BAB 33

1.9K 323 22
                                    

Terengah-engah karena ejakulasinya, Lisa mencoba untuk bernafas lebih baik. Menatap Jennie yang berlutut di depannya, tengah sibuk mengusap sisi bibirnya dengan jari, lalu menghisap jarinya dengan sensual.

Lisa mengerang melihat pemandangan itu. Dia sudah bisa merasakan penisnya kembali berdenyut karena merasakan semangatnya sendiri.

Menarik Jennie berdiri, Lisa mencium bibir Jennie dengan keras, memiringkan wajahnya dan memutar tubuh hingga kini Jennie-lah yang berada di sudut dinding.

“Sial, Jennie... kita harus berhenti melakukan ini, tahu?” Gerutu Lisa. Bukan tak menyukai. Tapi melakukan sesuatu di belakang rumah Chaeyoung jelas terlalu beresiko.

Siapapun bisa muncul dan melihat apa yang sedang mereka lakukan dan tidak lucu jika Lisa merasa panik jika seseorang melihat Jennie tengah berlutut dan menghisap penisnya.

Atau, seseorang melihat bagaimana dia menekan penisnya sedalam mungkin saat dia tengah ejakulasi.

Pada intinya, pemandangan itu tidak akan menyenangkan di tonton oleh siapapun yang bisa muncul. Chaeyoung mungkin tak peduli tapi tetap saja, dia tak mau orang lain melihat penisnya.

“Seandainya saja kau tidak menunda rencana kita, kita tidak perlu bersembunyi seperti ini. Aku juga lelah bersembunyi, tahu? Yang aku inginkan hanyalah bisa menidurimu kapan saja, dimana saja tanpa harus bersembunyi, Lisa.” Gerutu Jennie.

Anggaplah dia seperti jalang tapi tidak masalah. Jennie akan menjadi jalang Lisa, rela melakukan apa saja demi bisa memuaskan Lisa.

“Aku tidak menunda, sayang. Tapi, perjalanan kapal ke Philipina dan menyelipkan beberapa orang yang ingin pergi tidak mudah. Perlu rencana.” Kata Lisa, dia kembali menyelipkan penisnya ke celananya membuat Jennie yang memperhatikan, langsung cemberut.

“Berapa lama lagi kita harus menunggu?” Tanya Jennie, melingkarkan lengannya di leher Lisa.

“Apakah kau sudah berkemas?” Tanya Lisa.

“Tidak banyak, tapi cukup. Jika aku mengemas barangku dengan koper, Chaeyoung pasti akan mencurigainya.”

“Kau benar. Aku juga tidak ingin membuat Winter curiga. Jadi, aku mengemas barang-barang yang menurutku penting saja.” Kata Lisa, menganggukkan kepalanya.

Sungguh frustasi karena mereka masih harus tertidur secara terpisah. Jennie sakin frustasi karena dari hari ke hari, dia harus menyaksikan Lisa menjaga wanita lain.

Baiklah... Jennie tahu jika itu adalah bagian dari pekerjaan Lisa dan dia harus menghormati itu.

Tapi kecemburuan dalam dirinya terkadang tidak tertahankan. Ada kalanya, Jennie sampai menatap Lisa dengan pandangan tajam.

Dan Lisa harus menarik Jennie untuk sebuah ciuman penuh gairah, sentuhan hingga orgasme agar perasaan Jennie kembali membaik.

“Kalau begitu, ayo kita kembali masuk ke dalam. Tidak mau membuat semua orang curiga.” Kata Jennie, mengajak Lisa masuk.

“Setidaknya, sisir dulu rambutmu, Jennie. Berantakan sekali.” Lisa terkekeh, menatap Jennie dengan geli.

“Oh,” Jennie menyisir rambutnya dengan jarinya, menatap Lisa, senang menatap ekspresi Lisa yang kembali cerah. “Kau selalu membuat rambutku berantakan setiap aku menghisap penisku.”

“Maaf, tidak bisa menahan diri. Kau memberiku terlalu banyak kenikmatan.” Lisa menarik dagu Jennie, lalu mencium dan melumat bibirnya dengan lembut.

Jennie hanya menyikut perut Lisa dengan lembut dan mereka kembali masuk ke dalam rumah. Dengan terpaksa mereka pun memisahkan diri.

Lisa pergi ke arah Winter yang sedang duduk di sofa, sementara Jennie pergi ke dapur, ingin melakukan apapun.

JENLISA - HOLD MY HEART (GIP) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang