Saat Chaeyoung pulang, rasanya tidak begitu menyenangkan bagi Jennie. Namun meski begitu, dia tetap menyapa istrinya dan menunggu hingga Chaeyoung selesai mandi sementara dia menyiapkan baju santai untuk Chaeyoung.
Tanpa melakukan protes, Chaeyoung pun mengenakan baju yang di siapkan Jennie dan mereka berjalan keluar dari kamar berbarengan, menuju meja makan untuk makan malam.
Lisa tidak terlihat dimana pun sejak mereka berbicara satu sama lain. Bahkan saat makan siang, Jennie tidak melihat Lisa dimana pun.
Penasaran, tapi Jennie memutuskan untuk tetap diam ketika Dara memulai makan malam mereka.
Tidak ada percakapan yang di lakukan membuat Jennie mulai bosan dan sekali lagi, Jennie memperhatikan saat Dara membawa piring penuh makanan dan berbelok menuju salah satu lorong terpencil di rumah ini.
“Apakah ada orang lain di rumah ini? Selain Dara dan Lisa?” Tanya Jennie, tak tahan menyembunyikan rasa penasarannya.
“Apa?” Chaeyoung bertanya, tak tertarik.
“Pagi dan siang ini, aku melihat Dara membawa piring kosong dari suatu tempat dan sekarang? Dara juga membawa sepiring makanan ke... entahlah. Apakah ada orang lain yang harus Dara beri makan di rumah ini?”
Jennie bersumpah, dia melihat bahwa tubuh Chaeyoung menegang selama beberapa detik, begitu juga dengan wajahnya.
“Ya,” Chaeyoung berhasil menetralkan ekspresinya dan mengangguk. “Ada seseorang di ruang bawah tanah. Tapi aku sarankan kau tidak pergi ke sana.”
“Mengapa?” Tanya Jennie penasaran.
“Karena mungkin kau akan takut melihat apa yang ada di sana. Sesuatu yang berbahaya.” Kata Chaeyoung.
Jennie mengerutkan kening. Tidak terlalu paham dengan sesuatu yang berbahaya itu. Tetapi, Dara masuk keluar ke ruang bawah tanah dan wanita itu baik-baik saja, kan?
“Dan jangan samakan kau dengan Dara.” Kata Chaeyoung melanjutkan, menyadari apa yang Jennie pikirkan. “Karena Dara sudah mengerti apa yang dia hadapi.”
Jennie menganggukkan kepalanya lalu menggigit potongan daging yang tersaji, melirik Chaeyoung sebelum dia berbicara lagi.
“Jadi, kau pikir aku tidak bisa menghadapi itu? Meskipun itu salah satu kehidupanmu juga?”
Chaeyoung meletakkan alat makannya, matanya menyipit berbahaya pada Jennie.
“Aku bersumpah kau tidak ingin tahu hal itu, Jennie.” Kata Chaeyoung. Bertepatan dengan itu, mereka berdua melihat Dara muncul. “Dara, dimana Lisa?”
Dara menunduk dan sempat melirik Jennie sekilas. Jari-jarinya bermain di depan, saling mengepal, tampak gugup.
“Tadi siang... dia mengatakan bahwa dia ingin bertemu... Miyeon.”
Miyeon.
Nama itu muncul begitu saja dan Jennie merasakan ketegangan yang membuat dadanya terasa terhantam, menyadari alasan Lisa pergi.
Pagi ini, Lisa tampak sedang merayunya dengan menyentuhnya. Jadi mungkin, dia perlu seseorang untuk... membantunya?
Tapi, ini sudah malam. Lalu, kenapa Lisa tidak pulang juga? Apakah Miyeon berhasil membuat Lisa lupa waktu hingga bukan satu atau dua jam Lisa pergi, tapi berjam-jam hingga malam hari?
“Baiklah. Sepertinya, kau kunci rumah saja. Sepertinya, Lisa tidak akan pulang.” Kata Chaeyoung pada Dara yang mengangguk.
“Baik, Mrs Park.”
Chaeyoung mengangguk lalu mengusir Dara dengan gerakan tangannya. Dara pergi dan Jennie menatap Chaeyoung, kerutan terlihat jelas di wajahnya.
“Mengapa kau berpikir Lisa tidak akan pulang? Bagaimana jika dia sedang dalam perjalanan? Atau, bagaimana jika dia pulang pada tengah malam dan mendapati rumah terkunci?”
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - HOLD MY HEART (GIP) ✔️
Fanfiction(21+) "Kamu adalah pasangan yang Tuhan kirimkan untukku. Jangan pernah meragukan itu, Jennie..." "Tapi apa yang terjadi denganmu nanti jika kita memaksa untuk bersama, Lisa?" Lisa menutup pembicaraan itu dengan ciuman bergairah. Keduanya menutup m...