BAB 23

3.7K 396 31
                                    

Perjalanan kembali ke Seoul nyaris sama. Hanya ada keheningan yang membuat Jennie kesal tapi dia tentu saja tidak pernah mau mengemukakan kekesalan itu di depan Chaeyoung.

Dan hanya bisa tenang ketika dia berada di toilet sempit, Lisa menyelinap masuk ke dalam, mereka berciuman dengan penuh gairah dan Lisa memberinya orgasme singkat namun hebat dengan jari dan mulutnya hingga sisa penerbangan itu membuat Jennie tertidur pulas.

Tiba di Seoul, hari kembali berjalan seperti sebelumnya. Dara menyiapkan makanan rumah yang Jennie rindukan. Masakannya tidak selezat buatan ibunya tapi Jennie tetap bersyukur bahwa dia makan.

Sisa hari itu, Jennie masih lelah kendati dia tertidur sepanjang penerbangan dan memutuskan untuk kembali tidur.

Dia tidak terkejut saat Chaeyoung mengatakan bahwa dia akan langsung kembali ke kantor dan tak menemukan wanita itu dimana pun saat dia bangun pada sore hari.

Namun Jennie terkejut saat sore itu mendengar tawa Lisa di lantai bawah dan rupanya, wanita itu sedang berbicara dengan Dara yang hanya menggelengkan kepala mendengar apapun yang tengah Lisa bicarakan.

“Hai, Lisa. Selamat sore, Dara.” Sapa Jennie. Matanya masih sedikit mengantuk saat dia berjalan.

Dara bergegas menegakkan tubuhnya seolah takut akan kehadiran nyonya dari istri pemilik rumah itu sementara Lisa hanya tersenyum, menyesap jus jeruk dan menyembunyikan senyum itu di balik gelas.

“Selamat sore, mrs Park. Kau butuh sesuatu?” Tanya Dara menawarkan.

“Aku Jennie, Dara. Bukankah aku pernah mengatakan itu padamu sebelumnya?” Jennie menggelengkan kepala, berjalan menuju dapur dan diam-diam menyentuh garis perut Lisa saat dia melewati wanita itu. “Apa yang kau lakukan disini, Lisa?”

Mata Lisa menatap tubuh Jennie dari atas hingga bawah dan baru sekarang Jennie menyadari dengan kurangnya pakaian saat ini.

Bukannya merasa malu karena saat ini Jennie hanya mengenakan kemeja besar miliknya, dan memakai celana pendek di balik kemeja itu, dia malah tersenyum. Berjalan ke kulkas, mencondongkan tubuh hingga kemejanya tersingkap dan dia yakin, Lisa dapat melihat bokongnya yang bulat di balik celana pendeknya yang ketat saat ini.

“Dasar penggoda.” Jennie mendengar Lisa bergumam pelan.

Dengan tenang, Jennie menuangkan jus jambu ke dalam gelas lalu menoleh pada Lisa, mendekatkan gelas ke bibirnya sementara matanya tetap tertuju pada Lisa.

“Apakah kau baru saja mengatakan sesuatu, Lisa?” Tanya Jennie, tersenyum ramah, karena sadar bahwa ada Dara yang sibuk merapikan dapur saat itu.

“Tidak. Aku hanya mengatakan, bahwa sepertinya cuaca sore ini agak panas.” Lisa tampak kegerahan, mengipasi dirinya dengan bajunya sendiri sementara Jennie menatapnya dengan geli.

“Mungkin kita bisa pergi ke taman belakang. Ada kolam renang dan pepohonan di sana kan? Keliatannya cukup sejuk.” Usul Jennie, memberi senyum sopan lagi sebelum meminum kembali jusnya.

“Menurutmu begitu?” Tanya Lisa.

“Ya,” Jennie memberi tatapan penuh arti. Dia tahu, Lisa akan langsung mengerti. “Dara, bolehkah kau memotong buah-buahan dan mengantarnya ke kolam renang? Aku dan Lisa akan ada di sana selama beberapa saat.”

“Baiklah. Aku akan mengantarnya.” Dara mengangguk tanpa berkomentar lebih lanjut.

Jennie hanya mengangguk lalu berjalan, menarik ujung jari Lisa, membawa mereka berdua ke salah satu kursi yang letaknya tak jauh dari kolam renang.

Meja besar menutupi punggung kaki mereka dan Jennie senang dengan bentuk meja yang ada di halaman belakang ini hingga tak ada satu orang pun yang bisa melihat mereka.

JENLISA - HOLD MY HEART (GIP) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang