Part 15

5K 402 1
                                    


Kyle POV

Pagi ini aku harus ke tempat fitness tapi aku lebih memilih yoga atau senam yang dikhususkan bagi wanita-wanita yang sedang mengandung.
Aku melirik Jimin yang masih terlelap dengan wajah manisnya itu. Aku pun mengelus pipi mungil Jimin dan sekilas mencium keningnya. Anak yang satu ini memang sangat sulit untuk dibangunkan, perlu jurus khusus untuk membuatnya terbangun dari tidurnya.

"Jimin-ah hari ini aku akan mengikuti senam. Apa kau mau mengantarku?" bisikku pada Jimin yang ternyata sudah setengah sadar.

"Aku akan istirahat hari ini, kau bisa meminjam mobilku," balas Jimin

"Oh ya sudah, aku akan mandi setelah itu membuat sarapan untukmu. Kau mau sarapan apa pagi ini?" ucapku penuh kelembutan seraya mencubit pipi Jimin.

"Hmm, apapun yang kau buat aku akan memakannya," tukas Jimin dengan melontarkan senyum lebarnya.

Aku pun bergegas menuju kamar mandi lalu mengganti bajuku. Hari ini aku hanya memakai kaos putih polos dan legging hitam, karena ku rasa senam harus menggunakan pakaian yang bisa membuat tubuh kita mudah untuk bergerak.
Setelah selesai berdandan aku pun berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan, menu yang akan ku buat adalah sandwich with bacon mungkin jarang orang membuat sandwich dilapisi daging babi segar seperti ini.

"Jimin-ah turun sekarang, aku akan berangkat dan makanan pun sudah aku siapkan," teriakku dari bawah seraya menyandangi tasku. Ohya, beruntung para eomma sudah pulang tadi pagi, jadi aku tak perlu membuat makanan dengan porsi yang banyak.

"Ya!" ucap Jimin dengan nada malasnya.

"Oke, aku berangkat yah," ucapku pada Jimin seraya mencium pipi, kening, dan bibirnya.

Ketika aku membuka pintu mobil, aku melihat secarik kertas di kotak pos rumahku. Aku mencoba menghampiri dan membaca isi surat itu.

"Kyle-ah ku harap kau tak melupakanku. Kisah asmara yang pernah kita perbuat belum berakhir, aku akan tetap mengawasimu. -your secret admirer"

Astaga siapa yang mengirim surat ini? Aku pun mulai bertanya-tanya akan hal ini, siapa yang akan mengintaiku? Aku harus terus berjaga-jaga, dan hal ini aku tak berani membicarakannya pada Jimin. Aku pun segera merobek kertas itu lalu membuangnya ke tong sampah, dan aku belari menuju mobil lalu ku tancapkan gas menuju tempat fitness.

Huft. Melelahkan 30 menit setiap 1 minggu sekali bukanlah hal yang mudah. Namun hal ini berpengaruh pada proses melahirkanku nanti.

Hari ini tepat 9 bulan, aku pun menantikan masa-masa yang sangat berarti. Dan dari jauh-jauh hari Jimin menyiapkan sekoper perlatan dan baju-baju untuk di rumah sakit. Dan tetap saja terkadang aku tak tenang akan surat yang terus menerus menerror-ku, sampai berbulan-bulan pula aku menutupi hal ini pada Jimin.

Brukkk

"Astaga, aku dimana? Anakku?" ucapku pada Jimin yang tertidur di samping kasur rumah sakit ini. Apa aku benar-benar di rumah sakit?

"Oh honey, kau sudah bangun? Sebentar ya tunggu di sini," ucap Jimin lalu bergegas keluar ruanganku.

"Taraaa! Ini bayi kita sayang, kau tidak bisa lahir normal karena beberapa penghalang. Dan anak kita perempuan, cantiknya sama seperti eommanya dan manisnya sama seperti appanya," ucap Jimin berbisik dengan nada pelan dan lembut disertai senyum lebar dan matanya mulai berkaca-kaca karena terharu.

"Oh, ya tuhan," tukasku pada Jimin dan air mata bahagiaku pun menetes, Jimin pun sekilas mencium bibirku.

"Akan diberi nama apa?" ucap Jimin

"Hmm, bagaimana jika Park Hye Bi? Nama marga dari sang appa harus ada, bukan?" tukas ku seraya menahan tangisan haru.

"Wah, hello HyeBi-ah di sini ada appa dan eomma," ucap Jimin seraya mencium bibir anak pertamanya itu.

3 Bulan Kemudian

"Sayang, appa ke dorm dulu ya. Kalian baik-baik di sini," ucap Jimin padaku seraya mencium bibirku dan bibir HyeBi.

"Baiklah, hati-hati di jalan ya," jawabku disertai kecupan kening dari Jimin.

Mobil Jimin pun sudah tak terlihat keberadaannya lagi. Yang ku khawatirkan adalah di saat Jimin pergi dan disaat itu pula secarik kertas terlihat di kotak pos itu.
Aku pun menaruh HyeBi di kursi bayi, dan aku mencoba keluar untuk membaca isi surat teror itu.

.
.
.

Astaga! Siapa secret admirer kurang ajar itu? Tak aman sama sekali tak aman! Jimin ayo cepat pulang, aku takut. Tapi aku tak mungkin menyuruh Jimin pulang, aku takut ia khawatir. Ya Tuhan, cobaan apalagi ini? Tersiksa dengan beribu-ribu kiriman surat terror itu.

Hellooooooo.. mian reader kalo aku bikin partnya selalu dikit:( ntar bakal dipanjangin lagibdeeh. Penasaran gasiih? Surat apaan yg meneror Kyle terus terudan? Pokonya bacaa okey oantenginnnnn.
Vomment gaboleh lupa gais!:D



Fake Marriage Jimin - pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang