Rumah.
Arti rumah bagi kalian apa?
Naura, "Rumah itu tempat kita untuk pulang setelah lelah menghabiskan waktu seharian."
Wulan, "Bangunan besar yang di huni oleh Manusia. Dalam bangunan itu terdapat sebuah keluarga, yang bahagia."
Zeyyan, "Taik! Gue gak punya rumah, gue cuman numpang di rumah orang-orang."
Keysa, "Tempat aku bisa pulang dan merasakan kenyamanan."
Yuda dan Yuna, "Kita ini kembar jadi harapan kami pun juga sama, bagi kami rumah itu dimana kami bisa melakukan apa saja yang kami mau tanpa takut dilihat oleh orang lain."
Dinda, "Rumah? Bagi aku rumah itu seperti Ayah dan Ibu. Gak papa aku tidak punya rumah asalkan aku masih bersama Ayah dan ibu."
Andika, "Jangan tanya gue, lo tanya aja sama bokap gue. Tanyain apa arti rumah bagi dia. Kalau boleh tanya sekalian dia itu punya rumah atau kagak."
Derron, "Rumah, boleh gue sebut rumah sakit jiwa? Soalnya rumah gue ada di sana. Maksud gue orang yang gue anggap sebagai rumah itu ada di sana. Tapi, BUKAN REYHAN!"
Geo, "Asalkan Papa dan Mama masih bersama, berarti gue masih punya rumah."
Aura, "Ngapain sih nanya ke gue? Mau rumah lo gue bakar? Tapi kalau boleh jujur, Rafka udah gue anggap sebagai rumah sih."
Saras, "Jangan ngomong rumah di depan gue, plis! Gue paling trauma untuk pulang ke rumah. Kalau boleh yah, gue rela tidur semalaman di bawah kolong jembatan atau di tepi jalan dari pada harus pulang ke rumah."
Bara, "Rumah? Bangunan yang dibeli bokap untuk gue? Iya, untuk gue. Soalnya bokap jarang pulang. Katanya dia lebih betah di kantor dari pada harus pulang. Jadi gue pikir tuh rumah di beli khusus untuk gue."
Aldi, "Bangsat! Kok gue di bawa-bawa sih? Lo nanya rumah? Banyak noh orang jual rumah, atau lo mau kontrakan? Hubungi gue aja, pasti gue cariin."
Rafka, "Hadeh giliran gue. Iya deh iya, kalau gak salah sih banyak diantara teman gue yang menganggap gue sebagai rumahnya. Bahkan ada diantara mereka yang lebih betah tinggal di rumah gue dari pada harus pulang ke rumah mereka. Tapi, karena gue senang mereka nganggep gue sebagai rumahnya, gue sampai lupa, sebenarnya tempat gue untuk pulang itu di mana? Makam bunda, hanya itu jawaban paling tepat.
*****
Waktu telah menunjukkan jam 12 tengah malam, tepat hari ini Rafka sedang lembur di tempat kerjanya.
"Gak pulang? Lo mau nemenin gue lembur ampe jam 3?"
"Emang boleh?"
Tebak siapa manusia yang rela nemenin temannya lembur sampai jam 3 pagi, jawabannya adalah Derron. Awalnya Derron datang ke sini bersama teman ekskul nya, mereka berdiskusi untuk mengikuti suatu lomba. Semua teman Derron sudah pulang, tersisa dirinya saja.
"Harus banget lo kerja kayak gini? Apa gak capek?" tanya Derron penasaran.
"Gue rasa lu gak perlu nanya, orang gila mana yang gak capek kerja seharian full tanpa istirahat." Jawab Rafka malas.
"Derr, andaikan gaji lembur gue bisa menghidupkan kembali Bunda gue. Gue rela lembur tiap hari dan putus sekolah demi Bunda." Tiba-tiba kalimat itu terlintas di benak Rafka, baru kali ini Rafka membicarakan tentang dirinya di depan orang-orang. Biasanya Rafka akan hadir dengan sosok ceria dan pendengar setia jika bersama temannya.
"Ka, gue tau ini berat. Tapi orang meninggal gak bakal bisa hidup lagi."
Ah, rasanya bagai disambar petir. Semenjak di tinggal oleh bundanya. Sekarang baru Rafka tersadar jika bundanya benar-benar sudah tiada. Selama ini Rafka hanya mengira bundanya cuman pergi dengan waktu yang cukup lama dan pasti akan kembali kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Butuh Rumah
Fanfiction[FOLLOW DULU BARU BACA YGY] Sebuah kisah singkat, sekumpulan anak remaja yang menginginkan kasih sayang keluarga seperti di dongeng. Didewasakan oleh keadaan tidaklah mudah, mencoba untuk bertahan dengan keluarga yang tidak harmonis. "Rumah mewah b...