Part 25 - Come Back

3.3K 231 6
                                    


"Jimin-ah, sampai kapan kau akan beristirahat di agensi ini? Kami membutuhkanmu,"

"Hmm, Jin-hyung, semua ini harus ku pertimbangkan lagi. Aku tak mungkin meninggalkan Kyle sendiri,"

"Bangtan Boys tanpamu seperti ada yang kurang. Kami tanpamu bukan apa-apa, kami merindukan kehadiranmu," ucap Jin seraya menepuk bahu Jimin. Mereka mengadakan pertemuan mendadak di caffe terdekat.

"Hyung, jangan takut, kami di sini mendukungmu. Ku yakin hal terbaik setelah ini adalah kau kembali," ucap Taehyung yang baru saja datang dengan gelagas menyeruput kopi milik Jimin.

Jimin pun terdiam mematung. Wajahnya hampir pucat tak tahu apa yang akan ia ucapkan saat ini. Ia menunjukan wajah berpikirnya, tetapi para hyung dan teman-teman serta staff BigHit Entertainmet sangat berharap besar padanya.

"Dari dulu hingga saat ini, kita selalu bersama. Lantas, apa yang menyebabkan kita seperti ini? Kami beserta ARMYs membutuhkan mu, Jimin-ah," tutur sang leader dengan wajah fokusnya itu.

Hobi, Jungkook, dan Yoongi tak bisa berkata apa-apa mengenai hal ini. Kemungkinan perkataan hyung-nya sudah bisa tersampaikan.

"Jimin-hyung, apa kau tak membuka fancafe? Apa kau tak memperhatikan di situ banyak sekali ARMYs yang mendukung. Kami bahkan hampir kehabisan kata-kata untuk menjawab apa yang sebenarnya terjadi denganmu, kami masih menyayangimu lantas kami balas dengan secuil kebohongan," celetuk Taehyung si alien dengan wajah seriusnya. Tak sering ia serius seperti ini, bahkan para hyung-nya hampir terbahak-bahak mendengar perkataannya itu.

"Jimin-hyung, apa kau tak kasihan pada Yoongi-hyung? Ia akan menikah bulan ini, dan mana mungkin pikirannya terganggu oleh hal yang mengganjal hatinya ini," ucap Jungkook dengan wajah polosnya.

"Jungkook-ie, kau tak perlu membahas hal ini. Aku sudah dewasa, aku bisa menanganinya. Percayakan hal itu padaku," celetuk Yoongi dengan menebarkan senyum ikhlasnya walau sebenarnya ia tidak baik-baik saja.

Merelakan yang harusnya tak direlakan untuk pergi itu sangat sulit. Karir mereka yang sedang membludak pun tak bisa memungkiri mengapa hal ini terjadi. Di satu sisi Jimin mengkhawatirkan istrinya yang sakit, namun di satu sisi lagi Jimin harus kembali pada karir dan ia harus kembali pada sarang yang membawanya menjadi orang sukses seperti sekarang ini.

Namun tetap saja akan ada pelangi setelah hujan. Begitu pun dengan bulan di malam hari, ia akan berganti menjadi mentari yang cerahnya bisa merundukkan kehampaan. Dengan senyum simpul sang namja itu duduk dengan tegak dan memutuskan sesuatu. Ini akan menjadi pertimbangan di mana karir Bangtan Boys akan berjalan mulus atau bahkan sebaliknya.

"Hyung, dan teman-temanku, ku mohon untuk kali ini aku benar-benar tak bisa menyimpulkan sesuatunya lagi. Mianhae..,"

Terdengar kata 'maaf' dari mulut namja yang sekarang tengah vakum di dunia per-k-pop-an.
Semuanya melebarkan matanya, hampir-hampir menghela nafas pasrah karena tahu hal ini tak sepeti yang diharapkan. Jimin melanjutkan perkataannya dengan tenang.

"Mianhae.. Aku.. Aku akan terus bersama kalian sampai kapan pun. Aku tak bisa meninggalkan hal yang sudah membawaku menjadi sukses, tetapi ini bukan apa-apa kita masih punya 1001 jadwal untuk menjadi sukses!" tutur Jimin bahagia dan sedikit menitihkan air mata haru. Dalam keadaan desak-desakan di meja mereka merentangkan tangan dan menyatukannya sebagaimana berpelukan.

"Aku percayakan hal itu padamu, kaulah yang terbaik," ucap Namjoon mengelus bahu Jimin. Dan dibalas dengan senyum hangat dan kata 'terima kasih atas pengertian kalian untukku selama ini'

"AYYA! JIMIN-IE KEMBALI!! YEAH, KITA PERLU MERAYAKAN HAL INI HYUNG!!!! HAHAHA!" ucap Hobie dengan nada kencang beserta bahagianya. Ia mengguncang-guncang tubuh Namjoon dan sedikit kaget karena lirikan maut Namjoon membuatnya takut.

-----

Malam harinya, Jimin menginap di dorm. Ia tentu akan rindu pada suasana kehangatan ini. Rindu dengan suara dengkuran sang leader, rindu dengan tendangan maut si alien, dan yang lainnya. Kini ia bisa berlatih lagi, tetapi satu hal yang harus dia ingat adalah Kyle. Yeoja itu masih tanggung jawabnya.

"Hyung, bagaimana keadaan Kyle-nuna?" ucap Jungkook sambil mengaduk kopi yang dibuatnya lalu berjalan mengarah ke Jimin.

"Eoh? Masih seperti dulu. Tetapi, ia lebih sensitif sekarang ini. Kau tak mau bertemu dengannya lagi?" balas Jimin sambil menyuapi dirinya dengan snack dan tetap dengan fokus ke komik yang ia baca.

"Hahaha, kau ini. Jika sempat, izikan aku bertemu dengannya sekali saja. Boleh?" sambung Jungkook memalingkan matanya pada Jimin.

"Kau tak tahu malu ya, hahaha. Tapi aku membebaskan hal itu, Kookie. Asal kau tahu batasannya. Sudahlah pergi, kau mengganggu mario bros-ku saja," ucap Jimin masih fokus dengan komik Mario Bross nya itu.

-----

"Hyung, bagaimana jika Kyle-nuna melarang Jimin untuk tinggal di sini lagi?" gumam Taehyung pada Hyungnya dan berbicara tanpa sepengetahuan Jimin.

"Mana mungkin hal itu terjadi. Kyle itu wanita baik, kau tahu itu?" timpal Namjoon lalu melemparkan bantal ke wajah Taehyung yang terlihat tak mengerti apapun.

"Ah, aku takut.. jika Jimib merahasiakan hal ini pada Kyle. Coba, buktinya seharian ini ia tak menghubungi Kyle-nuna, kan?" tutur Yoongi dengan wajah mengada-ada.

Menghela nafas lalu berpikir, dan.. "Kalian.. Hmm, apa kalian sepikiran denganku?" gumam mereka bersamaan hal itu lantas membuat Jimin menghampiri.

"Hei, sedang bahas apa kalian ini? Kelihatannya seru sekali, bolehkan aku mencampuri urusan itu?" tukas Jimin datang mengejutkan mereka semua yang duduk di sofa.

"A-aani...... Hanya saja...,"


Helloooooo, zika kembali lagii yihaaaaa. Gimanaa cukup buat penaarankann?maafkaan daku baru update, semiga kalian suka part ini yaah. Jangan lupaa voteenyaaaa commentnyaaaaaaa yaaaaaa gomawoyooo^^


Fake Marriage Jimin - pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang