Part 9.1

7K 593 10
                                    

Ya tuhan ada apa ini, mana mungkin Jimin sakit disaat concert-nya ini. Jantungku pun berdegup kencang tulang rusukku sakit dan merasa seolah ada ikatan batin yang sangat kuat.

Ku rasa Jimin tak mengetahui keadaannya saat itu, ia pun tak merasa jika dia sakit. Namun tak bisa dibohongi kali ini ia benar-benar sakit.

"Jimin-ah mengapa diam? Bagaimana dengan concert-mu? Kau harus ke bandara 4 jam lagi,"
Ucapku penuh ke khawatiran

"M-mm tak apa Kyle-ah, aku bisa aku yakin aku bisa ini sudah menjadi tugasku dan--"

"Tapii....."

"Kau tenang saja aku akan mandi sekarang, ini semua ku lakukan untukmu." ucap Jimin seraya mengecup keningku lalu turun menuju kamar mandi.

Aku tetap khawatir aku tak yakin dia bisa melakukan improvisasi yang sangat hebat untuk menutupi beban atau sesuatu yang dia rasakan.

Tak tok tak tok

"Jimin-ah mari sarapan!" teriakku dari meja makan.

"Aku akan memakai baju dulu sayang," ucap Jimin lembut

Heran biasanya dia menanggapi semua perkataanku dengan candaan namun mengapa sekarang ia menjadi lembut seperti ini? Apa ia sangat lemas atau dia merasakan sakit itu?

Lama sekali dia memakai baju, apa serumit itu baju yang aku siapkan untuknya? Ada ada saja anak itu.

Akhirnya kami pun sarapan bersama, tak ada kata yang terucap saat ini. Ya begitulah kami, jika tak ada yang penting maka tak ada obrolan pula.

"Kyle-ah," ucap Jimin membuka percakapan

"Ne? Ada apa?"

"Barusan aku memesankan tiket untukmu, kau ikut denganku. Aku tak mau meninggalkan kau sendiri di posisi kita baru menjalin keluarga," ucap Jimin panjang lebar.

"Ne? Jimin-ah aku tak masalah jika ditinggal sendiri, aku bisa menjaga diriku,"

Uhuk uhuk.. wek...

Aneh tiba-tiba aku merasa perutku tak enak kepalaku agak sedikit pusing dan aku merasa mual ingin muntah, ada apa denganku? Jika Jimin sakit siapa yang akan merawatnya jika aku pun sakit.

"M-mm Jimin-ah aku ke toilet sebentar ya,"
Ucapku terbata-bata karena menahan rasa ingin muntah ini.

Aku pun berlari ke washtafel di kamar mandi-ku. Sungguh aku merasa pusing sekali, tapi aku teringat kata-kata eomma.

-Flashback-

"Kyle-ah, kau jadi wanita tidak boleh nakal"
Ucap eomma tiba tiba

"Maksud eomma?"

"Iya kau ini kan sebentar lagi akan menikah, ku pastikan jika kau mual dan merasa ingin muntah itu pertanda kau sedang berbadan dua hasil dari kau dan Jimin, bukan yang lain"

"Ne? Aku tak pernah nakal eomma, aku pasti akan setia untuk Jimin. Memang pertandanya seperti apa?"

"Iyaa diawali dengan mual dan rasanya sangat ingin muntah, kepala akan terasa pusing seperti di putar-putar dan kau akan merasa lemas. Namun itu tak akan lama"

"Oh begitu, aku mengerti. Lalu setelah itu yang dilakukan apa eomma?"

"Oh iyaa di rumah yang eomma beli untukmu telah eomma simpan testpack di laci lemari-mu. Kau harus segera mengeceknya. Sudahlah eomma ke kamar dulu ya"
Ucap eomma langsung pergi meninggalkanku.

Aku sangat bingung, ternyata menjadi seorang istri bahkan menjadi ibu itu sangat sulit terutama saat melalui berbagai macam ujian yang tak mudah.

-flashback end-

Yeeey, udah dibaca belum part sebelumnyaa? Gimanaa nih, ada yang harus di perbaiki gaa? Comment dong readerkuuu;)

Terimakasih yang telah membaca ff gue ini yee, vommentnya jangan lupaaa okok


Fake Marriage Jimin - pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang