24 - Tawa Palsu

16 0 0
                                    

Kelakuan aku di rumah dan di sekolah itu berbeda.

Ada yang seperti itu? Kira-kira apa yah alasannya kok bisa dalam 2 tempat ini punya karakter dan sifat yang berbeda?

"Yah lu udah mau pulang?"

Bell pulang sudah bunyi 2 jam yang lalu tapi Saras dengan Aura masih berada di sekolah. Keduanya memilih untuk nongkrong di gazebo sekolah sembari cerita-cerita hal random yang mereka alami di kelas tadi.

"Iya Ras, gue dapat tugas Biologi 20 nomor dam harus dikumpulin besok." ucap Aura menarik Saras agar segera pulang.

"Gue males pulang Ra." balas Saras dengan wajah memelas.

"Lo milih untuk tetap disini sendirian atau ikut gue pulang?" Aura sebenarnya juga tidak tega meninggalkan Saras sendirian di sekolah tapi gimana lagi, "Atau lo kerumah gue aja? Sekalian nanti kita mampir di supermarket beli cemilan."

Saras menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sebenarnya dia juga mau ke rumah Aura tapi Saras merasa tidak enak selalu merepotkan Aura. Mungkin Aura ingin belajar dengan tenang tapi kehadirannya malah membuat Aura terganggu.

"Kayaknya gue milih untuk tetap disini deh Ra, enak disini anginnya sejuk." Balas Saras.

Tentunya Aura tidak akan membiarkan Saras sendirian disini, apalagi hari akan segera gelap. "Di rumah ada kipas Ras, ayok lah ikut gue pulang aja. Gue gak bakalan tenang kalau ninggalin lo disini sendirian."

"Ra, gue ini udah dewasa. Kelas 2 SMA masa lo masih khawatir sih? Gak papa gue disini aja sendirian, lagian noh masih ada anak anak yang lagi ekskul. Gue gak sendirian kok."

Dengan berat hati akhirnya Aura meninggalkan Saras sendirian di gazebo.

"Gue gak mau pulang, males ketemu Mama."

Saras melihat seseorang berjalan kearahnya, sepertinya dia kenal dengan orang itu. "IHH AYANG REGAN GANTENG!" Pekik Saras seperti orang kemasukan melihat Regan berjalan kearahnya.

"Ngapain masih disini? Bukannya pulang." tanya Regan duduk di samping Saras.

Saras dibuat terpukau dengan Regan, mungkin karena habis main futsal jadi dia keringatan, sehingga membasahi tubuhnya dan membuat dirinya semakin keren. "Lo keringatan banget Gan, makin ganteng aja deh kalau lo kayak gini." Puji Saras, tapi nyatanya Regan sudah muak dengan berbagai pujian yang selalu Saras katakan kepadanya.

"Gue mo pulang, lo masih mau disini?"

Pulang? Akh ini baru jam 6 sore. Saras tidak mau pulang sebelum jam 8 malam.

"Nggak."

Regan tidak banyak bicara, Ditariknya Saras untuk ikut pulang bersamanya. Lagian buat apa juga Saras disekolah sampai malam. Mau api unggun?

"Ih gue gak mau pulang Gan, gue masih mau disini!" Saras melepas genggaman tangan Regan, aslinya Saras juga salting. Kapan lagi juga coba bisa pulang bareng Regan tapi itu semua tidak membuatnya luluh untuk tetap disini.

"IH REGAN LU NGAPAIN?!"

"Diem!"

Regan membopong tubuh Saras seperti membawa karung beras, Saras juga sangat kaget dengan perlakuan Regan. "Gue gak suka penolakan Ras, apalagi ini menyangkut tentang lo. Mau lo ketemu pocong dengan kuntilanak?"

Saras hanya bisa diam, dia sedang menikmati moment yang pastinya hanya akan terjadi sekali seumur hidupnya. Tidak sia-sia dia menolak ajakan Aura.

Dalam waktu 20 menit akhirnya Saras telah sampai di depan rumahnya. "Thanks Gan," ucap Saras lalu keluar dari mobil Regan.

Aku Butuh Rumah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang