BAB 4

3.2K 372 33
                                    

Memasuki ruangan Chaeyoung dengan tenang, Lisa berdiri tepat di depan meja kerja Chaeyoung, menatap lurus ke arah Chaeyoung yang sama tanpa ekspresinya dengan dia.

“Aku ingin kita mengadakan makan malam. Kali ini tidak di restoran tapi di rumah. Pastikan Dara memasak dengan baik.” Kata Chaeyoung, menatap lembar-lembar laporan di depannya.

“Pernahkah mendengar Dara memasak dengan tidak baik?” Tanya Lisa, membuat Chaeyoung mengangkat pandangan. “Lupakan. Aku bisa mengatur Dara. Tapi, bagaimana pertemuannya?”

Senyum kecil mengembang di sudut bibir Chaeyoung ketika wanita itu tiba-tiba saja berdiri. Ini pasti sesuatu yang menggembirakan jika hal itu bisa membuat Chaeyoung tersenyum.

“Dia puas dengan hasilnya dan ingin memesan lebih banyak lagi.” Jawab Chaeyoung.

“Oh, sial. Apakah itu artinya aku harus memeriksa stok di gudang?” Tanya Lisa, tidak terlalu suka setiap dia pergi ke gudang tertentu.

Tapi klien yang Chaeyoung tangani sangatlah penting dan Lisa selalu memastikan barang-barang yang dikirim itu terproduksi dengan baik.

Dia selalu memastikan dengan matanya sendiri bahwa orang-orang di gudang tidak melakukan kesalahan sehingga dia akan selalu memuaskan hati klien Chaeyoung.

“Tidak. Aku bilang pada mereka bahwa aku akan menikah dan kita akan fokus produksi lagi setelah menyelesaikan pernikahan ini.” Kata Chaeyoung, berjalan ke kulkas dan mengambil es kopi dari kulkas, melemparkannya satu pada Lisa yang di tangkap dengan mudah.

“Ngomong-ngomong tentang pernikahan, kau harus bersikap lebih baik pada calon pengantinmu itu.” Kata Lisa sambil duduk begitu saja di sofa.

Selalu menyenangkan berada di dalam ruangan Chaeyoung karena Lisa merasa bisa bersikap apa adanya. Dia tidak perlu pura-pura tersenyum ramah seperti yang selalu dia lakukan diluar sana.

“Mengapa begitu?” Tanya Chaeyoung sambil duduk di sampingnya.

“Karena dia calon istrimu, bodoh. Kau akan membuat dia mengandung anaknya. Setidaknya, kau harus bersikap seramah mungkin padanya.”

Chaeyoung menatapnya dengan heran. “Tapi, aku tidak tahu bagaimana bersikap ramah?”

Lisa memutar mata dan meneguk kopi seolah dia tengah meminum air mineral. Dari apa yang Lisa pelajari selama bertahun-tahun, ramah hanyalah bentuk wajah yang bisa tersenyum.

Dan meskipun pelatihan tersenyum menyulitkan bagi mereka berdua, Lisa berhasil lolos dari hal itu. Yang dia heran, Chaeyoung benar-benar canggung dalam segala hal.

“Jika kau terus seperti ini, segalanya akan berantakan dan apa yang kita bicarakan sebelumnya, mungkin tidak akan berjalan dengan baik. Kau perlu keturunan untuk meneruskan ini semua, benar?”

Chaeyoung menghela nafas, tampak begitu kesulitan dengan ini semua. Lisa tahu hal itu.

“Sebenarnya, akan lebih baik jika kau saja yang menikah dengannya. Bagaimana? Lagipula, kau bisa bersikap ramah di bandingkan denganku.” Cibir Chaeyoung.

“Tidak. Apa kau gila? Aku? Menikah? Itu menjijikkan.” Lisa balas mencibir.

Mereka berdua tertawa dan untungnya, ruang kerja Chaeyoung kedap suara hingga tidak mungkin akan ada yang mendengarkan tawa mereka yang menggema dari ruangan.

“Yah kalau begitu, aku yang harus melakukannya, kan?” Tanya Chaeyoung sambil bersandar di sofa.

“Tentu saja, konyol.” Lisa menepuk paha Chaeyoung sebelum dia berdiri, memperbaiki postur tegak seperti pengawal seharusnya.

JENLISA - HOLD MY HEART (GIP) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang