BAB 18

3.6K 425 35
                                    

Lisa mulai merasa hampir frustasi. Percaya bahwa Jennie tidak akan sanggup menjauh darinya cukup lama. Tapi sudah seminggu dan Jennie tidak pernah menanggapinya setiap Lisa datang ke rumah Chaeyoung.

Jennie berusaha menjaga jarak dan Jennie tahu hal itu terlihat di wajah Lisa yang terlihat sangat kesal setiap dia menjauh dari Lisa.

Seandainya Jennie bisa melakukan sesuatu, dia berharap bisa melakukan apa saja demi mencium Lisa lagi.

Karena Ya Tuhan...

Terlalu sulit bagi Jennie untuk berada jauh dari Lisa selama seminggu ini tapi dia kembali berpikir dan terlalu khawatir pada segala hal hingga dia merasa harus menghentikan semua ini.

“Jennie?” Panggil Chaeyoung pada suatu hari ketika makan malam tiba.

“Ya?”

“Aku akan pergi ke New York besok untuk melakukan pekerjaan selama sepekan.” Kata Chaeyoung memberi tahu.

Perut Jennie terasa mual ketika membayangkan Chaeyoung akan pergi. Tidak, tidak, sebenarnya bukan itu yang dia pikirkan.

“Bersama Lisa?” Tanya Jennie, berusaha bersikap acuh meski sejujurnya, perutnya mulai melilit saat rasa khawatir menyerangnya.

“Ya, tentu saja. Aku selalu pergi bersama Lisa.”

Dan itu dia. Bukan Chaeyoung yang sekarang sedang dia khawatirkan, melainkan Lisa.

“Satu pekan?” Tanya Jennie, merasakan hatinya tenggelam pada informasi itu.

“Ya, tepat sekali.”

Jennie menghela nafas diam-diam, menggigit bibir bawahnya dan keresahan membuat jantungnya terasa tenggelam.

“Kenapa lama sekali?” Tanya Jennie.

Saat itulah, Chaeyoung menoleh ke arahnya dengan tatapan tak suka, satu alisnya terangkat ke atas. Reaksi sederhana tapi dari Chaeyoung, itu adalah hal yang menakutkan.

“Apakah kau sedang mencoba untuk mengintrogasi-ku?” Tanya Chaeyoung.

“Tidak! Pikiranmu terlalu jauh, Chaeyoung! Aku hanya ingin tahu!”

“Kenapa kau ingin tahu? Kau tak pernah peduli dengan pekerjaanku.” Kata Chaeyoung.

“Siapa bilang aku tidak pernah peduli?” Jennie tidak terima dengan tuduhan itu.

Namun Chaeyoung hanya mengangkat bahu dan melahap satu potong daging dengan sangat anggun sebelum dia menoleh pada Jennie lagi.

“Kau tidak pernah bertanya sedikit pun tentang pekerjaanku. Artinya, kau tidak pernah peduli padaku.” Kata Chaeyoung.

Nadanya memang tidak menyinggung sama sekali dan Jennie menghela nafas karena memang, itu ada benarnya.

Lalu apa? Dia benar-benar tidak pernah sepeduli itu pada istrinya, ya? Sial, bahkan dari hari pertama dia menikah, pikirannya terus tertuju pada Lisa.

“Bukan berarti aku tidak peduli padamu, atau pekerjaanmu. Belum lagi, serius? Meninggalkanku sendirian ke New York selama satu minggu?”

“Aku tidak meninggalkanmu sendirian. Ada Dara dan pengawal baru lagi untukmu.”

“Hah, tidakkah cukup kejadian Namjoon terasa sangat menyulitkan? Sekarang, kau memberiku pengawal baru lagi?”

Jennie sudah seminggu ini menolak gagasan pengawal baru. Untungnya, Chaeyoung menyetujui hal itu sejak insiden Namjoon di hajar hingga babak belur.

Tapi sekarang, Chaeyoung ingin memberikan mengawal baru lagi untuknya? Hah, tidak. Dia tak akan membiarkan hal itu terjadi.

“Alih-alih membawa pengawal baru, jika kau khawatir aku kabur atau melakukan sesuatu di luar kendalimu, kenapa kau tidak membiarkanku ikut ke New York juga?” Usul Jennie tanpa sebelumnya dia berpikir panjang.

JENLISA - HOLD MY HEART (GIP) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang