27 - Superhero

44 2 0
                                        

"Keluar dari rumah saya!"

"Tenangkan diri kamu dulu Rafka, Saya dan Pak Adhi hanya ingin bicara." Sam yang baru saja menginjakkan kakinya di ruang tamu bersama Adhi, langsung diusir oleh Rafka.

"Nak, Papa mohon, Maafkan Papa. selama ini Papa menyesal dengan perbuatan saya sendiri." Lirih Adhi dengan sungguh-sungguh.

"Gak!"

Rafka sangat tidak suka dengan posisi ini, dia terlihat seperti anak yang kurang ajar kepada orangtuanya, Walau kenyataannya memang seperti itu. Rafka harus mencari cara agar Papanya tidak datang lagi mengganggunya.

"Papa akan melakukan segala macam cara nak, asalkan kamu mau memaafkan Papa." Ucap Adhi, bagaimana pun dia tidak boleh menyerah. Cukup di masa lalu saja dia menyerah dan malah menelantarkan anak istrinya, hanya karena menyerah dengan penderitaan hidup bersama mereka.

"Okeh, kalau anda bisa membawa keluarga baru anda ke rumah saya, mungkin anda akan mendapat maaf dari saya."

"Dan, anda harus meminta maaf di depan saya saat itu juga. Secara langsung!"

Rafka yakin, cara ini tidak mungkin Papanya akan mau melakukannya. Bagaimana bisa Adhi tiba-tiba merusak kehidupannya sendiri hanya karena Rafka, Pikir nya.

Adhi dan Sam mematung mendengar syarat dari Rafka, itu adalah hal yang sulit untuk dia lakukan.

"Apakah tidak ada cara lain? Tuan Adhi pasti akan dibenci oleh keluarga nya." Ucap Sam.

"Bodo amat! Sekarang kalian sudah mendengar syarat dari saya, jika dalam waktu 1 bulan anda tidak melakukannya, saya akan menghilang dari hadapan kalian. Karena saya yakin kalau Pak Adhi tidak akan mungkin menyerah dan terus datang mengganggu saya." Setelah itu Rafka mendorong kedua pria yang bertubuh besar itu untuk keluar dari rumahnya.

Rafka sengaja memberikan permintaan yang susah, mungkin dengan begitu Adhi bisa melupakan kehadiran nya. Rafka hanya tidak mau merusak kebahagiaan Papanya, walau dia sudah menunggu sejak lama kehadiran Papanya, tapi tidak mungkin Rafka tiba-tiba hadir diantara kehidupan Andika dan Alin.

"Bunda, maaf. Afka tidak bermaksud kurang ajar ke Papa. Hanya ini yang bisa Afka lakukan, Afka ingin agar Papa membenciku dan melupakan ku. Lalu fokus dengan keluarga barunya." Lirih Rafka sambil menangis di ruang tamu.

"Memang sepatutnya gue hidup sebatang kara. Andai dari dulu gue sadar, gak ngarep kehadiran Papa kembali, Mungkin gak bakal sesakit ini rasanya."

Sedangkan Adhi, dia dibuat bingung dengan persyaratan dari Rafka. Memang keluarga nya sudah tahu kalau dia pernah menikah sebelumnya, tetapi Adhi tidak pernah mengaku kalau dia punya anak dari pernikahan itu.

"Menurut mu Sam, apa istri saya akan marah karena tidak jujur selama ini?" tanya Adhi.

Sam yang sedang menyetir mobil hanya menjawab seadanya, "saya juga tidak tau Tuan,"

"Tapi, mungkin Nyonya Diana tidak akan marah."

"Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?" tanya Adhi kembali.

Tepat setelah mengajukan pertanyaan itu, mobil telah memasuki pekarangan rumah Adhi. Setelah memarkirkan mobil, Sam keluar untuk membukakan pintu bosnya.

"Saya izin pulang Pak, selamat beristirahat." Ucap Sam lalu pergi meninggalkan Adhi.

°•°•°•°•°


Apa kalian pernah berpikir seperti ini.

Ibu itu superhero.

Aku Butuh Rumah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang