Part 8.1

6.7K 627 4
                                    

Aku mencoba untuk tak mempedulikannya, namun apa ini yang namanya cinta?
Kekhawatiran ini membuat aku tak bisa berhenti berfikiran negatif .

Tanpa berpikir panjang aku pun segera merogoh handphone-ku lalu ku cari kontak teman-teman Jimin dan mencoba menghubunginya. Ku harap mereka bersama Jimin.

"Hello, kyle-ah ada apa?"

"Namjoon-ssi, kau masih latihan di dorm?"

"Kami telah berpamitan untuk pulang sekitar 2 jam yang lalu, latihannya telah usai,"

"Ne?? Apa kau bersama Jimin?"

"Tidak, Jimin tidak bersamaku sekarang. Memangnya dia belum pulang? Tadi dia pergi ke caffe untuk menenangkan diri bersama Suga katanya,"

"Oh begitu? Belum, aku khawatir saat ini. Baiklah terima kasih Namjoon-ssi,"

"Yaa, sama sama,"

Apa yang dimaksud dengan kata 'menenangkan diri'? Apa dia sebegitu stress-nya memikirkan hal yang membuat kami bertengkar.

Bruukk

Astaga, suara apa itu? Suara seperti seseorang terjatuh di depan rumahku. Aku akan mengeceknya mungkin itu Jimin.

"Jimin-ah!!!"

Ucapku terkejut lalu lari menuju keberadaan Jimin yang terkapar.
Apa dia mabuk?
Namun mulutnya tidak menggambarkan bahwa alcohol telah menguasai dirinya

"Kyle-ah aku mengantuk, untung nyawaku tak melayang saat membawa mobil tadi,"
Ucapnya terbata-bata

Tanpa basa basi lagi aku pun merangkulnya dan membawa ia masuk ke dalam rumah.

"Apa yang kau lakukan? Aku mengkhawatirkan mu. Mari ke kamar kau harus mengganti bajumu,"

Jimin sepertinya memang mengantuk apa ketika di dorm atau di caffe dia benar benar merenungkan hal itu? Aku hampir saja menyesal membuatnya merasa bersalah

Yoii gais, ayo baca terus kelanjutannyaaa aku usahain bikin gregett deh
Jangan lupa vommentnya, jangan pelit elah:(
Kalo ada silent reader ntar gue bakal slow post loh:((

Fake Marriage Jimin - pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang