Seblak

169 6 1
                                    

Amieh surga kuu🤍
___________________________

Assalamualaikum sayang, gimana keadaan kamu nak?

Alhamdulillah mieh Naka udah enakan

Kamu nggak bohong kan?

Nggak Amieh kuuuu, Naka nggak bohong kok suer✌️

Amieh Abieh perlu kesana nggak sayang?

Nggak usah mieh, insyaallah dua hari lagi Naka kesana bareng Aya

Bener ya, Amieh tunggu yaudah sekarang kamu istirahat yaa

Iya surgaku, Syukron, assalamualaikum

Wa Alaikum salam sayangg

🍊🍊🍊🍊

"Thar, gue laper pesanin gue makanan kek?" Athar sedikit terkejut saat menyadari Alaya sudah berada di hadapannya.

"Kamu mau makan apa istrikuu?" Lagi-lagi pipi Alaya langsung memerah saat mendengar perkataan Athar.

"Apaan sih, cepet pesenin gue seblak yang pedes banget!!!."

"Nggak baik ay, ini sudah malam nanti kamu sakit perut." Untuk masalah makanan Athar memang selalu detail karena dia tidak ingin orang-orang yang ia sayangi jatuh sakit.

"Gue nggak peduli sini handphone Lo." Alaya menarik paksa handphone Athar lalu memesan seblak dengan level pedas yang sangat tinggi.

"Ni handphone Lo." Alaya melemparkan handphone tersebut kearah Athar.

"Astaghfirullah." Lirih Athar.

Kemudian Athar juga memesan makanan untuk dirinya sendiri. Setelah selesai membuat pesanan, Athar pergi ke dapur untuk membuat segelas susu dan juga mengupas buah jeruk. Setelah selesai Athar membawa jeruk dan susu itu keatas meja makan lalu berdoa dan mulai menyantapnya sembari menunggu pesanan nya tiba.

"THARRRRRR, PESANAN GUE UDAH DATENG BELOM?" Teriak Alaya, Athar pun hanya diam sambil menikmati buah kesukaannya itu. Alaya yang kesal pun mendatangi Athar.

"Thar Lo denger nggak sih gue manggil." Alaya melihat ke telinga Athar dan ternyata Athar masih menggunakan alat pendengaran nya.

"ATHAR NAKA AL-KHAIRI, LU DENGER GUE NGGAK?" Lagi-lagi Athar hanya diam.

"Atharrr, pesenan gue udah dateng belom?" Tanya Alaya dengan nada yang mulai merendah namun kesal.

"Pesanan kamu belum datang sayanggg." Seketika Alaya memalingkan wajahnya karena salting namun dia tetap masih gengsi.

"Dih najis." Ujar Alaya sambil memutar bola matanya.

"Terserah saya mau panggil kamu dengan sebutan apa, toh saya suami kamu walaupun kamu tidak menerima itu. Dan kalau bicara nggak usah teriak, selagi ada alat ini saya masih bisa mendengar kamu tanpa harus teriak-teriak." Alaya terdiam saat Athar berbicara sepanjang itu karena biasanya Athar irit bicara.

"Hm." Alaya hanya menanggapi perkataan Athar dengan berdeham singkat.

"Eh lo makan apaan tuh bagi dong." Athar tersenyum lalu menyodorkan semangkuk jeruk itu kepada Alaya.

"Ini, makanlah." Ujar Athar dengan lembut.

Alaya memakan jeruk itu dengan lahap karena sedari tadi dia sudah lapar. Tanpa di sadari Alaya juga meminum hingga habis susu yang di buat oleh Athar tadi. Sebuah senyuman terukir dari bibir Athar melihat kelakuan Alaya. Beberapa saat kemudian datanglah pesanan mereka Athar pun membawa makanan itu ke meja makan.

"Kamu yakin mau makan ini? ini level 10 loh." Alaya langsung merebut plastik seblak tersebut dari Athar.

"Yakin, udah jangan sok khawatir Lo." Alaya mengambil sebuah sendok lalu membawa makanan itu menuju kamarnya. Sedangkan Athar makan sendirian di meja makan.

🍊🍊🍊🍊

S

etelah beberapa menit Alaya turun ke dapur dengan keringat yang bercucuran dan bibirnya memerah karena ke pedesan.

"Thar, Lo nggak mati kan gara-gara makanan yang Lo pesen? Nanti kayak kejadian tadi sore lagi." Athar mencoba untuk memberikan sedikit efek jera kepada Alaya.


"Nanti kalau saya yang meninggal duluan kamu sedih loh." Degg entah mengapa tiba-tiba perkataan Athar membuat hati Alaya tiba-tiba merasa khawatir kalau hal itu akan terjadi.

"Iss, Lo apa-apaan sih asal ngomong begituan." Rasanya air mata Alaya sudah tidak bisa di tahan lagi, perempuan itu pun segera masuk ke kamarnya.

Athar tidak bermaksud apapun saat mengatakan kalimat itu. Athar hanya ingin Alaya bisa berubah menjadi lebih baik dan menjaga perkataan nya.

Didalam kamar Alaya sudah tidak bisa menahan tangisnya. Dia merasa sedih saat pikiran nya terbayang kan kalau Athar akan pergi pulang kepada Tuhannya.

"Aaaaa, gue kenapa jadi sedih sihhh." Ujar Alaya yang kesal pada dirinya sendiri.

Alaya pun akhirnya memutuskan untuk tidur agar semua pikirannya itu tidak selalu berputar bagaikan kaset rusak. Sedangkan Athar masih sibuk mengecek pekerjaan nya.

Cinta Tulus Athar Untuk AlayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang