[FOLLOW DULU BARU BACA YGY]
Sebuah kisah singkat, sekumpulan anak remaja yang menginginkan kasih sayang keluarga seperti di dongeng.
Didewasakan oleh keadaan tidaklah mudah, mencoba untuk bertahan dengan keluarga yang tidak harmonis.
"Rumah mewah b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading♡
Kosong.
Hening.
Hampa.
Itulah kata yang patut diucapkan jika melihat isi rumah Rafka, rumahnya memang tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Semuanya memang terasa nyaman. Namun, Dia butuh sosok teman yang bisa diajak berbicara dirumah, bukan hanya teman tapi penyemangat hidup.
"Lo itu sebatang kara jadi gak usah banyak tingkah." perkataan Bayu waktu balapan kala itu masih terngiang di kepala Rafka.
Sekarang sudah jam 8 malam tapi Rafka sama sekali belum pernah makan sejak tadi pagi, alasannya? Selera makannya terasa hilang bahkan makanan yang masuk di mulutnya terasa pahit.
Geo nyokap manggil lo ke rumah, rencananya kita mau pergi ke cafe makan malam.
"Kek gini mulu perasaan, semenyedihkan itu yah hidup gue?" Rafka menjatuhkan dirinya pada sofa besar yang berada pada ruang tamu. Hanya ini peninggalan yang ditinggal kan oleh orangtua Rafka, Rumah dengan isi yang lengkap dan sebuah motor yang biasa Rafka pakai kesekolah dan balapan.
"Gue malah laper." Ucap Rafka merasa perutnya sejak tadi bunyi, dia lupa kalau tadi disekolah tidak pernah ke kantin. Rafka memang selalu kayak gitu, dia hanya akan makan disaat sudah sangat lapar. Jika 1 hari dia tidak pernah merasa lapar maka dia juga tidak akan makan.
Begitu membuka kulkas, terlihat hanya ada telur dan air dingin. Rafka baru ingat kalau dia belum pernah belanja untuk kebutuhan dirinya.
"Males banget gue keluar beli makan."
Tok tok tok
"Pasti Geo."
Rafka berjalan menuju pintu lalu membukanya, ternyata bukan Geo yang datang melainkan Derron.
"Derron?"
"Lo kesini naik apa? Terus lo tau alamat gue dari mana?" tanya Rafka menatap seluruh tubuh Derron karena siapa tau ada yang luka, kompleks rumah Derron memiliki jalanan yang sempit jadi terkadang mobil susah masuk.
"Naik motor gue, santai aja kali gue ini kan udah gede."
"Masuk gih, biar gue buatin lo minum."
"Gak usah, sebenarnya gue kesini karena mau ngajak lo makan bareng. Tadi gue dapat kiriman dari om gue makanan banyak banget sedangkan gue dirumah cuman sendiri jadi gue ngide bawa kesini aja terus kita makan bareng." Derron menunjukkan kresek putih berisi kotak makanan.