Lisa tidak pernah segugup ini seumur hidupnya. Kehidupan yang keras mengajarkan Lisa untuk teguh, berdiri tegap tanpa rasa takut, tidak goyah apalagi gugup.
Namun begitulah dia. Tangannya berkeringat, kaki sedikit goyah dan lutut yang naik turun menandakan seberapa gugupnya Lisa saat ini.
Kegelisahan itu semakin menjadi saat dua orang di depannya memberi tatapan menuntut, tajam, seolah tengah menilai Lisa saat ini.
“Ibu? Ayah? Tolong katakan sesuatu.” Kata Jennie yang duduk di sampingnya, sama tegangnya dengan Lisa saat ini.
“Aku sama sekali tidak mengerti.” Kata Seojun datar.
“Jadi, pada dasarnya kau bilang kau tidak mencintai istrimu? Dan... kau mencintai pengawalnya?” Tanya Hana memastikan dan Jennie menganggukkan kepalanya. “Sekarang, kau kabur dengan seseorang yang kau cintai, begitu?”
“Itu adalah keputusan yang ceroboh.” Lisa berkata cepat. “Percayalah. Itu sama sekali bukan rencanaku.”
“Dan kau berencana untuk membawa putriku ke Philipina, pergi ke negara lain untuk memulai hidup baru?” Tanya Seojun, menatap Lisa dengan tatapan tajam.
Lisa mengatup bibirnya, mengangguk untuk mengakui hal itu. Kedua orang tua Jennie hanya menghela nafas. Bingung bagaimana dia memproses semua ini.
“Baiklah... aku akan menerima jika kau tidak mencintai istrimu. Tapi, bukankah kau menyukainya? Dulu, kau tidak pernah berhenti membicarakan wanita itu, Jennie.” Kata Hana dan Lisa menoleh, mengangkat satu alis ke arah Jennie.
“Bukan begitu,” Jennie menjelaskan, lebih pada Lisa yang terlihat cemburu di bandingkan pada ibunya. “Itu hanya naksir kecil. Semua orang di kantor memang menyukainya kan, Lisa?”
“Aku tidak tahu karena aku salah satu orang yang tidak menyukainya.” Kata Lisa, membantah.
“Ayolah, ini bukan saatnya kau cemburu.” Gerutu Jennie, tak percaya Lisa menunjukkan sikap kekanakan disaat yang tidak tepat.
Lisa tidak menjawab perkataan Jennie dan terfokus pada ibu Jennie saat ini. Mereka tidak tahu kemana harus pergi secara mendadak hingga satu-satunya tempat yang mereka pikir aman adalah rumah orang tua Jennie karena Chaeyoung tak pernah menginjakkan kakinya di rumah tersebut.
Memang, Lisa memiliki apartemen sendiri. Tapi, sudah lama sejak terakhir dia berada disana. Tempatnya pasti sangat kotor dan berdebu.
Dan ini sudah malam hari. Tidak lucu kan dia membawa Jennie ke apartemennya dan membersihkan apartemen di malam hari?
“Jadi apa yang membuatmu berubah pikiran, Jennie? Ya Tuhan... dari sekian banyak orang, aku tidak percaya putriku menjadi orang yang mempermainkan pernikahan.” Ibunya terdengar kecewa.
“Bu, aku tidak bisa tahan dengan Chaeyoung.”
“Karena kau berselingkuh dengan Lisa?” Tanya ayahnya.
“Karena dia bilang aku gagal menjadi seorang ibu!” Jennie meninggikan suaranya. “Bu, aku baru menikah dua bulan dengannya dan setiap aku menstruasi, dia selalu mengatakan aku gagal menjadi ibu, menjadi perempuan.”
Kedua orang tuanya terkesiap. Jennie tidak ingin membicarakan ini, sungguh. Tapi dia tidak suka orang tuanya menyinggung perselingkuhannya.
Ya, dia tahu selingkuh itu salah. Tapi, Jennie sudah menuntut perceraian namun Chaeyoung menutup aksesnya. Apa yang bisa dia lakukan selain berselingkuh?
“D-dia mengatakan itu?” Tanya Hana tak percaya. Matanya berkaca-kaca. Sebagai seorang ibu, tentu sakit hatinya mendengar ada orang yang berbicara seperti itu tentang putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - HOLD MY HEART (GIP) ✔️
Fanfiction(21+) "Kamu adalah pasangan yang Tuhan kirimkan untukku. Jangan pernah meragukan itu, Jennie..." "Tapi apa yang terjadi denganmu nanti jika kita memaksa untuk bersama, Lisa?" Lisa menutup pembicaraan itu dengan ciuman bergairah. Keduanya menutup m...