Queen-48 (The Wrath of a Brother)

103 10 8
                                    

Queen-48 (Murka nya Seorang Kakak)

Happy Reading Guys 📖

Sorry For Typo 🌙

"Tak akan aku ampuni orang yang telah berani mengusik orang-orang tersayangku. Aku telah bersabar ketika adikku diculik dan dipukuli. Tetapi aku tak bisa bersabar ketika Ratu yang aku jaga direndahkan. Dia Queen yang begitu terhormat dan berkelas, yang menjadi malaikat bagi ku dan adik-adikku. Tak akan aku beri ampun bagi siapapun itu! Kalian telah menyulut jiwa psycho yang terkubur dalam diriku!"

Azqa Raditya Herdian


"Azfian itu kuat sayang karena kita yang melatih dan menempa nya sebelum kakak pergi. Dia akan baik-baik saja," ucap kak Gara lembut meyakinkan aku bahwa Azfian baik-baik saja.

Walau begitu Kak Gara menekan pedal gas menambah kelajuan mobil yang ia kendarai.

Aku hanya diam karena berusaha menahan amarahku yang siap meledak.

"Baby boy, perintahkan semua anggota yang mengikuti kita dari rumah singgah untuk membuat jalan. Kalau perlu untuk sementara waktu jalan Merpati ditutup dan dikosongkan. Tempatkan beberapa personil kepolisian untuk menjaga jalan Merpati saat kita sampai disana agar tak didekati warga yang penasaran. Kakak tidak mau adanya korban dari orang-orang yang tak bersalah," ucapku menoleh ke Revan meminta Revan untuk membuat jalan sampai ke Jalan Merpati.

"Baik kakak Queen," sahut Revan lalu mengaktifkan immunicator-ear di telinga kanan nya.

"Assalamualaikum, untuk semua anggota yang ikut dengan kami dari rumah singgah  untuk membuat jalan agar kami cepat sampai di tempat kak Fian disandra," salam dan beritahu Revan ke semua anggota gabungan yang tadi mengikuti kami dari rumah singgah menggunakan motor.

"Waalaikumussalam, baik Prince, kami akan mengosongkan jalan di depan untuk Queen, Prince, dan semuanya," jawab semua anggota gabungan di seberang sana.

Semua anggota gabungan yang mengendarai motor pun langsung menekan tombol sirine yang menandakan kalau kami sedang ingin lewat. Dan ada keadaan darurat hingga membuat kami semua segera sampai di tempat.

Semua pengendara jalan yang mendengar sirine dari 30 motor anggota gabungan pun memilih minggir. Karena juga ditertibkan oleh 30 anggota gabungan. Semua pengendara dipenuhi rasa penasaran siapa yang akan lewat jalan raya. Dan siapa orang penting yang dikawal oleh ratusan kendaraan mewah.

Sesampainya di depan gedung kosong yang ada di jalan Merpati, keadaan sekitar gedung sudah kosong. Dan ada pembatas yang dibuat oleh polisi yang jarak nya 1 km dari gedung kosong. Yang dijaga oleh 100 personil kepolisian sesuai yang aku perintah kan. Melihat mobil dan motor kami, pihak polisi langsung memberikan jalan. Aku menurunkan jendela mobil untuk melihat gedung kosong yang ada Azfian didalam nya.

"Kak, berhenti disini," ucapku ke Kak Gara yang langsung menghentikan mobil di dekat salah satu rumah yang sudah kosong.

Karena semua warga yang ada di Jalan Merpati sudah polisi evakuasi menjauh dari lokasi yang akan menjadi medan pertempuran. Sekarang aku sudah tak main-main lagi jika menyangkut anggota ku yang sudah aku anggap adikku sendiri.

Aku pun membuka pintu mobil tanpa menunggu kak Gara lagi, kak Gara hanya bisa menghela nafas pelan. Lalu ikut keluar dari mobil, begitu juga dengan kak Adefa, Revan, Dad Arshell, Bang Langit, dan semua saudaraku.

Azqa dan Azdika juga ikut turun dari motor sport mereka dan berlari mendekati kami.

"Queen," panggil Azqa dan Azdika membuatku menoleh dengan raut wajah dingin.

Queen's Mafia Gangster 👑 Season 2 (On Going & Slow up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang