[48] Markas

78 6 0
                                    

Bismillahirrahmannirrahiim

《Happy reading guys》
.
.
.

Kini Haura pun tengah berada di sebuah ruangan pada suatu tempat, yang dimana tempat tersebut adalah tempat untuk nya dan juga teman-teman nya itu berkumpul. Ya.. sebut saja markas

Kini mereka pun tengah berbincang-bincang untuk menanyakan sesuatu hal yang memang sudah waktunya untuk di tanyakan. "Gimana sama kehidupan kalian? Udah membaik?", tanya Haura dengan serius

"Udah, hubungan gue sama orang tua gue juga juga udah membaik sejak sebulan kemarin", jawab Yesa sembari tersenyum

"Gue juga, ternyata selama ini gue terlalu egois sampe gue gak ngeliat ketulusan dari apa yang selama ini orang tua gue kasih ke gue" saut Zee

"Yang lain?", tanya kembali Haura

"Udah, Ra", jawab mereka semua

"Ra.. makasih ya? Berkat lo sama Tasya, hubungan gue sama keluarga gue mulai membaik, gue sadar dengan apa yang selama ini gue perbuat, semua itu salah, gue udah durhaka sama orang tua gue", ucap Nita sembari menunduk, menyesali apa yang selama ini ia perbuat dengan keluarga nya

"Makasih juga ya, Ra? Karena selama ini.. lo sama kak Tasya udah jadi tempat buat kita-kita cerita, maaf ya kalo selama ini banyak cerita buruk nya, gue gatau lagi mau cerita ke siapa, untung aja gue kenal kalian", saut Yosi sembari tersenyum haru

Haura yang mendengar jawaban dari teman-temannya itu pun, seketika ikut senang, karena makna dari lambang kupu-kupu itu, hampir semua sudah mereka dapatkan. "Gapapa guys.. ini semua bukan berkat gue ataupun kak Tasya. Ini semua emang udah takdir Tuhan, mungkin di balik ini semua.. Tuhan mau liat perubahan baik kalian, kesabaran kalian, perjuangan kalian untuk benar-benar berubah menjadi lebih baik lagi. Semangat ya!"

"Btw.. enak ya, Ra. Jadi lo? Lo punya keluarga yang lengkap, harmonis, apalagi lo punya kedua kakak yang sayang sama lo", ucap Mita dari seberang sana

Seketika Haura pun terdiam sembari terkekeh. "Hahah.. iya, Mit. Bersyukur banget gue ada di keluarga ini. Kalian juga jangan lupa bersyukur ya? Terus perbaiki hubungan kalian sama orang-orang yang sempat punya permasalahan sama kalian, mau kita ataupun bukan yang salah, minta maaf duluan itu gak ngerugiin kok, gak ngerendahin juga. Semangat ya!"

"Btw.. abis lo lulus sekolah, lo mau kuliah atau kerja?", tanya Yosi kepada Haura

"Gue mau mondok", jawab Huara dengan singkat. Dan siapa sangka?? Atas jawabannya barusan, itu membuat teman-teman nya seketika terkejut

"HAH?! DEMI APA LO MAU MONDOK?", teriak Zee karena terkejut

"TERUS NIH MARKAS MAU DI APAIN?! RA.. GUE GAMAU APA YANG GUE TAKUTI TERJADI", ucap Mita yang tak kalah terkejut

"Iya, apa yang lo takuti itu, lama gak lama bakalan terjadi"

Tiba-tiba mereka semua pun menangis, mereka tak sanggup harus berpisah satu sama lain, mereka tak mau jika akhirnya harus menjadi asing. Mengapa disaat mereka mulai sukses, semua keadaannya mulai membaik, mereka harus berpisah? Ini tak boleh terjadi!

"GAK! INI GAK BOLEH TERJADI! INI GAK ADIL!", ucap Yosi sembari menangis terisak-isak, tak terima jika hal itu akan terjadi nantinya

"Guys.. perpisahan ini bukan bertujuan buat jadi asing, kita cuma berpisah buat sementara. Satu persatu di antara kita pasti bakalan memulai kehidupan yang baru, kalian pasti bakalan punya pasangan kalian masing-masing. Gue cuma gamau kalian akan di benci oleh keluarga kalian hanya karena gue. Please.. gue harap kalian ngerti.", jelas haura

"NGAPAIN KELUARGA KITA BENCI KITA? KITA GAK NGELAKUIN KESALAHAN, RA! SELAMA INI ORANG TUA GUE UDAH PERCAYA SAMA LO! SAMA KAK TASYA! GUE BOLEH KELUAR KALO SAMA KALIAN DOANG! RA. JANGAN EGOIS RA! GUE GAMAU INI TERJADI!", sentak Mita yang juga kesal dengan keputusan Haura barusan

Suasana di dalam markas pun kini menjadi panas, emosi mereka sedang memuncak, mereka tak terima dengan keputusan yang Haura ambil itu. Namun di sisi lain.. Haura juga menangis, sebenarnya ini adalah hal yang tak ingin sekali ia akhiri, tapi apa boleh buat? Ia hanya tak ingin orang-orang terdekatnya menjadi sasaran atas serangan Gang motor lain. Dan sebenarnya yang terjadi...

*flashback on : part 44

"Makasih Karin, hati-hati ya pulang nya?", ucap Haura yang kini sudah berada di rumah Tasya, karena tadi pulang di antar oleh temannya itu

"Iya, Ra. Jangan sedih lagi ya? Nanti ketemu lagi kok sama mereka"

"Iya, Rin"

"Ya udah, aku pulang ya? Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Karin pun melajukan kembali motornya itu, sedangkan Haura berjalan masuk ke dalam rumah. Baru saja beberapa langkah, tiba-tiba ponselnya pun berbunyi, ia mengira pesan itu dari Umi, Tasya ataupun Abi. Karena ia merasa.. rumah nya itu begitu sepi, seperti tak ada orang di dalam sana, namun ternyata.. pesan itu, dari nomor yang tak ia kenali.

*Room chat :

Seseorang itu :

"HALLO.. BAJ*NGAN! GIMANA KABAR LO? ENAK YA LO HIDUP BEBAS SETELAH LO DI NYATAKAN GAK TERBUKTI? BREN*SEK LO! TUNGGU PEMBALASAN GUE!"

Ia pun tak menghiraukan chat itu, dan mengabaikannya begitu saja. Namun... ketika ia melangkahkan kembali kakinya itu, tiba-tiba ponselnya pun berbunyi kembali, tapi kali ini dengan nomor yang berbeda. Isshhh.. apalagi ini??

Seseorang :

"HALLO ANAK ANJ*NG! GIMANA? UDAH DAPET DAREN NYA? HM... CARI MUKA YA SAYANG?? LO BREN*SEK TAU GAK HAURA!! TUNGGU PEMBALASAN GUE!

Ia pun menghela nafasnya dengan berat, mengapa permasalahannya ini datang tidak satu persatu? Mengapa langsung semua??

Dan tanpa di sadari, kini kepalanya tiba-tiba saja terasa begitu pusing, dan juga.. apa ini?? Mengapa tiba-tiba saja bajunya ada tetesan caranya berwarna merah??

Reflek ia pun memegang daerah hidung nya itu, dan benar saja.. ternyata dia mimisan, mungkin karena ia terlalu lelah keseringan menangis dalam beberapa hari belakangan ini? Sehingga pembuluh darahnya menegang dan terjadilah mimisan

Ia pun tak kuat lagi menahan keseimbangan tubuh nya, kepalanya benar-benar terasa pusing sekarang, cairan merah yang keluar dari hidungnya pun semakin bersegera mengenai pakaiannya, sehingga..

*bruk

Ia pun terjatuh di halaman depan rumah, dan tidak ada seorang pun yang mengetahui itu.

*flashback off

"Gue gatau apa yang akan terjadi kedepannya nanti, gue gamau kalian kenapa-napa, biarin gue selesaiin ini semua sendiri, karena disini permasalahannya ada di gue", jelas Haura yang meminta agar teman-temannya itu mengerti maksud akan perkataannya ini

"Kenapa? Lo ngelakuin apa? Punya urusan lo sama anak lain? Guna nya kita disini apa cok?!", tanya Mila yang sedari tadi diam

"Urusan pribadi, Mil. Gapapa ya? Ini keputusan terbaik"

"Terbaik menurut lo! Tapi gak menurut kita! Egois lo!"

Mereka semua pun mendiami Haura begitu saja, dan Haura yang merasa di perlukan seperti itu pun, seketika pamit dari hadapan mereka, ia tak ingin mereka tambah muak melihat wajahnya di sana. "Ya udah lah, pamit deh gue. Kalo ada yang mau di omongin lagi, kabarin aja gue", ucap Haura sembari pergi keluar dari tempat tersebut

Namun.. baru beberapa langkah ia pergi, suara teriakkan pun terdengar, sehingga ia pun terhenti sejenak. "AAARGHHHHH!!", teriak salah seorang dari dalam

"Sorry guys, gue cuma gamau kalian kenapa-napa hanya karena gue, ini masalah pribadi gue yang emang semestinya harus gue selesaiin sendiri", ucap nya dalam hati, lalu melanjutkan langkah kakinya itu, dan pergi keluar dari pekarangan Markas

Dia Aznanta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang