[40] Sunrise

95 8 4
                                    

Bismillahirrahmannirrahiim

《Happy reading guys》
.
.
.

• 03.24 WIB

Suara alarm pun kini membangunkan seorang gadis yang baru saja tertidur selama 3 jam yang lalu. Yupss.. dia Haura, semalam ia tidak bisa tertidur karena suasana hatinya yang tiba-tiba saja tidak membaik, pikirannya kacau, jadi ia hanya bisa menangis untuk menenangkan dirinya itu

"Aduhhh, kepala gue kok sakit ya?", lirih nya sembari memegang kepalanya yang terasa sakit

Dan tanpa disadari, salah satu dari temannya pun ternyata juga terbangun, lalu melihat Haura yang kesakitan seperti itu. "Ra? Kamu kenapa?", tanya mba Niar panik

Sontak Haura pun menoleh ke arah sumber suara. "Gapapa kok, kepala nya cuma sakit aja tadi", jawab nya

"Kurang tidur itu, semalam kamu abis nangis juga kan? Maka nya pusing"

Haura yang mendengar ucapan dari temannya itu pun sontak terkejut, karena.. perasaan semalam ia melihat teman-teman nya itu sudah pada tertidur pulas? Lagipula.. ia menangis pun tidak ada suara nya, mengapa mba Niar bisa tau jika semalam ia menangis?

Haura pun hanya bisa tersenyum sembari menunduk pasrah untuk semua yang terjadi kepadanya saat ini. Mengapa semua nya datang secara bersamaan?? Dan untuk saat ini.. bagian tersakit adalah, ia harus berpisah dengan lelaki itu, lelaki yang sudah sebulan ini membuatnya menjadi semangat lagi untuk hidup

"Ra? Kamu gapapa?"

Haura pun menggeleng dan terus menunduk, namun ternyata.. diam-diam ia meneteskan air matanya, sebenarnya ia sudah lelah karena nangis semalam, tapi lagi dan lagi.. air matanya selalu memaksa untuk keluar

Mba Niar yang merasa jika temannya itu sedang tidak baik-baik saja pun, seketika beranjak dari kasurnya, lalu menghampiri gadis itu dan memeluknya. "Kalo mau nangis, nangis aja gapapa. Mau cerita? Ceritalah", ucap mba Niar sembari mengelus-ngelus kepala Haura

"Aznanta nanti senin selesai PKL ya? Kok cepet banget? Aku baru kenal dia sebulan, aku masih mau bareng dia, hiks.. hiks..", jawab Haura sembari terisak-isak, karena menurutnya.. untuk segala permasalahan yang datang, bagian paling menyakitkan adalah ia harus berpisah dengan lelaki itu, lelaki yang sudah sebulan ini sudah menjadi penyemangat hidup nya, lelaki yang tanpa ia sadari, ia sudah mengajarkan kebaikan kepada seorang gadis yang kini sudah jatuh cinta dengannya

"Kan nanti kalo Aznanta udah lulus juga masih bisa ketemu? Kalo ngga nanti kan kita bisa video call-an sama mereka?"

"Aku PKL nya masih lama ya? Aku gak bisa ngebayangin hampa nya tanpa mereka nanti, aku mau bareng Aznanta"

Mba Niar pun bingung bagaimana cara menenangkan gadis itu, ia sudah benar-benar berubah sekarang, padahal dulu ia tidak banyak berbicara? Dulu ia terlihat begitu pendiam dari teman-temanya? Mengapa semenjak ia mengenal lelaki itu, ia menjadi seperti bergantung kepada nya? Sebegitu pentingnya kah lelaki itu di hidup nya?

"Ra? Sebegitu pentingnya kah Aznanta di hidup mu?"

"Banget, sebelumnya aku gak pernah kenal sama cowok sebaik ini, bahkan tanpa ia sadari, ia sudah merubah kehidupan seseorang, yang dulu nya gak percaya akan cinta, kini menjadi percaya kembali semenjak ia hadir. Ia juga pernah menjadi motivasi seorang gadis untuk berhijrah, ia pernah menjadi penyemangat seseorang, yang dulu hampir putus asa. Ia begitu penting di kehidupan seorang gadis yang sangat membutuhkan peran lelaki di dalam hidup nya, di hidup seorang gadis yang kehilangan peran seorang Ayah, aku gak kuat hiks.. hiks..", ucap Haura yang tanpa ia sadari, ia meluapkan isi hati nya itu

Dia Aznanta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang