Part 8

7.1K 589 2
                                    

Kyle POV

"Kyle-ah kau kenapa?" ucap Jimin yang mencoba membuka pintu kamar yang terkunci.

"Sudah pergilah. Tak ada yang lebih berharga selain boyband-mu,"

"M-mmaksudku bukan seperti itu Kyle, kau harus memahaminya,"
Ucap Jimin

"Tak perlu kau bilang pun aku sudah mencoba untuk memahaminya, tapi kau tak mengerti apa yang aku maksud, Jimin-ah," ucapku lirih karena air mata yang jatuh.

"Aku tak ingin kau bersedih, baiklah aku takkan pergi ke dorm. Sekarang buka pintunya," ucap Jimin terus bersikeras.

"Aku tidak sedih, sudahlah uruskan dulu apa yang seharusnya menjadi tanggung jawabmu,"

"Kau pun menjadi tanggung jawabku!"

Kalau aku sebelumnya mengetahui hal yang menjadi prioritas Jimin selain aku itu adalah boyband-nya lebih baik aku berpura-pura menikah dan berpura-pura mencintainya, gumamku dalam hati.

Aku pun terus menangis dan sudah tak menggubris omongan Jimin. Ia hampir saja membuatku terbang lalu ia menjatuhkan-ku jurang yang amat sangat dalam.

Waktu sudah menginjak pukul 8 malam, mengapa Jimin tak ada kabarnya? Mengapa dia tak mengeluarkan suara? Pertanyaan kekhawatiran pun muncul di benakku.

Aku pun mencoba membuka kunci yang terselip di gagang pintu dan membukanya. Langkah kaki ku pun di pelankan agar tak terdengar, perlahan aku ke bawah melihat apakah Jimin ada disitu atau tidak.

Sial. Mobil yang tadinya terkapar kaku di halaman sekarang menghilang.
Gila, apa yang ada di pikiran Jimin saat ini? Apa dia tak mengerti perasaanku?

Malam yang larut telah berubah menjadi malam yang sunyi senyap seperti merasa kurang atau kehilangan sesuatu.

.

.

.

Fake Marriage Jimin - pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang