya setelah pemilihan selesai nanti." Jaemin menyerahkan jari kelingkingnya.

Jeno tersenyum, dan ikut mengaitkan jari kelingkingnya sebagai tanda berjanji.

"Janji,"

Setelah mendengar janji yang diucapkan Kaisar, Jaemin tersenyum puas. Bahkan sangat puas, dan jika Kaisar lupa dengan janjinya nanti, ia akan menagih nya.

"Sekarang kita harus kembali karena sudah hampir tiba waktunya makan malam." ucap Jeno setelah sadar hari mulai malam.

Langit yang menampilkan senja yang indah sudah hilang digantikan oleh gelapnya malam, dan terangnya bulan.

"Selamat tinggal bulan dan matahari, aku akan kembali lagi jika ada waktu." ucap Jaemin pada dua singa milik Kaisar.

Jaemin yang memberikan keduanya nama karena saat bertanya pada Jeno, pria itu menjawab jika keduanya belum memiliki nama. Dan Jaemin kesal saat mendengarnya karena kedua singa itu sudah berusia 5 tahun, tetapi belum memiliki nama.

Kucing miliknya yang baru berusia beberapa hari saja sudah memiliki nama.

Rawwrrr

Kedua singa mengaum kecil sebagai tanda berpisah.

My Emperor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang