Bismillahirrahmannirrahiim
《Happy reading guys》
.
.
.• 13.24 WIB
Beberapa saat kemudian, kini Haura pun sudah boleh untuk kembali ke rumah, namun saja.. ia masih rawat jalan, karena luka di bagian kepala dan juga di bagian kaki masih sering terasa sakit jika di gunakan
Kini Haura dan juga Ghifa tengah berkemas-kemas barang bawaan nya untuk di bawa kembali ke rumah. "Ada yang ketinggalan lagi gak ya?", ucap Ghifa
"Udah semua kayak nya?", jawab Haura sembari mengecek barang-barang di sekitarnya
"Ya udah, kamu tunggu disini dulu bentar, kakak mau ke depan"
"Iya"
Ghifa pun pergi keluar dari ruangan Haura. Dan lihatlah.. seketika senyum pun terukur di wajah gadis itu. "Akhirnya woy lah... gue bisa keluar juga dari ruangan ini", ucap Haura dengan sumringah
Ketika ia tengah bergumam seorang diri, tiba-tiba Ghifa datang bersama seorang suster sembari membawa kursi roda. "Loh? Ngapain bawa kursi roda kak?", tanya Haura yang kebingungan
"Menurut mu?"
"Aku bisa jalan sendiri loh"
"Kata dokter nya suruh pake kursi roda, Ra.. nurut ya?"
"Ya udah, biar aku duduk sendiri di kursi roda nya"
Apakah Ghifa kesal karena Haura terus-terusan menolak jika di tolong? Tentu tidak.. justru Ghifa melihat sendu adek nya itu, ntah apa yang telah terjadi di dalam hidup Haura, sampai-sampai ia menjadi wanita yang apa-apa tidak butuh bantuan siapapun, dan lebih memilih menyulitkan diri nya sendiri
"Pelan-pelan", ucap Ghifa dengan khawatir. Dan sesekali ia reflek ingin membantu memegang tangan adek nya itu agar tidak terjatuh
"Nah.. bisa sendiri kan aku?". Haura pun tersenyum karena berhasil meyakinkan Ghifa jika bisa melakukan apapun itu sendiri tanpa banyak meminta bantuan dari nya
Ghifa yang melihat Haura tersenyum seperti itu pun, reflek ikut tersenyum lalu mengangguk. "Iya deh.. terserah kamu aja"
"Ih.. terserah aja bilang nya?"
"Kayak cewek ya sus? Itu kan template kita gak sih?", canda Haura kepada suster yang berada di belakangnya itu
Suster tersebut pun hanya terkekeh sembari mengangguk malu. "Udah yuk pulang?", ajak Ghifa
"Yuk lah"
Suster tersebut pun membantu Haura untuk mendorong kursi roda yang kini tengah di pakai oleh pasien nya itu. Ghifa? Dia berada di samping Haura sembari membawa barang-barang bawaannya selama beberapa hari di rumah sakit
Sekilas Haura melirik ke arah Ghifa yang nampaknya repot sendiri itu membawa barang-barang bawaannya, sudah seperti orang pindahan saja?
"Bentar sus", ucap Haura
Seketika Suster dan Ghifa pun reflek berhenti mendengar ucapan Haura. "Kenapa, Ra?", tanya Ghifa
"Kakak susah ya bawa barang nya? Tas nya simpan disini aja, aku bisa kok pegang nya pake tangan kiri"
"Udah, gak usah"
"Nanti kena orang loh itu, barang-barang nya udah kayak orang mau pindahan juga? Sini aku yang bawa tas nya, biar kakak bawa sisa nya"
Bukannya Ghifa memberikan barang-barang itu kepada Haura, ia malah terdiam sembari melamun. "Heh, Muhammad Ghifa Algara! Malah bengong? Sini tas nya", ucap Haura
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Aznanta [End]
Teen Fiction"Dia Aznanta" menceritakan tentang seorang gadis bernama Haura Zivandra, yang terkenal akan kepribadian nya yang cuek dan juga pendiam, sehingga siapapun yang melihat nya akan mengira jika diri nya sedang marah. Padahal tidak Hingga pada suatu ketik...