Setelah beberapa saat Alaya ingin kembali ke rumah, namun saat di perjalanan Alya singgah sebentar untuk membeli udang, dan sapi giling.
Karena kesal dengan Athar Alaya berniat untuk mengerjai suaminya itu untuk membalas kan rasa kesalnya. Setelah beberapa saat perempuan itu sudah sampai di rumah. Alaya segera menyimpan bahan makanan yang baru saja di belinya, dan meninggalkan sebuah tas di kursi yang ada di ruang tamu.
"Kamu dari mana saja ay?" Tanya Athar.
"Diem lu, nggak usah ikut campur dan kepo sama diri gue." Jawab Alaya dengan ketus. Alaya masuk kedalam kamarnya dan membanting pintu.
"Ya Allah, kenapa Alaya semakin seperti ini." Lirih Athar sambil menatap pintu kamar Alaya.
Kemudian laki-laki itu berjalan menuju sofa, disana dia melihat sebuah tas yang selalu di pakai oleh Alaya kemanapun. Tiba-tiba terbesit sebuah ide di benak Athar.
"Semoga dengan bantuan GPS ini, saya bisa memantau Alaya dimana pun." Gumam Athar.
Athar melepas gantungan kunci yang berbentuk boneka bintang itu lalu menyayat nya dengan cutter lalu memasukkan sebuah GPS. Kemudian Athar menjahit boneka itu asal-asalan karena dia tidak punya skill di sana.
Beberapa saat kemudian Alaya yang keluar dari kamarnya karena merasa bosan. Alaya pun datang menghampiri athar yang sedang sibuk dengan buku bacaannya.
"Thar, pinjem laptop lu dong, gue mau nonton film." Kedua mata Athar yang semula terfokus ke buku kini beralih kepada Alaya.
"Ambil saja di sana." Ujar Athar sambil menunjuk ke arah meja kerjanya. Alaya pun mengambil benda itu lalu mulai mencari film yang ingin dia tonton.
Singkat cerita waktu sudah masuk Maghrib, Alaya sedang menikmati film yang di tonton nya di laptop milik Athar.
"Ay, udah dulu nonton nya sudah azan loh." Alaya tidak menghiraukan perkataan Athar.
"Ay, ayo matiin laptop nya, kita shalat Maghrib dulu." Kemudian Alaya menjadi kesal.
"Nanti dulu njir, gue lagi seru nih." Ujar Alaya membentak Athar.
Athar juga manusia biasa yang memiliki emosional, apalagi kalau masalah ibadah, Athar tidak bisa mentoleransi hal itu. Athar merebut laptop itu dari alaya lalu membantingnya.
"Brakkkk"
"Sholat nggak!!!" Alaya terkejut setengah mati saat melihat Athar yang ternyata juga bisa marah.
"I-iya gue shalat." Kemudian Alaya yang langsung mengambil air wudu.
"Mau jamaah, atau sendiri?" Suara dingin Athar serasa menusuk kedalam hati Alaya.
"J-jama'ah." Jawab Alaya dengan gugup.
Kemudian Athar langsung membaca niat di sambung dengan takbiratul ihram. Alaya pun mulai mengikuti gerakan Athar. Selesai shalat Athar mengulurkan tangannya kearah Alaya.
Tanpa pikir panjang Alaya langsung menerima tangan Athar lalu menciumnya. Alaya melakukan ini semua karena masih takut dengan suaminya itu.
"Karena kamu tidak ingin saya ajak untuk pergi berlibur, maka besok saya akan mulai kerja. Kamu mau saya antar kerumah papa mama atau tetap di sini?" Alaya pun berfikir sejenak.
"Gue mau disini aja, nanti gue mau ajak Lena main ke sini." Jawabnya dengan nada rendah.
Sebenarnya Alaya sangat kesal dengan Athar namun dia takut untuk melawan karena dia berfikir Athar bisa saja melakukan hal-hal di luar nalar.
"Ya sudah, tapi kamu jangan pergi ke tempat-tempat aneh." Pesan Athar.
"Iya, iya saus tartarrrrrr, gue di rumah doang, nggak usah sewot Lo." Jawab Alaya.
"Sekarang kamu mau makan apa?" Tanya Athar dengan nada bicara yang sudah kembali melembut.
"Gue mau sushi."
"Baik, sebentar saya pesankan dulu." Setelah beberapa saat pesanan itu sampai.
Tanpa disadari mereka berdua makan bersama di meja makan meskipun diwarnai dengan keheningan. Namun sesekali Athar mencuri pandangan dan Athar pun terkekeh di dalam hati saat melihat wajah Alaya yang masih seperti ketakutan.
Setelah beberapa saat mereka makan, Athar mengumpulkan piring dan gelas tiba-tiba Athar salah fokus pada noda di pinggir bibir Alaya.
"Kalau makan itu yang bersih." Athar menggerakkan jari jempolnya untuk membersihkan noda tersebut.
Seketika wajah Alaya yang memerah saat Athar mengusap noda yang ada di pinggir bibirnya.
"Lo apa-apaan sih nyentuh-nyentuh gue." Alaya berdecak kesal lalu segera masuk ke kamarnya.
Athar bukannya takut dia malah tertawa melihat Alaya yang salah tingkah. Singkat cerita malam mulai larut. Athar dan Alaya sudah tertidur di kamar masing-masing.
Tidak terasa, waktu tahajud sudah masuk, Athar pun bergegas mengambil wudhu lalu shalat. Singkat cerita azan subuh berkumandang, Alaya sudah terbangun karena hari ini dia ingin membalaskan rasa kesalnya kepada Athar dengan menjahili suaminya itu.
"Aya, ayo bangun shalat subuh dulu." Ujar Athar sembari mengetuk pintu kamar Alaya.
"Iya, gue udah bangun." Saut nya dari dalam sana.
Setelah shalat subuh Alaya segera berkutat di dapur untuk membuat bakso udang yang di tambahkan dengan sedikit daging sapi. Alaya sengaja ingin melihat Athar gatal-gatal karena alergi nya kambuh. Itu semua untuk membalaskan rasa kesalnya. Setelah beberapa saat bakso itupun selesai di masak, Alaya langsung memasukkan nya ke dalam lunch box milik Athar.
"Thar, ni bekal Lo." Athar terkejut saat melihat Alaya yang menyodorkan sebuah tempat bekal padanya.
"Kamu serius?" Tanya Athar tidak percaya.
"Serius, Lo makan tu sampe habis." Athar pun mengangguk seraya tersenyum. Dia bersyukur Alaya sudah mulai ada perubahan.
🍊🍊🍊🍊
Waktu ishoma telah masuk, Athar sedang berada di ruangan nya bersama Haziq.
"Wedewww, basoooo, siapa yang bikinin thar?" Tanya Haziq saat melihat bekal Athar.
"Alaya, saya juga terkejut tiba-tiba dia bawain bekal untuk saya." Kedua alis Haziq saling bertautan saat mendengar perkataan Athar.
"Kok gua agak nggak yakin ye thar." Ujar Haziq yang merasa ada yang tidak beres.
"Hus nggak boleh suudzon" peringat Athar yang membuat Haziq langsung istighfar.
"Astaghfirullah, maaf thar."
"Iya nggak apa-apa, kamu mau nggak ini kita makan bareng." Haziq pun mengangguk dan mereka saling sharing bekal.
Namun baru beberapa saat setelah Athar memakan bakso tersebut, tubuhnya mulai terasa gatal-gatal, nafasnya tersengal-sengal dan mulai dia mulai batuk-batuk. Athar paling pantang memakan udang karena bisa membuat gatal-gatal dan sesak nafas.
"Ya Allah thar, lu kenapa?" Tanya Haziq dengan panik.
"D-dada saya sakit." Haziq langsung memberi Athar minum lalu memanggil dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tulus Athar Untuk Alaya
عاطفيةTidak ada satupun orang tua yang ingin melihat anaknya terjerumus ke dalam maksiat. Hal itulah yang dialami Rangga dan Riana. Putri semata wayang mereka telah berada di jalan yang salah. Sebagai orang tua mereka mencari solusi untuk putri mereka aga...