27.

2.1K 52 5
                                    

Bismillahirrahmanirrahim...
.
.
.
.


Annyeonghaseyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Annyeonghaseyo..
Kasih emot 💚
Yang masih pada nunggu Rayyan up




~•~

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Dhita masih berada di dapur belakang menunggu airnya mendidih, ia duduk sendiri setelah tadi di temani Ayahnya. Usai bicara Ayahnya masuk kedalam rumah bersiap-siap pergi bekerja.

Ia menghela napas sejenak, ia tau apa yang di khawatirkan oleh sang Ayah tadi.

Makanya dia benar-benar menjelaskan pada Ayahnya, kalau beliau tak perlu khawatir, karena dia sangat baik-baik sekarang.

Bahkan dia juga mengucapkan terima kasih karena telah mempertemukan dirinya bersama Rayyan, karena perjodohan ini. Dia mendapatkan lalaki sebaik, sesayang dan secinta itu kepadanya, Dhita meminta doa pada sang Ayah untuk mendoakan dirinya agar selalu kuat dan bahagia selamanya bersama Rayyan, karena Dhita sadar bagaimana dunia suaminya itu.

Dia hanya takut kedepannya nanti, akan terjadi sesuatu kepadanya atau pun kepada suaminya.

Meskipun begitu ia tak menceritakan bagaimana kehidupan sang suami, dia hanya takut kalau orang tuanya tahu Rayyan adalah ketua geng motor, mereka khawatir dan malah ingin memisahkan dirinya bersama Rayyan.

Sungguh ia tak ingin sampai itu terjadi.

Cup!

"Ih Rayyan!" Dhita tersentak saat merasakan pipinya di kecup, dan pelakunya siapa lagi kalau bukan suaminya.

"Percuma apinya di tungguin, kalau yang nungguin ngelamun." Ledek Rayyan pada Dhita.

"Siapa yang ngelamun? Nggak ya!" Sungut Dhita.

Rayyan tersenyum tipis, duduk di kursi yang tadi di gunakan duduk Pak Fauzi.

"Kalau nggak ngelamun, kenapa aku panggilin nggak jawab? Hmm.." Ujar Rayyan gemas, menoel ujung hidung Dhita.

𝐑𝐚𝐲𝐲𝐚𝐧 𝐏𝐨𝐬𝐞𝐬𝐢𝐟 𝐁𝐨𝐲 (Lêê Jêñð) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang