Enam

718 78 125
                                    

Seperti paksaan Toris sebelum nya Dikra dan Xender akhirnya terpaksa menuruti keinginan nya untuk mencari Ghea, terlalu malas dan risih mendengar rengekan dan paksaan yang selalu Toris lakukan di setiap kesempatan membuat mereka terpaksa menyetujui keinginan nya.

Dan hasil yang mereka dapatkan setelah seminggu mencari adalah nihil, sama seperti para prajurit yang sebelumnya mereka remehkan dan mereka ragukan kinerjanya mereka pun kini mengalami hal yang sama, kegagalan dan hal itu membuat mereka marah dan kesal setengah mati, hingga rasanya dendam akan membalas Ghea apa bila mereka menemukan nya kelak, membalasnya tanpa ampun dan kejam tentunya hingga anak itu merasa jera kabur dan mempermainkan mereka seperti saat ini.

"Ayah aku rasa anak haram mu itu kini telah menjadi jalang sama seperti ibunya, hingga bisa bersembunyi dari kita selama ini, dari mana lagi dia mendapatkan perlindungan jika bukan dari menggoda seseorang untuk menampungnya yang tak mempunyai apapun kecuali tubuhnya itu." ucap Dikra pedas mencecar dan menghina Ghea yang sebenarnya adalah fitnah yang ia simpulkan sendiri didepan Ziander.

"Kau harus menjaga perkataan mu Dikra, bukan karena anak itu tapi karena wanita yang kau sebut jalang sebelum nya adalah seorang putri dari kaisar, bagaimana pun kau tidak dibenarkan menghina dirinya mengingat status mu yang berada dibawahnya." peringatan Ziander tegas tidak ingin anaknya mendapatkan masalah karena hal itu.

"Tidak akan terjadi apapun ayah, selagi tidak ada siapapun yang tahu kecuali kita saja di ruang ini." sahut Dikra acuh.

"Kau dan mulut mu memang sudah menjadi suatu kesatuan yang buruk, tidak bisa lagi di obati." kelakar Toris mengejek Dikra.

"Apanya yang jahat aku membicarakan kenyataan."

"Ya,ya bagi dirimu ucapan pedas serta hinaan yang keluar dari mulut mu itu adalah suatu kebenaran, tapi tidak bagi orang yang mendengar nya."

"Hentikan perdebatan kalian, sekarang bagaimana kelanjutan pencarian tentang anak itu yang sampai sekarang tidak mendapatkan hasil apapun?" tanya Xender melerai perdebatan kedua saudara nya, dan kembali ke pembahasan semula.

"Tetap cari, aku tidak lagi penasaran tentang keberadaan anak itu hidup atau mati aku tak perduli, aku malah lebih penasaran bagaimana ia bisa bersembunyi dan siapa dalang dari persembunyian nya selama ini hingga bisa lolos dari pencarian kita." jawab Ziander acuh, yang disetujui ketika anaknya.

_________''

"Akhirnya sampai juga kita Ar, dua Minggu lebih perjalanan dengan kuda, entah akan selama apa lagi jika aku memilih mengendarai kereta kuda." komentar Ghea lega, akhirnya mereka sampai ketempat tujuan.

"Setau ku membutuhkan waktu lima puluh hari jika menggunakan kereta kuda." jawab Arya seperti apa yang ia ketahui.

"Wow, sangat lama, sudah bagus memang sedari awal aku menggunakan kuda untuk perjalanan panjang ini." seru Ghea merasa bangga akan pilihan nya.

"Ya,ya tapi kau melibatkan aku di perjalanan panjang ini." gerutu Arya kesal.

"Hey, aku membayar mahal untuk jasa mu ya." sahut Ghea tidak terima.

"Ya aku akui itu, tapi resikonya aku harus kembali sendiri setelah ini untuk kembali ketempat semula." keluh Arya lesu. "Dan itu pasti sangat membosankan." lanjut nya lagi.

"Sudah menjadi derita mu, aku tak urus dengan hal itu." sahut Ghea kejam.

"Menyebakan."

"Itu dirimu."

"Aha ... bagaimana jika aku menetap disini bersama mu saja, aku malas kembali kesana, toh disana aku juga sudah tak memiliki kerabat." usul Arya semangat.

"Hey,,, kenapa jadi kau ingin mengikuti ku? Bukin beban saja, dengar siapa yang akan membiayai kehidupan mu jika kau ikut dengan ku? jangan katakan itu aku, jika benar terus terang aku menolaknya sedari sekarang." ucap Ghea terus terang, harus di katakan sedari awal, jangan sampai menambah bebannya yang sudah berat ini .

"Aku bekerja lah, kau pikir aku lelaki seperti apa yang menumpang hidup dengan seorang wanita apa lagi seorang anak kecil seperti mu, kau pikir yang aku lakukan sebelumnya apa jika bukan bekerja." marah Arya tidak terima, belum apa-apa dirinya sudah di rendahkan, memang menyebalkan si Ghea ini.

"Ya maaf, aku hanya memastikan, bagus lah jika kau sadar diri, dan kau bisa ikut jika begitu." ucap Geha akhirnya, sedikit bersalah memang mengenai ucapan nya sebelum nya tapi ia hanya memastikan.

"Sekarang kemana tujuan kita?" tanya Arya akhirnya menyudahi perdebatan mereka.

"Kita cari ruko kosong yang disewakan, cari yang bisa juga untuk di tinggali, untuk menghemat biaya, kita akan mencoba membuka usaha disana." usul Ghea.

"Kau yakin? maksud ku, usaha apa yang akan anak sekecil dirimu lakukan?" tanya Arya tidak yakin.

"Kau ikuti saja, kau akan tau nanti, dan jangan menilai orang lain dari penampilan nya, kau tak akan tau hal besar apa yang bisa seseorang lakukan."

"Ya, ya maafkan aku, aku kan hanya bertanya."

"Meremehkan lebih tepatnya."

"Kau mudah tersinggung ternyata."

"Itu lah wanita, jadi kau sebagai pria harus berhati-hati dengan lisan mu, karena salah atau benar wanita selalu benar."

"Peraturan dari mana itu?"

"Kau saja yang tidak tau."

"Lanjut saja lah ketujuan kita, malas aku meladeni mu, yang selalu ingin menang."

_______________________

"Ayah aku dengar si bajingan Ziander itu kehilangan anak bungsu nya." beritahu seorang pria dewasa kepada ayahnya yang seorang kaisar bernama Carles voxa, ia adalah putra mahkota anak pertama raja Eralno voxa

"Benarkah? Tidak heran, menjaga kesetiaan dan kehormatan nya saja ia tidak bisa apalagi menjaga seorang anak." hina Kaisar Carles pedas.

"Ku dengar selama sebulan lebih pencarian belum ada tanda-tanda ditemukannya keberadaan anak itu." beritahu nya lagi.

"Sesulit itukah mencari seorang anak kecil, memang pada dasarnya tidak berguna tetap saja tidak berguna, atas dasar itu pula aku menolak anak dari putri ku yang lahir dari darah dirinya yang bajingan itu, memang dia cucuku anak dari putri ku, tapi darah bajingan yang juga mengalir padanya membuat aku tidak bisa menerima dirinya dihidupku." ucap Kaisar acuh. "Biarkan saja, apapun hal tentang si bajingan itu aku tidak ingin tau, jadi berhenti menyampaikan nya pada ku." lanjut nya lagi, masih sangat sakit hati karena insiden di masa lalu membuat putri nya tertimpa kemalangan dan berakhir tiada.

"Ya ayah, maafkan aku yang secara tidak sengaja mengorek luka lama mu." ucapnya sesal merasa bersalah karena telah mengungkit masa lalu yang membuat ayahnya kembali merasa terpuruk.

"Ya, takdir telah menentukan aku tak bisa menentang hal itu."

"Maaf ayah."

"Kembali lah, aku ingin menenangkan diri." titah kaisar Carles mengusir Eralno untuk segera pergi meninggalkan nya.

"Baik ayah." ucapnya dan segera pergi meninggalkan ruangan.

"Ha.... Sudah sekian lama, tapi aku masih saja merasa belum mempercayai bahwa kau telah tiada nak." lirih kaisar sendu, mengenang masa lalu.

Hai aku kembali

Lancar aku up kan, pas ide lagi ngalir aja hehe, biasanya juga aku lama baru update

Maaf jika part kali ini gak sesuai dengan ekspektasi kalian ya

Makasih buat kalian semua yang udah baca dan kasi vote buat cerita ini ya.

Bay...bay jumpa lagi

3 Agustus 202⁴

GheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang