Kepanikan mencekam segala ruangan. Semua orang berteriak, bersembunyi, ketakutan dan menangis.
Tapi, tidak dengan Jennie yang setengah kesal karena Giselle menyeretnya, entah kemana. Tapi, Jennie tidak terlalu menyukai cara Giselle memaksanya seperti ini.
“Giselle, hentikan. Tanganku!” Gerutu Jennie, mencoba melepaskan.
“Ikuti aku, Jennie. Aku hanya berusaha menyelamatkanmu! Ya Tuhan! Kau tahu apa? Semua insiden ini terjadi karena ulahmu!” Balas Giselle sama menggerutunya dengan Jennie dan Jennie terkejut saat wanita itu berbicara dengan bahasa Korea.
Dia tidak tahu sama sekali jika Giselle bisa berbahasa Korea mengingat sepanjang dia bekerja, mereka selalu berbicara dalam bahasa Inggris.
“A-aku tahu.” Kata Jennie. “Itulah kenapa aku tidak bisa jauh-jauh dari pengawalku!”
Jennie menarik diri. Tapi, Giselle meraih tangan Jennie lagi, tidak memberi kesempatan Jennie untuk lepas dari genggaman tangannya.
“Kau sama sekali tidak merasa bersalah dengan kekacauan ini?” Tanya Giselle, mendengus.
“Bukan keinginanku! Bukan aku juga yang memberi perintah!” Jennie membentak.
“Tapi jika kau tidak kabur dari rumah Chaeyoung hanya karena jatuh cinta, hal ini tidak akan terjadi. Dasar bodoh.”
Karena apa yang baru saja Giselle katakan, Jennie menghentikan langkahnya. Dengan terpaksa, dia menyeret dirinya sendiri hanya karena Giselle memaksa Jennie untuk tetap berjalan.
Semua pikirannya kosong. Giselle tahu sesuatu tentang ini. Apa yang terjadi? Siapa Giselle ini sebenarnya?
“Siapa kau?” Tanya Jennie. Mendadak, dia merasa cemas. Karena dia yakin Giselle bukanlah orang biasa.
“Apakah kau kenal Sehun? Namjoon?”
Saat nama-nama itu di sebutkan, Jennie terdiam. Dia merasa akrab dengan nama itu namun dia tidak bisa terlalu mengingatnya. Dia mengerutkan kening.
“Jennie! Kemarilah! Bersembunyi disini!” Teriakan seseorang terdengar dan Jennie menoleh ke arah Jisoo, satu-satunya teman terdekat yang mengerti bagaimana kehidupan lamanya.
Mereka menjalin kedekatan sejak Jennie bekerja dan Jennie mulai merasa nyaman untuk membicarakan banyak hal, termasuk siapa dia sebenarnya.
Terlalu beresiko? Ya, memang. Jika dipikir lagi, Jennie terkadang bisa sebodoh itu karena dengan mudah mempercayai orang-orang di sekitarnya padahal, ada bahaya yang jelas mengintai.
“Jangan! Jennie bersamaku saat ini!” Gerutu Giselle dengan wajah seriusnya.
Jisoo menunjukkan wajah bingung di tempat persembunyiannya dan Jennie hendak menjelaskan tapi, Giselle menarik Jennie menjauh darinya.
“Semua orang bersembunyi! Tiarap!”
Jennie menoleh pada Black yang ternyata sudah berada di lantai atas. Mata Jennie melebar karena hampir 10 orang pria dengan wajah tertutup memasuki kantornya.
Berapa banyak orang yang Black lumpuhkan di lantai bawah, Jennie sudah tidak bisa menduganya lagi. Tapi, dia tahu orang-orang disini sedang mengintainya dan dia mulai merasa tercekik.
Saat tubuhnya kembali membeku, Giselle kembali menariknya lagi hingga mereka pergi ke toilet. Giselle membawa Jennie ke salah satu bilik, lalu menguncinya disana.
“Siapa kau? Kenapa kau kenal Sehun dan Namjoon?” Tanya Jennie.
“Jangan berisik.” Giselle menghembuskan nafas kasarnya. “Sehun adalah kakakku. Winter. Kau kenal dia?”
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - HOLD MY HEART (GIP) ✔️
Fanfiction(21+) "Kamu adalah pasangan yang Tuhan kirimkan untukku. Jangan pernah meragukan itu, Jennie..." "Tapi apa yang terjadi denganmu nanti jika kita memaksa untuk bersama, Lisa?" Lisa menutup pembicaraan itu dengan ciuman bergairah. Keduanya menutup m...