BAB 43

1.9K 292 25
                                    

“Aku bersumpah Lalisa Manoban, kau adalah bajingan! Aku membencimu! Persetan! Kau bajingan licik! Sial! Sial! Sial!” Pekik Jennie.

Yah...

Jennie Kim marah besar setelah mendengar apa yang baru saja Lisa katakan, persis seperti yang Lisa duga, sebenarnya.

Apa yang orang harapkan setelah melihat seseorang yang tertembak itu rupanya bangun begitu saja? Keajaiban?

Bukan.

Rupanya, Lalisa Manoban adalah lambang kelicikan yang nyata. Siapa yang sangka, Jennie Kim yang merasa hampir 24 jam mengawasi Lisa telah tertipu oleh wanita itu.

Siapa sangka, Lalisa Manoban yang kiranya tidak sadar selama dua minggu, faktanya sudah sadar sejak minggu lalu dan menikmati cara Jennie menangisinya selama ini.

Atau, cara Jennie marah dan balas dendam terhadap Giselle pada saat itu. Jennie bersumpah, dia tidak pernah merasa marah dan lega disaat yang bersamaan hingga pada akhirnya, dia menangis.

“Hei, hei, lihat? Bukankah hal terbaik yang terjadi disini adalah... aku akhirnya membuka mata dan melihatmu. Itu yang kau sering katakan, kan?” Lisa mencoba merayu.

“Brengsek! Tutup saja mulutmu! Aku tidak mau bicara denganmu!”

“Baiklah.” Lisa mengangguk.

“Tunggu, apa?!” Bentak Jennie lagi.

Hana yang ada di sampingnya, langsung merangkul Jennie untuk menenangkan. Dia juga sama kesalnya dengan Jennie. Namun di balik itu semua, Hana merasa lega meski dia tahu jika apa yang Lisa lakukan sangatlah keterlaluan.

Seharusnya Lisa tahu bagaimana Jennie, dia dan suaminya mengkhawatirkan Lisa. Bisa-bisanya Lisa mempermainkan hal seperti ini?

“Jennie, tenangkan dirimu.” Kata Hana.

“Sudahlah. Aku tidak mengerti lagi apa yang kau pikirkan saat ini.” Gerutu Jennie.

“Bu, bolehkah kalian memberi aku dan Jennie waktu berduaan?” Tanya Lisa sambil tersenyum kecil pada Hana.

“Tapi...”

“Aku mohon...” Pinta Lisa.

Hana tampak enggan meninggalkan keduanya. Jelas sekali, khawatir jika mereka harus memulai pertengkaran. Namun akhirnya, dia mengangguk.

“Jika kalian butuh sesuatu, hubungi aku, oke?” Pesan Hana. Baik pada Lisa maupun Jennie.

“Tentu, Bu.” Kata Lisa sementara Jennie masih diam.

Begitu Hana akhirnya meninggalkan mereka berdua di ruang rawat Lisa yang tetap dijaga oleh pengawal, Lisa pun bangun dari tempat tidur.

Jennie masih kesal. Tapi meski begitu, dia cemas Lisa bangun begitu saja. Lisa terkekeh dan saat Jennie mendekat, dia tidak sungkan untuk melingkarkan tangannya di sekitar tubuh Jennie, menariknya agar Jennie berdiri di antara kedua kakinya.

Wajah Lisa terbenam di perut Jennie dan Jennie, kendati ada kemarahan tersisa dalam dirinya, pada akhirnya balas memeluknya.

“Maafkan aku karena tidak berhasil melindungimu dan... anak kita.” Kata Lisa dengan sungguh-sungguh.

“Lisa, kau telah melakukan yang terbaik. Ya Tuhan, kau sudah melewati hari yang mengerikan karena kau tidak mendapatkan pengawalan yang tepat.”

“Kau benar. Astaga... itu adalah hari paling mengerikan yang pernah terjadi dalam hidupku.” Kata Lisa dan Jennie bisa merasakan tubuh Lisa bergidik.

“Apa yang terjadi?” Tanya Jennie, sedikit menjauh untuk melihat pacarnya.

“Rupanya, Chaeyoung sangat menyukaiku. Tidak, dia terobsesi padaku. Siapa yang sangka akan hal itu?” Lisa mengerutkan kening.

JENLISA - HOLD MY HEART (GIP) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang