6. Goa tak kasat mata - Part 2

331 78 5
                                    

Chapter berantakan, silahkan menyesuaikan bacaan ⚠️

---

Srek! Srek!!

Sibuk kayu di gesek agar tipis dan terkumpul. Lalu ada daun kering disana yang di dekatkan sama batu yang memercikkan api.

Rami mencoba buat api unggun. Ahyeon duduk di sebelah sambil mengusap-usap kedua tangannya. Hawa dari nafas aja udah kelihatan banget. Tandanya suhu disini sangat dingin.

" Dingin?" Tanya Rami. Ahyeon mengangguk.

" Sabar yaa."

Rami berusaha membuat api dengan menggesekkan batu.

" Rami~~"

" Wae?" Rami teralihkan dulu ke Ahyeon.

" Aku hipo~"

Dia terdiam. Segera Rami berdiri dari jongkoknya, melepas rompi agar bisa di pakai Ahyeon.

" Kamu?"

" Gwaenchanha."

Rami pakaikan Ahyeon 2 lapis rompi biar gak dingin.

" Sabar yaa~"

Ahyeon mengangguk. Rami bekerja lagi dan dia coba sampai hidup pokoknya!! Sampai jadi api unggun buat hangatkan mereka.

Cewek di sebelahnya memperhatikan. Rami kalau lagi begini, dia punya daya tarik sendiri. Mungkin iya, dia biasa-biasa aja di sekolah. Gak se-populer siswa lain. Tapi Rami selalu ada di samping Ahyeon kemanapun dia pergi.

Ctakk!!! Bunyi batu itu membuat gesekan kuat hingga percikannya membayar daun kering.

Rami cepat menumpuk daun kering lagi dan dia patahkan kecil-kecil ranting biar terbakar.

" Kamu hebat ngelakuin ini."

" Ne? Haha...ini pembelajaran waktu di SMP."

" Ahh gitu~"

" Dekat sini biar hangatnya kerasa." Panggil Rami bikin Ahyeon geser duduk ke depan saat api perlahan besar.

" Sekarang jam berapa kira-kira?" Tanya Ahyeon.

" Molla. Aku gak pake jam tangan."

" Mungkin ngeliat bulannya sekarang udah jam 11an."

" Mungkin." Angguk Rami sambil mendongak memperhatikan bulannya sangat terbentuk sempurna.

" Kamu ngantuk?" Tanya Rami. Ahyeon mengangguk.

" Kamu bisa sandar disini." Kata Rami memukul-mukul bahu kanannya.

Ahyeon otomatis nempel. Dia langsung menyandarkan kepala di bahu Rami yang bersandar di pohon sambil menggenggam tangan Ahyeon agar tetap hangat.

Rami merasa malam ini panjang sekali. Dia juga keletihan akibat berusaha hidupkan api unggun. Jadi gak begitu lama setelah Ahyeon tidur, dia juga ikut perjam mata. Membiarkan api unggun itu menyala semalaman.

•••

Di sisi lain, kemarahan orang tua Ahyeon membludak perihal anaknya gak ketemu sampai 2 hari!!!

" Ayoklah coach Kim!! Anakku dimana~~!?" Kesal Jennie mencengkram kera kemeja direktur selama Rose memejamkan mata, mulai setres.

Ada Ruka disana karena mengantarkan orang tua Ahyeon ke ruang direktur untuk bertemu. Baru pagi tadi mereka datang dan mendapatkan kabar sang anak hilang.

" Atau aku tuntut SMA ini!" Kata Jennie langsung.

" Tenang Jennie. Semua butuh proses." Kata direktur Kim.

Runner-up ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang