Pemikiran Jennie tidak pernah berubah hingga sekarang.
Segala kehidupannya yang tenang selama dua bulan ini... sungguh mengganggunya. Bukan Jennie tidak bahagia. Hanya saja, dia selalu berpikir pada kemungkinan terburuk.
Seperti... Chaeyoung yang akan menemukan tempat mereka saat ini, melakukan sesuatu yang buruk terhadap Lisa. Atau yang membuatnya takut, diam-diam merencakan sesuatu yang tidak terduga.
Sudah dua bulan dan memang, tidak ada sesuatu yang terjadi pada dirinya maupun Lisa.
Dua bulan lalu, Lisa membangun studio kecil di dekat rumah mereka. Yang tak di sangka, Lisa memilih rumah yang luas dengan keamanan yang ketat. Tentu, Jennie sangat menyadari dengan keamanan yang di berikan Lisa di sekitar rumahnya.
Tanpa perlu mereka bicara, Jennie tahu jika Lisa juga memiliki kekhawatiran yang sama. Tapi kekhawatiran Jennie lebih parah karena beberapa kali, dia bermimpi Chaeyoung berada di rumahnya, lalu melakukan sesuatu yang buruk pada dia dan keluarganya.
"Selamat malam nyonya Jennie." Jess, pelayan rumah Manoban menyapa dengan sopan saat Jennie baru saja pulang bekerja.
Ya, tepat sekali. Setelah tiba di San Diego, Jennie kembali bekerja atas keinginannya.
Pada mulanya, Lisa melarang. Karena Lisa pikir, Jennie tidak memerlukan uang. Namun dalam pekerjaan ini, bukan uang yang dia cari. Melainkan, kegiatan agar tidak terlalu bosan.
"Malam, Jess. Dimana Lisa?" Tanya Jennie, memberikan jaket dan tasnya pada Jess.
"Ada di ruang kerjanya, nyonya."
"Apakah dia sudah makan?" Tanya Jennie dan pelayannya itu menggelengkan kepalanya. "Baiklah. Siapkan makan malamnya. Aku akan mengantar makanan itu ke ruang kerjanya.
Jess menganggukkan kepalanya dan menyiapkan dua porsi makanan untuk Jennie dan Lisa. Sementara itu, Jennie pun mencari keberadaan orang tuanya dan tersenyum melihat kedua orang tuanya ada di sofa, duduk dan berpelukan.
"Hai, ibu... ayah... kalian sudah makan malam?" Tanya Jennie pada kedua orang tuanya yang menoleh.
"Jennie," Ibunya menyapa, namun tidak ada senyum di wajahnya.
"Nak, sepertinya ada sesuatu terjadi pada Lisa." Ayahnya berkata tiba-tiba.
"Lisa? Ada apa?"
"Entahlah... dia kelihatannya sangat kesal pada sesuatu sejak pulang kerja." Kata ibunya menatap pintu ruang kerja Lisa yang tertutup rapat.
"Apakah dia tidak keluar sama sekali sejak pulang?" Tanya Jennie.
Kedua orang tuanya mengangguk, tengah cemas dan Jennie mengerutkan kening. Lisa tidak pernah terlalu lama di ruang kerjanya seperti itu kecuali ada sesuatu yang mendesak yang mengharuskan wanita itu berada di sana selama berjam-jam.
"Aku sangat khawatir. Lisa tidak pernah seperti itu sejak dia pindah kesini." Kata ayahnya.
"Tidak apa-apa, ibu... ayah... aku akan mencari tahu apa yang terjadi pada Lisa, oke?"
Ibunya mengangguk sambil mengusap lengan Jennie. Tak dapat di pungkiri, melihat kedua orang tuanya seperti itu membuat Jennie akirnya turut cemas juga.
"Panggil saja aku jika butuh sesuatu, ya?" Kata ibunya dan Jennie mengangguk.
"Nyonya Jennie, makan malam untuk nyonya Lisa sudah siap." Jess memberitahu dengan sopan.
Jennie mencium pipi kedua orang tuanya sebelum dia pergi ke dapur dan membawa makan malam untuk mereka. Jennie tahu, dia tidak perlu mengetuk pintu tapi mengingat orang tuanya mengatakan bahwa Lisa berada dalam suasana hati yang buruk, Jennie memutuskan untuk bersikap sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - HOLD MY HEART (GIP) ✔️
Fanfic(21+) "Kamu adalah pasangan yang Tuhan kirimkan untukku. Jangan pernah meragukan itu, Jennie..." "Tapi apa yang terjadi denganmu nanti jika kita memaksa untuk bersama, Lisa?" Lisa menutup pembicaraan itu dengan ciuman bergairah. Keduanya menutup m...