Upacara pernikahan akan dimulai sekitar 1 jam lagi dan Lisa sedang berada di ruangan pengantin, tepatnya berada di ruangan Chaeyoung yang saat ini wajahnya masih di rias.
Penampilannya juga cukup sempurna dan dari belakang, Lisa memperhatikan sahabatnya itu dengan cermat.
Sahabatnya yang sebentar lagi akan menikahi seorang wanita yang dua hari lalu dia cium tanpa berpikir panjang.
Mengingat hal itu, Lisa tidak habis pikir dengan pemikirannya sendiri. Tidak tahu apa yang sebenarnya dia pikirkan.
Atau, Jennie pikirkan dalam hal ini. Karena Lisa pikir, Jennie menyukai Chaeyoung. Tapi, apa yang terjadi?
Kenapa Jennie tiba-tiba saja berpikir untuk menciumnya? Kenapa juga Jennie bergumam dan berharap Lisa yang akan menikahi Jennie?
Aneh, pikir Lisa. Kesal saat bayangan ciuman mereka terngiang dalam benaknya.
Dalam hal ini, ini tidak seharusnya terjadi. Maksudnya, ayolah...
Ini bukan kali pertama Lisa mencium seorang wanita. Dia bahkan tidur dengan beberapa wanita acak di bar. Jadi, dia tidak seharusnya terganggu dengan hal-hal kecil seperti ini.
Jadi, mengapa mencium Jennie membuatnya memikirkan momen singkat yang tidak berarti itu?
Lisa sama sekali tidak mengerti dengan pemikirannya sendiri. Dan hari ini, wanita yang diciumnya itu akan menikah. Tidak apa-apa, pikir Lisa.
Lagipula seperti yang Lisa tanamkan dalam benaknya sejak seharian kemarin, bahwa ciuman itu tidak berarti apa-apa dan begitu pernikahan akhirnya sah, ciuman itu akan terlupakan dan dia akan melanjutkan kehidupan seperti sebelumnya.
Menjual ganja dan sabu, mungkin pergi ke gudang dan sedikit mencicipinya tanpa Chaeyoung ketahui dan melakukan pertemuan secara diam-diam dengan satu atau dua wanita selagi Chaeyoung bersama dengan istrinya.
“Kenapa kau melamun sejak tadi?” Suara Chaeyoung menyadarkan Lisa detik itu juga.
“Apa?” Lisa berkedip, tidak menyadari bahwa Chaeyoung baru saja selesai di rias.
Menatap penampilan sempurna Chaeyoung saat ini, Lisa akhirnya berdiri. Tuksedo berwarna putih dengan kemeja senada di dalamnya. Wanita di depannya adalah sahabat yang ketika dia remaja dan kehilangan arah, menolongnya tanpa pamrih.
Dan sekarang, wanita yang menolongnya itu akan menikah. Lucu saja rasanya karena mereka telah tumbuh sejauh ini.
“Jangan berpikir macam-macam dan bertindak aneh, Lisa. Setidaknya, jangan hari ini.” Kata Chaeyoung memperingatkan Lisa.
“Kenapa? Takut aku merusak hari pernikahanmu?” Goda Lisa sambil menyeringai khas seperti biasa.
“Bodoh. Aku tidak peduli dengan pernikahan ini. Tapi jika kau macam-macam dan membuatku khawatir, aku akan membunuhmu. Aku serius, Lisa.” Kata Chaeyoung dengan nada mengancam.
Lisa tertawa. Tanpa di duga Chaeyoung, memeluknya dengan lembut yang jelas terasa aneh bagi mereka berdua.
Karena meskipun mereka bersahabat lama, mereka bukanlah tipe yang menunjukkan kasih sayang secara fisik. Sebaliknya, mereka saling melontarkan kalimat dan kata-kata tajam.
Namun diam-diam, ada makna tersembunyi di balik kata-kata itu.
“Ada apa denganmu hari ini?” Tanya Chaeyoung heran. Meski begitu, dia tetap membalas pelukan Lisa.
“Tidak bolehkah aku merasa emosional di hari pernikahan sahabatku sendiri?” Tanya Lisa sambil perlahan melepaskan pelukan dan menatap Chaeyoung dengan cermat.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - HOLD MY HEART (GIP) ✔️
Fanfiction(21+) "Kamu adalah pasangan yang Tuhan kirimkan untukku. Jangan pernah meragukan itu, Jennie..." "Tapi apa yang terjadi denganmu nanti jika kita memaksa untuk bersama, Lisa?" Lisa menutup pembicaraan itu dengan ciuman bergairah. Keduanya menutup m...