Matahari pagi sudah bersinar indah. Athar, Alaya serta Amieh Abieh nya baru saja selesai sarapan. Kini Athar akan segera bersiap untuk berangkat ke kantor.
"Saya berangkat dulu ya ay, nanti kamu mau di bawakan apa?" Tanya Athar sembari mengusap rambut Alaya.
"Gue nggak mau apa-apa, gue cuma mau Lo cepet pulang." Athar memeluk Alaya.
"Insyaallah hari ini saya cepat pulang." Seketika Alaya bersorak gembira.
"Yeiiiiii, janji yaaaaa." Alaya mengarahkan jari kelingkingnya kepada Athar.
"Iya sayanggg." Jawab Athar sambil mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari milik Alaya.
Setelah itu Athar juga berpamitan kepada kedua orangtuanya kemudian berangkat ke kantor. Sesampainya di kantor Haziq menyambut Athar. Saat jam makan siang Athar menyampaikan sesuatu kepada Haziq.
"Ziq, kamu mau ikut ke Makkah nggak?" Seketika Haziq terkejut.
"Lu kesambet apa gimana sih?" Tanya Haziq.
"Saya serius, ini sebagai ungkapan terimakasih saya sama kamu karena sudah setia menjadi sahabat saya."
"Nggak usah thar, uangnya di tabung aja." Athar menggelengkan kepalanya.
"Uang bisa di cari, tapi ini kesepakatan untuk kita ibadah bersama." Akhirnya Haziq pun mau. Athar juga meminta tolong untuk memesan 5 tiket untuk pergi umroh.
Singkat cerita Athar mencari refrensi untuk mengulang foto prewedding mereka. Setelah dirasa pas Athar pun pulang ke rumah. Saat di jalan Athar membeli makanan untuk Alaya dan kedua orangtuanya.
"Atharrrrrrrrr gue kangen sama looooo." Alaya mengejar dan langsung memeluk Athar yang baru saja mengucapkan salam.
"Saya juga rindu sama kamu, liat ini saya bawa apa?" Ujar Athar sambil melihatkan sebuah plastik ke arah istrinya itu.
"Wahhhhh mie sama ice cream, gue mauuuuu." Athar terkekeh melihat Alaya.
"Okey, habis ini kita makan bareng ya?" Alaya mengangguk seraya tersenyum.
🍊🍊🍊🍊
"
Nakaaa, ayaa Amieh udah kupasin jeruk nak ini juga ada susu." Asnah menyerahkan sebuah nampan kepada kedua anaknya itu.
"Syukron ya habibati amiehhh." Athar tersenyum manis kearah Alaya.
"Na'am ya abni." Jawab Asnah seraya mengusap rambut Athar.
"Amieh Abieh ke kantor astidza dulu ya nak, ada sedikit urusan."
"Iya Amieh." Jawab mereka berdua.
Setelah Asnah dan Ahdad pergi Athar tiba-tiba saja mendusel-dusel di lengan Alaya. Entah kenapa rasanya Athar sangat nyaman di dekat Alaya.
"Lo kenapa sih tharr, tiba-tiba kayak Miu gini suka ndusel." Alaya mengacak rambut Athar.
"Jangan manggil Lo gue, aku kamu gitu, atau kamu panggil saya mas" Alaya berfikir bahwa perkataan Athar ada benarnya juga. Selama ini dia sudah tidak sopan dalam memanggil Athar.
"Maaf ya gue eh aku udah nggak sopan. Tapi Lo eh maksudnya kamuu mau di panggil mas aja nggak?"
"Saya suka dengan panggilan itu." Jawab Athar menyetujuinya.
"Tapi mas jangan pake kata saya, jangan terlalu formal juga dong aku jadi serasa bawahan mas" Jawab Alaya dengan nada yang kaku.
"Hehe maaf, kebiasaan di kantor."
"Tapi sama Abieh Amieh mas nggak formal tu apalagi sama si Miu, apa kamu masih belum anggap aku sebagai istri mas" Alaya memanyunkan bibirnya karena kesal.
"Tidak, emm maksud nggak gitu, mas cuma takut kamu nggak nyaman sama cara mas bicara." Alaya masih diam karena kesal.
Tiba-tiba Athar mencium bibir Alaya yang manyun. Hal itu membuat Alaya kaget setengah mati ketika menyadari Athar melakukan hal itu.
"Ihhhhhh, kenapa cium sihhh." Ujar Alaya dengan muka memerah.
"Karena bibir kamu lucu kayak bebek itu, mas jadi gemas." Jawab Athar sambil menunjuk kearah boneka bebek kemarin.
"Aaaaa apaan sih, mulut mas manis banget pasti banyak Lo eh maksudnya mas punya banyak mantan."
"Nggak cintakuu, kamu satu-satunya perempuan mas cintai setelah Amieh." Alaya terkejut saat menyadari bahwa dia adalah cinta pertama Athar.
"Mas nggak bohong?" Athar menggelengkan kepalanya seraya tersenyum.
"Aaaaaa kenapa sih makin hari makin bikin aku jatuh cintaaaaaa sihhhh." Alaya langsung memeluk Athar. Sedangkan Athar hanya terkekeh.
"Oh iya, kita siap-siap untuk foto prewedding ya besok di studio saja, nanti pas udah di Mekkah kita foto lagi disana."
"Kita jadi ke Mekkah?" Tanya Alaya kembali.
"Insyaallah jadi sayangggg, tiketnya sudah di pesan."
"Sultan emang beda ya." Alaya bertepuk tangan karena kagum.
"Ini rezeki kamu dan kita semua dari Allah." Suara lembut Athar membuat hati Alaya terasa nyaman.
"Makasih yaa mas udah baik sama aku. Padahal sebenarnya aku tidak pantas untuk mas." Ujar Alaya tertunduk.
"Tidak sayang, jangan berbicara seperti itu kita semua sama-sama pendosa udah mas nggak suka kamu ngomong seperti itu." Alaya mengangguk paham.
"Sudah, ayo kita istirahat besok kita mau foto."
"Iya mas." Jawab Alaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tulus Athar Untuk Alaya
Roman d'amourTidak ada satupun orang tua yang ingin melihat anaknya terjerumus ke dalam maksiat. Hal itulah yang dialami Rangga dan Riana. Putri semata wayang mereka telah berada di jalan yang salah. Sebagai orang tua mereka mencari solusi untuk putri mereka aga...