End
### Pertanyaan yang Menghujam
Saat pulang sekolah, kecurigaan teman-temannya semakin menguat. Gita kembali menunggu Kathrina di gerbang sekolah.
Tapi saat mendekati gerbang keluar, Kathrina dikagetkan dengan datangnya Ella.
Secara tiba-tiba Ella mengajak Kathrin untuk pulang bersama, karna Ella tau kalau tadi padi Kathrin tak membawa mobil. "Kath. Pulang sama aku aja ya!"
Teman-temannya mengamati dengan penuh perhatian ketika Gita menarik tangan Kathrina menuju mobilnya. Kathrina tidak melawan, hanya mengikuti dengan pasrah.
"Kath, ayo," kata Gita dengan suara pelan namun tegas.
Ella dibuat tak berkutik, antara kecewa marah dan takut, sebab yang di hadapinya adalah kakak tingkatnya.
Kathrina menatap teman-temannya sejenak sebelum mengikuti Gita masuk ke mobil. Di dalam mobil, suasana begitu sunyi. Kathrina menghadap ke jendela, enggan melihat Gita. Dia merasa marah, bingung, dan sedih sekaligus.
Gita memandang Kathrina dengan sendu. Dia tahu Kathrina masih marah, dan itu membuat hatinya sakit. "Kath...."
Kathrina tidak menjawab, tetap memandang keluar jendela. Dalam hatinya, dia merasa hancur melihat Gita yang tidak lagi mencoba berbicara atau memohon pengertian darinya seperti biasa.
Tiba-tiba, Kathrina berbicara, "Aku pengen ke rumah orangtua ku."
Gita mengangguk singkat, suaranya terdengar lelah. "Iya."
Kathrina terkejut dengan respons Gita yang tidak seperti biasanya. Gita yang biasanya akan merengek, memohon, atau setidaknya mencoba berbicara lebih panjang, kini hanya menjawab dengan singkat. Kathrina mulai merasa takut. "Apa Gita sudah capek dengan sikap gue? Apa dia akan mengembalikan gue ke orangtua gue?" pikirnya dengan cemas.
Perjalanan menuju rumah orangtua Kathrina terasa sangat panjang dan hening. Kathrina terus memikirkan kemungkinan terburuk. Apakah Gita benar-benar sudah menyerah padanya?
Saat mereka tiba di rumah orangtua Kathrina, Gita keluar dari mobil, namun Kathrina tetap duduk di dalam, bengong memandang ke depan. Gita mengetuk jendela mobil dengan lembut.
"Kath, ayo keluar," kata Gita.
Kathrina tersadar dari lamunannya dan perlahan membuka pintu mobil. Dengan langkah ragu, dia keluar dan berjalan menuju rumahnya. Gita mengikutinya dengan langkah berat, mencoba menyiapkan kata-kata yang tepat.
### Akhir yang Mengharu-biru
Saat mereka tiba di rumah orang tua Kathrina, ibunya segera memperhatikan kehadiran mereka yang tiba-tiba. Biasanya, mereka hanya datang pada akhir pekan untuk menginap. Kali ini, sesuatu tampak berbeda.
"Kathrina, kenapa kalian tiba-tiba datang? Bukannya biasanya kalian datang pas weekend?" tanya mamanya dengan heran.
Kathrina terlihat tidak fokus, pikirannya masih terpaku pada kekhawatirannya. Gita dengan sigap menjawab, "Kathrina katanya kangen sama Mama, jadi habis pulang sekolah langsung minta ke sini."
Ibunya tersenyum. "Oh, begitu. Baiklah, masuklah, istirahat dulu."
Mereka kemudian masuk ke kamar Kathrina. Suasana di dalam kamar terasa hening dan penuh dengan ketegangan yang tak terucapkan. Kathrina duduk di tempat tidurnya, sementara Gita duduk disofa, memikirkan langkah selanjutnya.
Setelah beberapa saat, Gita yang merasa lapar memutuskan untuk mencari makanan. Dia berjalan mendekati Kathrina yang sedang rebahan di tempat tidur.
"Kath, aku mau keluar sebentar," kata Gita sambil berjalan menuju pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Short Stories GITA KU
Romance************BANYAK GITANYA**************** PENOKOHAN SESUAI REFERENSI MEMBER