BAB 3

3.2K 403 37
                                    

Jennie di tinggalkan pergi begitu percakapan tentang pernikahan selesai.

Begitu saja, status Jennie berubah menjadi calon istri seorang Park Chaeyoung, seorang wanita milyader yang kaya raya.

Di tinggalkan oleh seorang pengawal rasanya aneh. Tetapi begitulah adanya. Ketika Jennie menatap kepergian Chaeyoung dengan perasaan tercengang, Lisa mulai memanggil pelayan, menyingkirkan piring dan gelas bekas Chaeyoung.

“Apakah kau ingin segera pulang? Atau...” Lisa berdiri tidak yakin di tempatnya.

Jennie berkedip, menyadari dengan siapa dia saat ini. Menatap Lisa saat perasaan tidak nyaman dia rasakan. Keraguan, takut tentang seperti apa pernikahan yang sebenarnya Chaeyoung bicarakan di sini.

“Tidak. Aku ingin melanjutkan makan malamku dan... bisakah kau bergabung denganku? Pesan makan malam di sini atau apapun?” Pinta Jennie.

“Tentu saja.” Jawab Lisa dengan mudah. Dia kemudian memesan pesanan yang sama seperti yang Jennie makan. “Ngomong-ngomong, selamat atas tunanganmu.”

Tunangan.

Kata itu keluar dengan lancar dari mulut Lisa, terdengar aneh karena Jennie bahkan tidak pernah mendengar bahwa dirinya memiliki pacar.

Namun tiba-tiba saja, hidupnya melangkah terlalu jauh. Bukan lagi sekedar pacar, tapi tunangan. Sebuah langkah yang tidak pernah dia duga akan terjadi dalam waktu dekat.

“Benar sekali. Aku sekarang calon istri miss Park, kan?” Tanya Jennie, menatap Lisa dengan heran.

“Ya dan kau sekarang adalah bosku. Agak tidak pantas aku berada di meja yang sama denganmu, kan?” Lisa terkekeh, menggaruk tengkuknya seolah dia benar-benar kikuk dengan posisi mereka saat ini.

“Oh, tidak, tidak. Jangan seperti itu, pengawal Manoban. Sejujurnya, aku sangat menghargai kehadiranmu.” Ujar Jennie, tersenyum lembut.

Karena jika bukan kehadiran Lisa yang selalu tersenyum dan ceria, mungkin suasana hati Jennie muram. Lagipula, siapa sih yang di tinggalkan begitu saja tepat setelah seseorang memintanya untuk menikah?

Chaeyoung melakukannya.

Dan meskipun Jennie berusaha memaklumi karena sikap Chaeyoung yang terbiasa dengan ekspresi datar seolah dia benar-benar tidak mengetahui bagaimana dia bersikap, tetap saja jauh di lubuk hatinya Jennie merasa tersinggung.

Dia hanya tidak ingin memperlihatkan hal itu dengan jelas.

“Oh, terima kasih, Jennie.” Jawab Lisa. Makan malam Lisa tiba tak lama kemudian dan mereka saling diam sebelum Lisa angkat suara lagi. “Ngomong-ngomong, aku harus terbiasa memanggilmu nyonya Park, kan?”

Jennie meringis, merasa aneh mendengar kata itu. Dia menggelengkan kepalanya.

“Aku hanya ingin di panggil Jennie saja.”

“Tapi itu tidak sopan.” Lisa kali ini yang meringis.

“Memanggil nama seorang teman itu tidak sopan?” Tanya Jennie, mengangkat satu alisnya. Dia melihat mata Lisa melebar.

“Kita berteman? Tiba-tiba saja?”

Seolah gagasan menemukan teman baru sungguh mengejutkan bagi Lisa. Tapi kenapa? Manusia bisa dengan mudah menemukan teman dimana pun, kan?

Lagipula, Jennie merasa sudah tahu Lisa selama sekitar dua tahun, tepatnya sejak magang. Jadi, tidak ada salahnya mereka berteman.

“Ya, pengawal Manoban. Kita berteman. Miss Park tidak akan keberatan, kan?” Tanya Jennie.

JENLISA - HOLD MY HEART (GIP) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang