Pindah Rumah

177 5 2
                                    

Terimakasih sudah bacaa, jangan lupa votee nya yaa🙏😁
_________________________________

"Athar, kok belum tidur nak?" Tanya Riana yang baru saja selesai beberes dapur.

"Athar mau bikin ini mah." Ujar Athar sembari menunjuk sekotak susu bubuk kepada ibu mertua nya itu.

"Jadi kamu masih suka minum susu ya? Sini mama bikinin." Riana dengan senang hati menolong Athar.

"Nggak usah mah, mama istirahat aja udah malem loh, nanti mama kecapean Lo." Athar tidak enak hati untuk menerima tawaran Riana.

"Kamu nggak mau nurut ya sama mama, inget mama sekarang udah jadi seperti Amieh kamu juga." Athar pun akhirnya pasrah.

"Maaf mah, Athar tidak bermaksud seperti itu." Riana mengusap bahu Athar.

"Yaudah sekarang kamu duduk dulu di sini ya nak, biar mama yang bikinin." Athar pun akhirnya menurut.

Riana mulai memanaskannya air lalu membuka bungkusan susu itu lalu menuangkan nya kedalam gelas dan menyiramnya dengan air yang sudah panas.

"Ini nak susu nya awas masih panas, habis minum masuk kamar ya, langsung tidur. Mama duluan ke kamar ya." Ujar Riana sambil mengacak pelan rambut Athar.

"Iya mah, terimakasih maaf Athar ngerepotin." Riana tersenyum.

"Nggak kok nak." Setelah mengucapkan kalimat itu Riana pun masuk ke kamar.

Sedangkan Athar masih duduk di meja makan sembari menunggu susu itu dingin. Tiba-tiba Athar merasa rindu dengan Abieh dan Amieh nya. Singkat cerita waktu sudah menunjukkan waktu sepertiga malam.

"Ay, bangun dulu yuk shalat tahajjud." Ujar Athar dengan suara seraknya. Namun Athar tidak menyentuh Alaya sama sekali.

"Lo aja sanaaaaaaa, gue ngantukkk." Ujar Alaya dengan suara meninggi namun malas.

Athar pun akhirnya melaksanakan shalat tahajjud sendirian. Setelah tahajjud Athar membaringkan tubuhnya diatas sajadah. Tidak terasa azan subuh berkumandang. Athar kembali mengambil wudhu.

"Aya, bangun shalat subuh dulu." Alaya merasa terganggu dengan suara Athar.

"Ih Lo ribut banget sihhhhh." Dengan sengaja Alaya melemparkan sebuah buku dengan cover yang keras kearah Athar.

Ujung buku itupun mengenai dahi Athar, perlahan dahinya mengeluarkan sedikit darah. Alaya melanjutkan tidurnya.

"Ay, tapi shalat subuh itu wajib, ayo bangun dulu sebentar, nanti lanjut tidur lagi." Alaya pun bangun dari tempat tidurnya lalu mengambil wudhu dan shalat dengan kecepatan kilat lalu kembali tidur.

Sedangkan Athar yang sudah selesai shalat langsung bergegas untuk mandi. Selesai mandi Athar menempelkan sebuah plaster untuk menutupi luka di dahinya. Athar juga menyisir rambutnya sedikit kebawah agar luka itu tertutupi sehingga Rangga atau Riana tidak akan bertanya. Tepat pada pukul tujuh pagi Athar dan Alaya di panggil untuk sarapan.

"Kamu kok masih berantakan si nak, suami kamu aja udah rapi, wangi kamu masih berantakan." Ujar Riana kepada putrinya yang baru saja bangun tidur.

"Aya males mandi mah dingin." Jawab perempuan itu dengan ada malas.

Untuk pagi ini Athar berinisiatif untuk mengambil sarapannya sendiri tanpa harus menunggu Alaya untuk mengambilkannya.

"Kenapa ambil sendiri nak biar Alaya aja."

"Nggak apa-apa mah, Athar bisa kok." Jawab laki-laki itu.

Hari ini Riana memasak udang goreng tepung bersama dengan tumis kangkung. Athar hanya mengambil sayuran itu karena dia alergi terhadap udang.

"Kenapa nggak dimakan udangnya nak?" Tanya Rangga.

"Athar nggak bisa makan udang pah, Athar alergi." Jawab laki-laki itu.

"Maaf ya nak Mama tidak tahu, kamu nggak apa-apa makan cuma pakai sayur aja?" Tanya Riana tidak enak hati.

"Nggak apa-apa mah Athar suka kok sama tumis kangkung." Jawab laki-laki itu saya tersenyum.

Kemudian mereka semua mulai membaca doa lalu makan. Saat makan Rangga salah fokus ke arah dahi Athar yang terlihat seperti tertempel oleh plaster. Selesai makan Rangga pun bertanya kepada Athar.

"Nak itu dahi kamu kenapa?" Seketika Athar panik saat mendengar pertanyaan Ayah mertuanya itu.

"Emmmm, n-nggak apa-apa kok pah." Nada bicara atas terdengar sangat gugup.

Sedangkan Alaya sudah panik karena dia takut Athar akan menjelaskan penyebab luka yang ada di dahinya.

"Jangan bohong kamu." Ujar Rangga sembari mengusap rambut Athar ke atas hingga terlihatlah lukanya yang tertutup plaster itu.

"Nah kan, jujur ini kenapa?"

"T-tadi Athar k-kejedot pah." Rangga tau sebenarnya Athar berbohong.

"Kamu nggak bohong kan? Lain kali hati-hati." Athar mengangguk paham.

"Untung aja si saus tartar itu nggak jujur, kalau nggak bisa kena ceramah gue sama papah." Batin Alaya.

Selesai makan mereka kembali ke kamar. Athar menanyakan suatu hal kepada istrinya itu.

"Aya, kamu mau honeymoon ke mana?" Tanya Athar.

"Dih ngapain honeymoon sama cowok tuli kayak Lo." Alaya melemparkan sebuah bantal guling kearah Athar.

Athar kemudian diam dan keluar dari kamar itu dan memutuskan untuk membantu Rangga yang sedang membersihkan taman belakang rumah.

Saat di kamar Alaya terpikir bahwa nanti malam dia akan pergi ke sebuah club bersama Lena. Alaya pun berfikir keras supaya dia bisa pergi malam ini. Kemudian Alaya terpikirkan suatu ide.

"SAUS TARTAR LO DIMANAAA?" Teriak Alaya sambil mencari Athar.

"Saya di halaman belakang, nggak usah teriak saya masih bisa dengar." Jawab laki-laki itu. Alaya langsung ke halaman belakang.

"Kamu ya teriak-teriak, mana nggak sopan lagi manggil kayak gitu." Omel Riana.

"Maaf mah, pinjem Athar nya bentar ya." Alaya langsung menarik pergelangan tangan Athar lalu membawanya menuju kamar.

"Duduk Lo." Perintah Alaya dan Athar pun menurut.

"Ada apa?" Tanya laki-laki itu.

"Lo udah punya rumah sendiri kan?"

"Alhamdulillah sudah." Jawab Athar.

"Kita pindah yuk, hari ini juga." Athar kebingungan dengan permintaan Alaya yang tiba-tiba.

"Kamu udah siap untuk tinggal di sana?" Alaya mengangguk.

"Iya gue mau kita pindah hari ini juga." Akhirnya mereka turun untuk mengatakan hal ini kepada Riana dan Rangga.

Riana dan Rangga sempat terkejut dan menayangkan alasan kenapa putrinya itu tiba-tiba ingin pindah di hari itu juga.

"Kenapa buru-buru nak?" Tanya Rangga.

"Aya mau mandiri pah mah." Karena Alaya mengotot akhirnya Rangga dan Riana mengizinkan.

"Yesssss, gue bisa pergi ke club malam ini." Ujar Alaya di dalam hatinya.

Cinta Tulus Athar Untuk AlayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang