5. Goa tak kasat mata - Part 1

461 90 7
                                    

Hari ini weekend. Anak-anak di perbolehkan memegang hp untuk menelpon orang tua atau sekedar main. Hanya 1 hari ini aja boleh, besok udah gak boleh.

" Kakak kirim paket. Nanti di buka kalau udah sampai."

" Paket apa?"

" Rahasia."

" Ihhh!!"

" Hahaha! Masa iya Kakak ngomong isinya apa. Kan rahasia."

" Iya deh iyaa..."

Ahyeon telponan pagi ini sama Ellan. Kakaknya kangen sama adek makanya Ellan telpon pagi karena tau jika weekend pihak SaMYanG akan mengembalikan hp.

Rami sibuk main game sambil tiduran di kasur. Dia sesekali dengerin Ahyeon ngomong sama saudaranya.

" Gimana kabar Areum?"

" Kenapa tanya?"

" Gak boleh? Aku kan bertanya kabar calon kakak ipar."

" Mwoya!? Belum!"

Ellan terdengar malu. Dia dan Areum sudah lama berpacaran sejak SMA. Tapi belum ada tuh tanda-tanda mau nikah. Udah lebih dari 18 tahun, bayangkan! Gimana tahannya mereka dengan hubungan itu. Ellan menyatakan cintanya waktu mereka udah lulus SMA. Bahkan saat Ahyeon masih bayi.

" Dia akan kesana mengantarkan paketnya. Jadi terima ya."

" Iya kak~"

Rami suka dengerin Ahyeon cerewet ke Kakaknya. Jadi di dengerin aja gimana Ahyeon suka ngoceh. Padahal sama temen-temen dia pendiam banget. Bahkan mereka harus duluan tuh nanya biar Ahyeon ngomong.

" Udah telponnya?"

" Udah." Senyum sumringah Ahyeon.

" Kakak kamu kerja dimana?"

" Belanda."

" Belanda!?"

" Iya. Dia jadi manager di sebuah Mall disana."

" Wahhh. Keren banget!"

" Iya keren tapi gak pernah pulang. Kadang Mommy suka marah-marah buat suruh Kakak resign biar cari kerja di Korea aja. Tapi Kakak belum mau. Dia lagi ngumpulin modal untuk nikah." Jelas Ahyeon bikin Rami mengangguk paham sambil duduk di tepi kasur.

" Aku mau siap-siap dulu. Ruka pasti nungguin nanti."

" Iya. Siap-siap lah."

Hati kecil Rami memiliki kecemburuan penuh dimana dia gak bisa menghabiskan waktu sama Ahyeon hari weekend gini. Jadinya dia sendiri banget di asrama.

" Bye~" Lambai Ahyeon pada Rami yang membalas. Dia ngeliatin aja Ahyeon pergi sama Ruka jalan.

" Huft~~" Helaan panjang terdengar. Rami berbalik, terduduk di atas kasur Ahyeon.

" Dah ah! Tidur aja. Nanti bangun-bangun juga udah malam!"

Niatnya begitu sih. Tapi malah gak bisa tidur gara-gara kepikiran.

Hingga sore menjelang, sekitar jam 6, Ahyeon balik. Rami ngeliatin dari jendela kalau Ruka nganterin sampai asrama.

" Makasih Kak." Ucap Ahyeon.

" Sama-sama. Weekend besok kita jalan lagi."

" Aku gak janji ya. Mungkin aja weekend selanjutnya aku di suruh pulang."

" Gak papa. Kan bisa lain waktu."

Ahyeon mengangguk. Ruka tersenyum lalu dia mencium pipi Ahyeon sebelum pergi.

Runner-up ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang