Di sebuah restoran kecil yang hangat dan nyaman, suasana sore itu terasa menyenangkan. Christy duduk dengan wajah berseri-seri, menikmati makanan bersama orang yang sangat berarti baginya. Di sebelahnya, seseorang dengan senyum hangat yang terpancar dari wajahnya, memperhatikan Christy yang terlihat sangat menikmati hidangan mereka.
Setelah menyelesaikan makanan utama mereka, Christy tiba-tiba teringat sesuatu. Matanya berbinar, menunjukkan antusiasme yang khas. "Kak, pingin es krim, beliin dong," kata Christy sambil tersenyum manis, memandang ke arah seseorang itu.
Diapun mengangguk dengan senang hati, berdiri dari kursinya dan berjalan menuju kasir. Dia memesan es krim dengan senyum yang tak bisa disembunyikan, membalas senyum ramah karyawan kasir.
Sesaat kemudian, dia kembali ke meja dengan es krim di tangannya. Dia menyerahkannya kepada Christy dengan lembut, "Makasih sayang," kata Christy sambil menerima es krim tersebut dengan girang.
Namun, sebelum dia bisa duduk kembali, tiba-tiba sebuah tangan mendekat ke telinganya, menjewer dengan keras.
"Aduh..."
"Ya tuhan. Sakit lah Shan." Orang tersebut meringis kesakitan, sambil melihat ke arah pelakunya, Shani.
"Shani... sakit! Ada apa kok tiba-tiba jewer?" keluhnya, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Shani.
Shani menatapnya dengan mata yang sedikit berapi-api.
"Kenapa kamu senyum-senyum ke cewek di kasir itu? Mau cari lagi? Iya?" tanya Shani dengan nada marah, merujuk pada karyawan kasir tadi.
Dia terkejut dan bingung. "Cuman balas senyum, Shan. Dia senyum ya aku balas lah," jawabnya dengan nada yang sedikit cemas.
Shani melepaskan tangannya, menatapnya dengan tajam. "Gita... Apa masih kurang, ha? Udah punya aku, adikku pun juga milik kamu! Apa masih kurang, ha?"
Gita yang merasa terpojok segera mengangkat kedua tangannya, mencoba menenangkan Shani. "Eh eh, iya maaf-maaf, gak lagi. Kamu mau es krim gak?" tawarnya, mencoba meredakan situasi.
Shani menggelengkan kepala dengan ekspresi masih agak kesal. "Enggak," jawabnya singkat.
Di sisi lain, Christy dengan wajah polos menikmati es krimnya, tampak tidak terlalu terganggu dengan pertengkaran kecil yang terjadi di antara Gita dan Shani. Dia terlihat begitu menikmati momen kebersamaan mereka, dengan wajah yang penuh kedamaian.
###
Entah bagaimana ceritanya dan bagaimana awalnya, Gita sekarang merasakan bahagia dengan dua wanita, Christy dan Shani. Situasi ini memang cukup aneh dan tidak biasa, tapi somehow, mereka menemukan keseimbangan dalam hubungan yang kompleks ini.
Christy, dengan sifatnya yang ceria dan polos, tampaknya tidak terlalu peduli dengan dinamika yang terjadi antara Gita dan kakaknya. Bagi Christy, asalkan mereka bisa bersama dan bahagia, itu sudah cukup.
Shani, di sisi lain, memiliki sifat posesif yang kuat. Meskipun begitu, dia tidak bisa menahan perasaannya terhadap Gita, meski tahu bahwa adiknya juga mencintai orang yang sama. Shani dan Gita memang sering berselisih, tetapi pada akhirnya, Shani belajar untuk menerima situasi tersebut dengan caranya sendiri.
Gita, di tengah situasi yang rumit ini, merasa beruntung bisa merasakan cinta dari dua wanita yang sangat berbeda namun sama-sama berharga baginya. Meskipun awalnya dia hanya tertarik pada Christy, perasaan hangat dan perhatian dari Shani membuatnya tidak bisa menolak kasih sayangnya. Hubungan mereka memang tidak biasa, tapi bagi mereka bertiga, inilah bentuk kebahagiaan yang mereka temukan.
Meski banyak yang mungkin tidak akan mengerti atau menerima hubungan mereka, bagi Gita, Shani, dan Christy, mereka telah menemukan cara untuk saling mencintai dan mendukung satu sama lain.
Ini adalah kisah cinta yang unik, penuh dengan tantangan, tetapi juga penuh dengan penerimaan dan kebahagiaan. Di akhir cerita, mereka belajar bahwa cinta tidak selalu datang dalam bentuk yang biasa, tetapi ketika hati saling terhubung, semua itu akan terasa benar.
Di tengah kerumitan takdir yang membelok, cinta tumbuh dalam kesunyian yang tenang; hati yang terluka menemukan sinar dalam senyum yang terbagi, di antara dua jiwa yang berbeda namun sama-sama berharga. Seperti bunga yang mekar di atas bebatuan, mereka melintasi badai cemburu dan penyesalan, mengejar bayang-bayang bahagia yang terpantul dari mata penuh haru. Dalam pelukan hangat, meski terselip amarah dan ragu, mereka temukan kedamaian dalam keindahan yang tak terucap, menciptakan harmoni dalam simfoni cinta yang tak biasa, namun tetap abadi.
Budioo ****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.