Mentari pun Tau, Ku Cinta..(Git x Shan or Chis) 2

346 48 3
                                    












### Mencari Perhatian**

Entah sejak kapan, suasana tidak lagi sama bagi Gita. Perubahan dalam dirinya semakin nyata dan tidak dapat disembunyikan. Hari-hari Gita kini dipenuhi dengan kegembiraan yang baru, dan ini tidak luput dari perhatian para karyawan lainnya.

Pagi itu, seperti biasanya, Gita tiba di kantor lebih awal. Dia menyiapkan berkas-berkas untuk pertemuan pagi dan memastikan semuanya dalam keadaan rapi. Saat Shani dan Christy datang, Gita dengan cepat menyapa mereka dengan senyuman cerah.

"Selamat pagi, Bos! Pagi, Christy!" sapa Gita dengan penuh semangat. Shani, yang sudah terbiasa dengan perubahan Gita, hanya mengangguk singkat. Namun, Christy selalu membalas dengan senyum manis, yang membuat hati Gita berdebar-debar.

"Pagi, Kak Gita! Kakak datang lebih awal lagi ya? Semangat sekali," kata Christy dengan nada ceria.

Gita tersenyum lebih lebar. "Biasa aja," jawabnya. Sebenarnya, Gita hanya ingin lebih sering melihat Christy dan mencoba mendekatinya, meskipun dengan cara yang tidak langsung.

Sepanjang hari, Gita menunjukkan perhatian lebih kepada Shani, terutama saat bosnya itu memberikan arahan atau berbicara di depan. Gita selalu duduk di barisan depan, mendengarkan dengan seksama dan mencatat setiap kata yang diucapkan oleh Shani. Hal ini tidak luput dari perhatian para karyawan lain, yang mulai membicarakan perubahan Gita.

Saat istirahat siang, Gita dengan sengaja bergabung dengan Christy di ruang istirahat. Dia membawa dua cangkir kopi dan menyodorkan satu kepada Christy. "Ini, untukmu," ujar Gita dengan senyuman. Christy menerima kopi itu dengan senang hati.

"Terima kasih, kak Gita! Kakak sangat perhatian," kata Christy sambil tersenyum. Gita merasa senang, meskipun dia tahu bahwa perhatian itu bukan untuk Shani, melainkan untuk bisa lebih dekat dengan Christy.

Di meja sebelah, beberapa karyawan lainnya, termasuk Yuni dan Dito, memperhatikan interaksi itu dengan penuh perhatian. "Lihat, Gita benar-benar mencoba menarik perhatian Shani," bisik Yuni kepada Dito.

Dito mengangguk setuju. "Iya, dia bahkan membawakan kopi untuk Christy. Mungkin itu cara untuk mendekati Shani," tambahnya. Gosip tentang Gita yang berusaha menarik perhatian Shani semakin menyebar di kalangan karyawan. Mereka sering melihat Gita mencuri pandang ke arah Shani dan memberikan yang terbaik saat bos mereka berada di dekatnya.



### **Shani yang Tak Terduga**

Pagi itu, suasana di kantor terasa sedikit berbeda. Para karyawan, yang biasanya terbiasa dengan ketegangan dari sifat tegas Shani, mulai merasakan perubahan dalam atmosfer kantor. Shani, yang dikenal sebagai bos yang keras dan tanpa kompromi, terlihat lebih santai dan, yang mengejutkan, bahkan sedikit tersenyum. Banyak yang bertanya-tanya apa yang telah terjadi, tetapi tak ada yang berani menanyakannya secara langsung.

Di ruang rapat, Shani sedang memimpin pertemuan mingguan. Gita duduk di kursi biasa di barisan depan, dengan sikap perhatian yang sama seperti biasanya. Namun, kali ini, ada sedikit kecanggungan dalam tatapan Shani saat bertemu pandang dengan Gita. Sementara pertemuan berlangsung, Shani sesekali mencuri pandang ke arah Gita, dan Gita, yang biasanya mencoba untuk tidak terlalu mencolok, juga sesekali menatap balik dengan senyuman ringan.

Usai pertemuan, Shani kembali ke ruang kerjanya dan mendapati sahabat sekaligus rekan kerjanya, Sisca, sudah menunggunya. Sisca adalah seorang manajer pemasaran yang sudah bekerja dengan Shani selama beberapa tahun. Mereka berdua sering berbagi cerita, dan Lina adalah salah satu dari sedikit orang yang benar-benar mengerti Shani.

"Hei, Shan! Kamu terlihat agak berbeda hari ini," kata Sisca dengan nada menggoda, mencoba mencairkan suasana.

Shani meletakkan berkas-berkasnya di meja dan duduk di kursi, menghela napas. "Apa maksudmu, Sis?" jawabnya, berusaha terlihat biasa saja.

Short Stories GITA KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang