Amarah Alaya

135 5 1
                                    

Tepat setelah shalat subuh Alaya sudah mulai sadar, dan efek minuman itupun sudah berkurang. Alaya membuka matanya dan terlihat lah seorang lelaki yang sedang duduk di sebuah kursi dengan air mata yang berlinang.

"T-thar lu k-kenapa?" Tanya Alaya dengan nada ketus. Athar langsung melihat kearah Nara.

"Alhamdulillah kamu sudah sadar, kenapa kamu melakukan hal itu?" Tanya Athar dengan lirih. Alaya teringat akan perbuatannya tadi malam.

"Ya terserah gue lah, gue bukan anak kecil thar, jadi ya gue bebas buat ngelakuin apa aja." Athar mencoba menasehati Alaya pelan-pelan.

"Tapi itu dosa ay, Allah nggak suka kamu berbuat seperti itu." Emosi Alaya tiba-tiba naik.

"Lo apa-apaan sih, dosa juga dosa gue. Kalau Lo nggak seneng, silahkan ceraikan gue sekarang Lo cari istri yang Soleha sana." Athar menghela nafasnya.

"Saya nggak akan pernah menceraikan kamu ay, kamu bagi saya hanya satu yang pertama dan yang terakhir." Alaya seketika terdiam dengan perkataan Athar.

"ALAH ALESAN, KELUAR LO DARI KAMAR GUE." Athar pun hanya menurut, Athar bangkit dari duduknya lalu keluar dari kamar itu.

🍊🍊🍊🍊

Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi, meskipun Alaya sudah marah-marah kepada dirinya Athar tetap peduli dengan Alaya.

Kini Athar sedang berkutat di dapur untuk memasak ayam goreng tepung. Athar sangat pandai dalam memasak karena dulu dia sering melihat Amieh nya memasak di dapur. Setelah beberapa saat Athar menghantarkan makanan itu ke kamar Alaya.

"Ay, ini saya bawakan makanan, ayo sarapan dulu." Alaya sebenarnya gengsi untuk menerima makanan itu namun mau bagaimana lagi perutnya sudah keroncongan.

Alaya pun membuka pintu lalu mengambil nampan itu tanpa berterima kasih sedikitpun kepada Athar. Athar pun hanya berusaha untuk selalu sabar dan berdoa agar hati Alaya segera terbuka.

Lena my besti
___________________

AY, LO BENER-BENER YE, NIKAH KOK NGGAK BILANG-BILANG SIH, LO UDAH NGGAK NGANGEP HUE LAGI😡

Len, Lo ngomong apa sih siapa yang udah nikah

Ya elo lah, tadi malem pas gue nganterin lu ada cowok ganteng yang langsung gendong Lo, dan bawa Lo masuk pas gue tanya dia bilang dia itu suami Lo

Yaudah, ayo jemput kita ke cafe biasa biar gue jelasin sama Lo semuanya.

Bener ya, awas aja Lo bohong

Iya iya

Setelah itu Alaya langsung mencari Athar dengan emosi yang menggebu-gebu. Alaya pun melihat Athar yang sedang makan.

"HEH, LO KENAPA BILANG SAMA TEMEN GUE KALAU KITA UDAH NIKAH HAH? LU TAU NGGAK, GUE MALU PUNYA SUAMI JADUL, ALIM, UDAH GITU TULI LAGI." Athar menelan nasi yang masih tersimpan di dalam mulutnya.

"Ay, maaf saya tidak sempurna seperti orang lain, tapi izinkan saya untuk menjadi suami yang baik untuk mu." Alaya berdecih.

"Nggak akan pernah, dan awas aja kalau Lo ngadu ke mama papa gue." Alaya mengambil gelas Athar lalu menyiram air yang ada di gelas tersebut kearah wajah Athar.

"Ay, kamu mau kemana?" Tanya Athar yang melihat Alaya keluar rumah.

"BUKAN URUSAN LO." Athar langsung menghubungi salah satu bawahannya untuk mengikuti mobil yang membawa Alaya.

🍊🍊🍊🍊

"Lu beneran udah nikah ay, ceritain dong." Tanya Lena. Mereka berdua sekarang ada di salah satu cafe.

"Lo janji jangan bilang siapa-siapa, jadi semenjak gue lost contac sama Devan, papa jodohin gue sama laki-laki itu. Tapi gue benci banget dan malu punya suami kayak dia." Lena menatap heran saat mendengar perkataan Alaya.

"Kenapa Lo malu, dan benci sama dia? Dia cakep loh pake banget lagi, dan yang gue liat dia emang alim sih orangnya, tapi itu baik malah soalnya tujuan kita hidup untuk kembali pulang kepada Allah ay." Meskipun Lena terkadang nakal, dia masih tetap ingat kepada Allah.

"Asal Lo tau, tu cowok tuli ege, dia pake alat bantu pendengaran, udah gitu gue mau ngapa-ngapain selalu salah di mata dia." Kemudian Lena kembali menjawab.

"Ay, meskipun dia begitu dia jauh lebih ganteng dari pada Devan, hati-hati nanti Lo jatuh cinta. Gue aja kepincut waktu pertama liat dia." Alaya memutar bola matanya malas.

"Ganteng sih, tapi tuli."

"Hus, jangan ngomong gitu." Ujar Lena.

"Lo mau nggak jadi istri dia, gue ikhlas deh." Reflek Lena mengeplak kepala Alaya.

"Heh, gini-gini pun gue bukan pelakor."

"Yaudah kalau nggak mau." Jawab Alaya.

"Tapi ay, dia peduli loh sama Lo. Kemarin malem dia sampai nangis liat Lo pulang dalam keadaan mabok gitu."

"Dih nggak peduli gue." Meskipun kalimat itu yang keluar dari mulut Alaya, dia sebenarnya terkejut saat mendengar kalau Athar peduli dengannya.

🍊🍊🍊🍊

Sedangkan di rumah Athar sudah kembali tenang karena dia telah mendapatkan laporan mengenai keberadaan Alaya. Karena sudah masuk waktu Dzuhur Athar pun mulai shalat. Selesai shalat Athar berdoa.

"Ya Allah, sesungguhnya hanya engkau zat yang maha pembolak-balik hati manusia, saya mohon ya Allah kembalikan hati istri saya kepada jalan mu, dan buatlah dia menerima kekurangan saya." Athar menitihkan air matanya karena hatinya terasa sedih karena belum bisa membimbing Alya sepenuhnya.


Cinta Tulus Athar Untuk AlayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang