2
### Frustrasi yang Memuncak
Gita duduk di kelas dengan pikiran yang kacau. Dia merasa usahanya selama ini tidak ada yang berhasil. Kathrina tetap cuek, dan kehadiran Ella yang selalu dekat dengan Kathrina membuat Gita semakin gelisah. Di jam istirahat, Gita melihat Kathrina berjalan di koridor menuju kantin. Tanpa berpikir panjang, dia memutuskan untuk bertindak.
Dengan langkah cepat, Gita menghampiri Kathrina dan menarik tangannya dengan paksa. "Kath, ikut gue sekarang," katanya tegas.
Kathrina terkejut dan memberontak. "Kak Gita, apa-apaan sih Kak? Lepasin!" teriaknya, mencoba melepaskan pegangan Gita. Namun, Gita terus menariknya menuju toilet yang sepi.
Sesampainya di toilet, Kathrina langsung melepaskan tangannya dan menatap Gita dengan marah. "Kenapa? Kenapa ha? Tadi narik-narik, sekarang diem!" serunya dengan emosi.
Gita terdiam sejenak, bingung harus mulai dari mana. Tapi melihat tatapan marah Kathrina, dia tahu harus memberanikan diri.
"Kathrina, kenapa kamu dekat-dekat dengan Ella? Kamu sadar gak sih Ella suka kamu?" tanya Gita, mencoba menahan emosinya.
Kathrina hanya mengangkat alis dan menjawab dengan enteng, "Cih, siapa kamu ngatur aku?"
Jawaban itu membuat emosi Gita memuncak. "Ya marahlah, kamu hanya milikku!"
Kathrina tidak mau kalah. "Bohong, trus kemana tuh si Gracie-Gracie itu?"
Gita merasa frustrasi mendengar nama itu lagi. Sudah berkali-kali dia menjelaskan, tapi Kathrina tetap tidak percaya. Dengan suara penuh keputusasaan, Gita berkata, "Udah dong, maaf entah ini sudah yang keberapa kali. Maaf ya, aku kan udah jelasin ke kamu aku terpaksa, Kath. Dah ya."
Kathrina hanya mendengus dan berjalan menjauhi Gita yang berdiri mematung. Dalam hati, Kathrina merutuki ketidakpekaan Gita. "Maaf apaan, di peluk kek, dirangkul kek atau di cium. Malah diam lalu marah-marah. Dasar kulkas," pikirnya kesal.
Gita hanya bisa memandang punggung Kathrina yang semakin menjauh. Dia merasa tak berdaya, tak tahu harus berbuat apa lagi. Frustrasinya semakin dalam, dan dia sadar bahwa hubungan mereka semakin rumit.
Saat Kathrina keluar dari toilet, dia bertemu dengan Marsha, Ashel, dan Kak Indah yang sedang menunggu di luar. Marsha langsung menghampiri Kathrina dengan wajah penuh kekhawatiran. "Tin, lo kenapa? Kok mukanya merah gitu?"
Kathrina menghela napas berat. "Gak ada apa-apa, Sha. Cuma sebel aja sama Kak Gita."
Ashel mengerutkan kening. "Sebal kenapa? Bukannya lo biasanya senang kalau dia ngomong sama lo?"
"Biasanya iya, tapi sekarang beda," jawab Kathrina dengan suara yang lelah. "Dia terus-terusan marah soal Ella, padahal gue udah bilang gak ada apa-apa."
Kak Indah menepuk bahu Kathrina dengan lembut. "Mungkin Gita cuma cemburu, Tin. Dia sayang sama kamu, tapi gak tahu cara nunjukinnya."
Kathrina tersenyum tipis. "Kalau sayang, harusnya dia bisa nunjukin dengan cara yang bener, kan?"
###
Oniel, dengan senyum lebar di wajahnya, membuka obrolan, "Bro, kenapa muka lo kayak habis ditinggal pesawat ke Paris?"
Gita hanya menghela napas panjang. "Kathrin jadi diemin gue"
Olla m langsung menimpali, "Serius lo, Gita? Kayaknya lo butuh tips dari gue nih. Kalau gue didiemin cewek, gue kasih cokelat sama boneka, pasti langsung baikan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Short Stories GITA KU
Romance************BANYAK GITANYA**************** PENOKOHAN SESUAI REFERENSI MEMBER