This story is purely self-conceived.
plagiarism is prohibited, it is better to work with your own thoughts better ⚠
DESKRIPSI QUEEN'S MAFIA GANGSTER S2 :
Kisah ini berbeda dari kisah sebelum nya, perjalanan Queen semakin berliku dan berat.
Banyak m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sorry For Typo 📍
"Aku mohon berjuang lah karena semua nya menanti Ratu mereka. Jangan pergi meninggalkan ku, jika dirimu pergi maka aku tidak punya alasan kembali untuk pulang. Kamu adalah rumahku, dunia ku, dan hidupku. Jadi aku mohon berjuang dan bertahan lah RATU ku"
Anggara Fathaniel Jhonson
Ertha maupun Samuel yang berada di alam bawah sadar ketika mendengar bisikan dari Revan pun menyanggupi. Karena kedua nya juga sama tidak menginginkan aku untuk ikut serta dalam menyiksa musuh. Mereka tahu kalau tubuhku masih demam dan perutku masih merasakan mual karena asam lambung ku.
Aku yang mengetahui hal itu pun semakin cemberut, tidak saudara, tidak alter ego sama saja posesif.
Tasha, Aurell, Warda, dan Liam gemas dengan aku yang cemberut karena tak diizinkan ikut bersama mereka.
Tasha dan Aurell sama-sama mencubit pipi gembul ku, Tasha mencubit pipi kananku sedangkan Aurell mencubit pipi kiri ku. Sehingga kedua pipi ku terasa sakit kalau mereka berdua mencubit pipiku dengan pelan.
"Kok kami gemes sih sama kamu Rik?" ucap Aurell yang gemas dengan aku.
"Ishh sakit Qilla, Tasha," ringis ku lalu menepuk tangan mereka di kedua pipiku.
"Haha, Masyaallah ya sudah kamu istirahat dan nanti juga Mama Vita sama Bunda Shella kesini untuk bawa bubur untuk kamu Val," ucap Tasha setelah tertawa karena berhasil membuatku cemberut. Serta memberitahukan kalau Mama dan Bunda Shella mengantar bubur untukku.
"Huft, baiklah kalian berdua hati-hati. Dan untuk kamu Iam, Blue minta bantuan Iam karena Iam lihat Blue sedang tidak baik-baik saja," sahut ku yang pada akhirnya membiarkan Tasha dan Aurell bermain-main dengan penyusup. Dan aku juga meminta bantuan Liam.
"Bantuan apa Blue? Pasti Blue, pasti Iam membantu Blue. Jadi Iam harus apa?" sahut Iam dengan cepat ketika aku meminta bantuan nya.
Aku memunculkan kacamata khusus di telapak tangan kanan ku.
"Iam ulurkan tangan mu," titahku ke Liam.
Liam tak banyak kata pun mengulurkan tangan nya, lalu aku memberikan kacamata buatan ku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
