Dua minggu hidup tanpa kepastian yang menyakitkan. Hidup Jennie menyedihkan, tidak ada kepastian akan kebahagiaan seolah kehidupannya begitu sengsara.
Dua minggu juga, pemilihan Jennie berjalan dengan baik. Sayangnya, tidak dengan Lisa yang entah kapan membuka matanya.
Wanita yang berupaya keras untuk menjaganya itu hanya terbaring lemah di ICU. Tidak ada tangan kokoh yang memeluknya, menjaganya, tidak ada juga bisikan kasih sayang yang terdengar setiap pagi dan malam.
Itu menyakitkan. Setiap Jennie melihat wanita itu, dadanya sesak. Dua minggu tidak membuat Jennie terbiasa melihat Lisa memejamkan mata tanpa merespon apapun yang dia katakan.
“Lisa,” Suara Jennie terdengar menyedihkan. “Aku sangat merindukanmu, sayang. Kau tidur lelap sekali, ya?”
Dia mengusap pipi Lisa. Fakta bahwa Lisa semakin kurus, membuat Jennie semakin sedih. Lisa, kendati berbadan kecil, selalu makan banyak. Pipinya berisi. Tapi sekarang, tidak ada pipi berisi dan dia merindukan tubuh Lisa yang dulu.
“Buka matamu, sayang... aku rindu sekali melihat matamu. Aku rindu bagaimana kau menatapku dengan penuh cinta. Aku sangat merindukan semua itu.” Pinta Jennie.
Diam-diam, ada air mata yang mengalir ke pipinya yang dia hapus dengan cepat. Dia tidak mau menangis. Tidak, selama dua minggu ini, Jennie memastikan bahwa dia tumbuh menjadi gadis yang kuat.
Jika Lisa telah melakukan segala cara untuk melindunginya, sekarang giliran dia yang melakukan sesuatu untuk Lisa dan menangis bukanlah solusi yang tepat untuk hal ini.
“Lisa,” Panggil Jennie lagi, suaranya lebih tegar. “Apakah kau akan marah jika aku pada akhirnya menjadi seorang pembunuh juga?”
Mungkin mengejutkan hal itu terdengar dari gadis manis seperti Jennie. Tapi mereka semua pun tak akan menyangka, ada kemarahan yang terpendam dalam diri Jennie saat ini.
Ya, dia tahu Black telah menembak kepala Chaeyoung beberapa kali. Dia mendengar rinci kejadian itu dari Black.
Dan bukannya takut seperti sebelumnya, Jennie merasakan sesuatu yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
Ada kepuasan tertentu saat dia mendengar Black telah membunuh Chaeyoung pada saat itu. Dia puas, mayat wanita yang membuat hidupnya sulit itu telah dibuang di tengah lautan hingga tak ada satu orang pun yang bisa menemukannya.
Karena dengan segala yang terjadi, Chaeyoung tidak layak di kuburkan. Chaeyoung layak mati dengan mengenaskan, di makan oleh binatang di dalam perairan terdalam.
Kedengarannya jahat? Tapi itulah emosi yang Jennie rasakan saat ini dan sampai sekarang, emosi itu masih ada. Dia belum sepenuhnya merasa puas.
“Kau mungkin terkejut bagaimana aku sekarang. Atau, kau mungkin akan bangga melihat pertumbuhanku saat ini?” Tanya Jennie, meski tak ada jawaban. “Jangan khawatir, sayang. Aku akan menyelesaikannya. Aku janji, aku akan menyelesaikannya untukmu hingga tidak ada satu pun yang tersisa, oke?”
Jennie mencium tangan Lisa berulang kali, meletakkan tangan itu di pipinya saat dia memejamkan mata. Membayangkan jari-jari panjang itu selalu membelai tubuhnya.
Ketika membuka mata, Jennie melihat Black berdiri di depan ruang perawatan membuat Jennie akhirnya berdiri dan mencium sudut bibir Lisa yang sedikit terbuka karena ada selang masuk ke tubuhnya melalui mulut.
“Aku sangat mencintaimu, Lisa. Kau harus selalu tahu itu, ya? Sekarang, biarkan aku menyelesaikan segalanya untuk kita.”
Setelah membisikkan kata-kata itu, Jennie berdiri dan menghampiri Black yang membungkuk padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - HOLD MY HEART (GIP) ✔️
Fanfiction(21+) "Kamu adalah pasangan yang Tuhan kirimkan untukku. Jangan pernah meragukan itu, Jennie..." "Tapi apa yang terjadi denganmu nanti jika kita memaksa untuk bersama, Lisa?" Lisa menutup pembicaraan itu dengan ciuman bergairah. Keduanya menutup m...