## Malam yang Mengubah Segalanya
"Gita-kun, propertinya taruh di sebelah sini aja!"
"Jangan panggil aku begitu."
"Gita-kun, Gita-kun, Gita-"
"Berisik."
Suara tawa Chika menggema di aula yang mulai sepi. Langit senja menyusup dari jendela-jendela tinggi, menciptakan bayangan panjang dari properti panggung yang berserakan.
Besok adalah hari pertunjukan, dan mereka, bersama beberapa siswa lain, ditugaskan mendekorasi panggung.
"Eh, menurut kamu besok bakal sukses nggak?" Chika bertanya sambil menggantung bintang-bintang kertas.
"Kalau kamu bisa mengikuti arahanku, mungkin."
"Ih! Aku tuh udah ngikutin semua arahanmu tau!"
"Oh ya?" Gita mengangkat alisnya. "Terus yang freestyle rap kemarin itu apa?"
"Itu improvisasi artistik!"
"Itu kekacauan."
Waktu berlalu dengan perdebatan-perdebatan kecil mereka yang biasa. Satu per satu, siswa lain mulai pulang, hingga tersisa mereka berdua. Lampu aula yang temaram menciptakan suasana yang entah mengapa terasa berbeda.
"Capek..." Chika tiba-tiba berbaring di tengah panggung, menatap langit-langit aula.
"Git, sini deh."
"Ngapain?"
"Udah, sini aja."
Entah mengapa, Gita menurutinya. Dia berbaring di sebelah Chika, membiarkan keheningan menyelimuti mereka.
Di luar, angin musim gugur bertiup lembut, membuat daun-daun maple menari di balik jendela.
"Hey," Chika memecah keheningan, "inget nggak hari pertama kita ketemu?"
"Mana bisa lupa. Kamu numpahin jus ke buku catatanku."
Chika tertawa pelan. "Iya, terus kamu marah banget. Tapi tau nggak? Waktu itu aku sengaja loh."
"Hah?"
"Habisnya... kamu keliatan cool banget. Aku penasaran gimana ekspresimu kalau marah."
Gita mendengus. "Dasar."
"Tapi lucu ya," Chika melanjutkan, "tiga tahun berlalu, kita masih aja ketemu terus. Sekelas mulu lagi."
"Mungkin ini kutukan."
"Atau takdir?"
Gita terdiam. Di kepalanya terputar semua memories bersama Chika. Tiga tahun yang dipenuhi perdebatan, teriakan, dan... tawa?
"Chik," Gita tiba-tiba bersuara.
"Kalau saja kita nggak kenal dari awal, menurut lu, lu bakal lebih bahagia nggak?"
Chika tertawa. "Ya iyalah! Pasti lebih tenang hidup ku ini!"
"Oh..."
Gita tersenyum tipis. "Kalau... kalau aku nggak ada lagi di penglihatan lu, apa itu bisa bikin lo lebih bahagia?"
"Tentu lah!" Chika menjawab dengan nada ceria yang sama.
"Nggak ada yang marah-marah, nggak ada yang galak-galak, pasti happy banget!"
Gita menatap langit-langit aula, tersenyum pahit.
"Semoga... harapan lo besok terkabul."
"Amiin!" Chika menjawab riang, masih tidak menangkap keseriusan dalam nada Gita.

KAMU SEDANG MEMBACA
Short Stories GITA KU
Romance************BANYAK GITANYA**************** PENOKOHAN SESUAI REFERENSI MEMBER