Hal terakhir yang Jennie lakukan sebelum pergi ke kantor adalah membuat sarapan untuk Chaeyoung, bosnya, calon istrinya.
Ini hanyalah makanan sederhana. Berupa pancake, potongan buah di kotak yang berbeda, madu yang dia pisah juga, serta catatan kecil yang dia tulis.
Semangat bekerjanya hari ini. Aku harap, kau menyukainya. Aku tidak sabar menikah denganmu. -J-
Semanis itu, Jennie akhirnya pergi ke kantor. Kedua orangnya menertawakan keceriaannya yang berlebihan.
Sikap positif Jennie yang berpikir bahwa dia akan bisa meluluhkan sikap dingin Chaeyoung membuat dia tersenyum sepanjang perjalanan.
Tiba di kantor, Jennie mendekap kotak bekal di tangannya itu dan lagi, secara kebetulan dia bertemu dengan Chaeyoung dan Lisa yang hendak menaiki lift.
“Pagi miss Park, pagi pengawal Manoban.” Sapa Jennie ramah pada kedua orang yang lebih tinggi darinya itu.
“Pagi, Jennie.” Lisa balas menyapa sementara Chaeyoung hanya meliriknya sekilas, seperti biasa. “Kau bawa bekal? Terlambat untuk sarapan?”
Jennie menggelengkan kepala. Tiba-tiba merasa malu, pipinya tersipu ketika dia menunduk. Dia menyelipkan rambut ke belakang telinga, dan perlahan menatap kedua orang di depannya lagi.
“Bukan begitu. Aku... membawakan bekal untukmu, miss Park.” Kata Jennie. Pipinya semakin memerah.
Chaeyoung menoleh, menatapnya dari atas hingga bawah. Jennie gugup, merasa bahwa Chaeyoung sedang menilai sikapnya saat ini.
Tapi detik berikutnya, Chaeyoung kembali menatap lurus pada lift yang masih tertutup dan hati Jennie tenggelam, dia merasa kecewa.
Dan tiba-tiba saja, Lisa mengambil kotak bekal itu dari tangan Jennie. Ekspresi wajahnya berseri-seri ketika menarik kotak bekal itu ke hidungnya, lalu menghirupnya.
“Hmmm, aroma pancake ini luar biasa sekali.” Kata Lisa. “Dan kebetulan Chaeyoung juga belum makan. Aku yakin, dia akan menyukainya.”
Dalam hitungan detik, mata Jennie menjadi cerah lagi dan Lisa tertawa sambil mengusap puncak kepala Jennie.
Jennie membeku, sedikit terkejut dengan perlakuan singkat tersebut. Sebelum Jennie bisa memprosesnya, pintu lift terbuka dan Lisa serta Chaeyoung sudah masuk lebih dulu.
Mau tak mau, Jennie pun ikut masuk ke dalam lift meskipun dia terus melirik Lisa yang berdiri di belakang Chaeyoung. Dia ingin tahu, apakah Lisa menyadari apa yang baru saja di lakukannya itu.
Mereka keluar dari lift dalam waktu singkat. Chaeyoung berjalan lebih dulu, kemudian Jennie lalu di susul Lisa.
“Hei,” Lisa memanggil Jennie.
“Ya?” Jennie menoleh.
“Untuk sarapannya,” Lisa berkata sambil mengangkat kotak bekal yang sebelumnya Jennie bawa. “Terima kasih. Ini sangat berharga dan yah, lucu sekali kau berusaha membuatkan pancake untuk Chaeyoung.”
“Tidak masalah. Chaeyoung adalah calon istriku. Hal sederhana seperti ini akan selalu terjadi setiap pagi.” Kata Jennie sambil tersenyum, lalu melangkah begitu saja ke dalam ruangannya.
Sebelum menutup pintu, Jennie melihat Lisa tampak menghirup aroma makanan dari bekal makanan tersebut.
“Aneh.” Komentar Jennie sebelum dia akhirnya menutup pintu ruangannya.
***
Di dalam ruangan, Lisa sudah duduk di sofa sementara Chaeyoung begitu fokus dengan pekerjaannya. Tapi, Chaeyoung tampaknya merasa terganggu dan dia sedikit menyingkirkan laptopnya untuk melihat Lisa yang berhenti bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - HOLD MY HEART (GIP) ✔️
Fanfiction(21+) "Kamu adalah pasangan yang Tuhan kirimkan untukku. Jangan pernah meragukan itu, Jennie..." "Tapi apa yang terjadi denganmu nanti jika kita memaksa untuk bersama, Lisa?" Lisa menutup pembicaraan itu dengan ciuman bergairah. Keduanya menutup m...