Bucin Tingkat Akut

227 8 2
                                    

Selesai makan mereka melanjutkan perjalanan menuju Madinah. Di perjalanan alaya sangat manja kepada Athar.

"Mas wangi banget sihhh." Alaya menghirup aroma Athar.

"Ih kamu ada-ada aja." Athar terkekeh mendengar perkataan Alaya.

"Tapi emang wangi, mas mau pelukk." Tanpa pikir panjang Athar langsung memeluk Alaya dan mengusap-usap punggung nya.

Selama diperjalanan Alaya sangat manja dengan Athar. Athar pun dengan senang hati melayani istrinya itu. Singkat cerita mereka sudah sampai di Madinah.

Mereka pun memisahkan diri untuk segera mengunjungi makam Rasulullah. Alaya bersama mama dan Amieh, sedangkan Athar bersama abieh papa serta Haziq.

Saat telah sampai di bagian depan makam Rasulullah Athar menitihkan air matanya sembari mengirimkan doa kepada sang kekasih Allah itu. Athar juga mencurahkan segala rindunya kepada Rasulullah.

Sampai-sampai matanya sembab karena menangis. Selesai berziarah Athar kembali bertemu dengan Alaya. Athar segera berlari dan memeluk alaya.

"Ayyyyyyyy, mas kangen." Ahdad, Asnah, Riana, Rangga, dan Haziq langsung menatap kearah Athar.

"Amiehhh, liat Atharrr, Haziq juga mauuuuu" rengek Haziq kepada Asnah.

"Nggak tau tuh, naka kalau bucin emang nggak tau tempat, sini Amieh aja yang peluk." Haziq pun langsung memeluk Asnah.

Fyi, Haziq adalah saudara sesusuan Athar karena dahulu ibu Haziq meninggal dunia saat melahirkan Haziq. Sehingga Haziq sempat di asuh oleh keluarga ndalem.

"Ihhhhhh awas itu Amieh kuuuu." Athar melepaskan pelukannya dari Alaya lalu ingin merebut Amieh nya.

"Nggak mau wlee ini Amieh gue jugakkk." Ledek haziq.

"Awas nggak." Haziq pun menghindar.

"yaudah gue peluk yang ini aja ya" ujar Haziq pula sambil mendekati Alaya.

"HAZIQ." Haziq tertawa lepas begitu juga dengan Ahdad, Rangga dan Riana. Mereka juga menggelengkan kepala melihat kelakuan Athar.

🍊🍊🍊🍊

Setelah berziarah mereka shalat di Raudhah. Setelah shalat mereka mengaji dan melaksanakan ibadah lainnya. Setelah itu mereka lanjut shalat di masjid Quba, dan yang terakhir mereka mengelilingi masjid Nabawi.

"Masyaallah indah banget ya mas masjid nya." Ujar Alaya sambil memandang wajah indah Athar.

"Iya indah banget, tapi ada satu lagi yang indah loh." Alaya pun dengan polosnya bertanya.

"Apa itu mas?" Tanya Alaya dengan raut wajah yang bingung.

"Wajah kamu." Dua kata itu langsung membuat wajah Alaya langsung bersemu merah.

"Ih, mas ada-ada aja." Alaya mencubit pinggang Athar.

Setelah itu mereka pergi ke sebuah museum yang ada di sana. Mereka banyak melihat atribut Rasulullah dan beberapa benda-benda lain. Di sana mereka juga menemukan sebuah kisah tentang romantis nya Rasulullah kepada istrinya Khodijah.

"Aaaa mereka sweet banget yaaa." Alaya salah tingkah sendiri ketika membaca kisah itu.

"Iya masyaallah." Jawab Athar.

"Mas bisa gitu nggak?" Alaya berpura-pura menantang Athar.

"Insyaallah bisa ini buktinya." Athar langsung membubuhi wajah Alaya dengan ciuman untung saja kondisi disana sedang sepi.

"Mass, nanti kalau ada yang liat gimana?"

"Tadi kan kamu yang nantang." Athar terkekeh melihat wajah Alaya yang merah.

"Ya nggak di sini juga mas."

"Oh berarti nanti di hotel sama di rumah boleh yaaa." Alaya menghela nafasnya.

"Salah ngomong aku." Lirih Alaya membuat Athar tertawa puas.

🍊🍊🍊🍊

S

elesai dari semua rangkaian tempat yang mereka kunjungi kini mereka pergi ke pusat oleh-oleh untuk membeli beberapa makanan kecil dan juga aksesoris sebagai cinderamata. Setelah itu mereka kembali pulang ke hotel.

Sesampainya di hotel Athar benar-benar menjadi seribu kali lipat lebih manja dan juga lebih romantis kepada alaya.

"Ya Allah mas manja banget sih, bikin gemes tau." Ujar Alaya sambil mencubit hidung Athar.

"Kamu suka kan?" Alaya pun mengangguki pertanyaan athar.

Singkat cerita hari pun semakin malam. Selesai salat isya, Athar menyimak Alaya yang sedang mengaji.

"Ayo diperhatikan itu huruf ro-nya dibaca apa coba?" Alaya pun melihat ke huruf yang dikomentari oleh Athar.

"Oh iya ini dibaca panjang ya mas maaf aya lupa." Jawab alaya yang menyadari kesalahannya.

"Tidak apa-apa sayang." Lagi-lagi jawaban athar sukses membuat alata yang menjadi salah tingkah.

Tiba-tiba Alaya yang membaca sebuah ayat yang menceritakan tentang poligami. Alaya pun melangkaui ayat tersebut.

"Kenapa tidak dibaca sayang?" Tanya Athar yang kebingungan.

"Nggak mau ah Aya takut baca ayat ini kalau ada mas." Athar yang semula bingung pun memperhatikan ayat tersebut dengan seksama.

Setelah beberapa menit Athar pun paham kenapa Alaya tidak ingin membaca ayat itu. Athar pun terkekeh.

"Cintaku sayangku manisku, insya Allah mas tidak akan pernah melakukan hal ini sayang bagi mas cukup kamu seorang. Kamu saja sudah bisa membuat hidup mas terasa menjadi lebih indah." Athar langsung menarik Alaya untuk masuk ke dalam pelukannya.

"Mas janji ya nggak akan lakuin hal itu."

"Na'am ya zaujati." Athar mengecup kening dan kedua pipi Alaya.

Cinta Tulus Athar Untuk AlayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang